Memendam emosi atau memendam perasaaan, sering kali dianggap sebagai tindakan yang baik dan mulia, karena khawatir akan bisa menyakiti pihak lain apabila emosi itu diekspresikan.Â
Maka sangat banyak kita jumpai anjuran di tengah masyarakat, agar memendam emosi dan perasaan tanpa mengekspresikannya. Bahkan hal ini terjadi sejak masih anak-anak, dimana mereka selalu disuruh diam saat menangis, dan segera tenang saat rebut.
Yang dimaksud dengan memendam emosi (emotion suppression) adalah cara seseorang untuk tidak mengakui emosinya atau tidak mengekpresikan emosi tersebut. Demikian pula dengan memendam perasaan. Seseorang cenderung berusaha mengingkari perasaan tertentu, atau memendam berbagai perasaan yang berkecamuk dalam dirinya, tanpa diekspresikan.
Studi dalam ilmu kesehatan menunjukkan, ternyata emosi yang dipendam justru akan menimbulkan banyak masalah bagi kesehatan. Hal seperti ini tampak remeh dan sepele, namun memendam emosi dan perasaan dalam waktu lama akan berdampak terganggunya kesehatan fisik maupun mental.Â
Karena jika seseorang menekan emosi atau memendamnya, kemungkinan emosi itu akan terbuang dengan cara yang tidak tepat, bahkan bisa terekspresikan secara negatif kepada pihak yang tidak bersalah.
Ketika seorang istri memendam emosi negatif kepada suami karena tidak mampu mengekspresikannya, bisa jadi emosi negatif itu akan terekspresikan kepada orang lain yang berada disekitarnya. Misalnya, ia akan mudah marah dan emosional terhadap anak atau pembantu rumah tangga.Â
Demikian pula ketika suami memendam emosi negatif kepada istri, bisa jadi emosi negatif itu akan terekspresikan kepada orang lain yang berada disekitarnya. Misalnya, ia akan mudah memarahi anak buah di tempat kerja.
Memendam emosi membawa pengaruh buruk bagi kesehatan fisik dan mental. Sebuah penelitian yang dilakukan selama lebih dari 12 tahun menunjukkan bahwa orang yang sering memendam perasaannya memiliki resiko kematian lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang terbiasa mengekspresikan perasaannya secara positif.Â
Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Psychosomatic Research volume 75 tahun 2013 ini juga menemukan bahwa memendam emosi dapat meningkatkan risiko kematian bagi penderita penyakit jantung dan kanker.
Bahkan pada banyak kasus, seseorang yang terlalu sering memendam emosi dan perasaan kepada pasangan, akan mulai terbiasa dengan tindakan memendam perasaan itu, dan akhirnya menyebabkan mati rasa terhadap pasangan.Â