"Belok kanan".
"Terus lurus".
Si embak juga memberikan kepastian informasi saat kita telah mengikuti petunjuk GPS, misalnya kalimat;
"Anda berada di route tercepat, anda akan sampai di tujuan pukul 19.05".
Semua diucapkan dengan nada penuh yakin. Maklum yang ngomong mesin. Jadi sudah di-setel dengan intonasi dan nada yang jelas, lugas dan mudah didengarkan. Namun ini memberikan sugesti positif bahwa petunjuk arah yang disampaikan benar-benar akurat dan meyakinkan. Coba bayangkan seandainya kalimat instruksinya seperti ini;
"Saya tidak yakin apakah anda di jalan yang benar untuk mencapai tujuan anda".
"Di depan ada perempatan, namun saya tidak tahu anda harus belok kemana".
Hidup berumah tangga, harus ada arah yang meyakinkan. Maka sejak dari awal menikah, suami dan istri harus merumuskan tujuan, apa yang hendak dicapai dalam kehidupan berumah tangga. Setelah tujuan dirumuskan, maka semua langkah harus ditempuh dengan petunjuk yang meyakinkan dan pasti.
Suami sebagai kepala rumah tangga jangan memberikan arahan yang membingungkan anggota keluarga. Misalnya, ada perbedaan antara instruksi yang diucapkan dengan contoh perbuatan yang dilakukan. Hal seperti ini akan membingungkan. Demikian pula ketika petunjuk arah yang disampaikan berlawanan dengan tujuan yang hendak dicapai, pasti akan sangat membingunkan. Tujuannya ke surga, namun instruksi yang diberikan malah menuju neraka.
Maka suami sebagai kepala rumah tangga harus memberikan contoh yang benar, demikian pula istri harus memberikan contoh yang benar. Dengan demikian, semua anggota keluarga yakin dan tenang bahwa arah perjalanan mereka sudah on the track menuju tujuan utama hidup berumah tangga, yaitu surga.
Selalu Fokus Melihat ke Depan