Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Berburu Sate Klatak Bersama Keluarga di Yogyakarta

11 Juli 2016   05:53 Diperbarui: 11 Juli 2016   06:31 1252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu kuliner khas Yogyakarta yang selalu dicari baik oleh para warga lokal maupun tamu dan turis adalah sate klatak (klathak). Sate ini merupakan sebuah genre tersendiri di antara deretan jenis sate kambing nusantara. Tidak ada yang bisa menjelaskan dengan pasti sebab apa dan sejak kapan diberi nama sate klatak. Biarkan semua memiliki versi, dan bahkan mengklaim. Itu tidak penting, toh sama-sama tidak memiliki data. Yang penting, nikmati saja kelezatan satenya.

Kambing yang dijadikan sate masih berumur dibawah lima bulan.  Ini yang menjamin keempukan dagingnya. Tidak alot, tidak keras, namun empuk walau dibakar hanya sebentar. Dibanding kambing untuk jenis sate Tegal, ini memang bisa dibilang “kakaknya”, karena untuk sate Tegal diperlukan kambing berumur di bawah tiga bulan. Lebih empuk lagi, namun dagingnya sedikit dan potongannya kecil-kecil. Sate klatak memiliki potongan daging kambing yang lebih besar dan lebih mantap.

Biasanya daging kambing ditusuk dengan jeruji besi, ini membuat panas bisa masuk ke dalam daging saat dibakar. Daging menjadi matang luar sampai dalam. Bumbunya minimalis, hanya bawang putih, sedikit kemiri dan garam. Rasanya didominasi rasa asli daging kambing dengan aroma bawang dan garam. Ini yang namanya sate klatak. Mestinya, anda tidak usah meminta tambahan kecap, atau sambal kecap, atau kuah gulai. Karena cara menikmati sate klatak adalah dengan sate hasil bakaran langsung dimakan dengan nasi putih. Jika anda suka pedas, bisa menambah dengan menggigit cabai segar secara langsung.

Sayangnya, sebagian besar orang sudah terlanjur mengasosiasikan sate selalu dengan kecap asli atau sambal kecap. Maka banyak pengunjung yang ribut meminta tambahan kecap saat memesan sate klatak, padahal disinilah letak bedanya. Jika anda memesan sate kambing (biasa), maka akan dihidangkan dengan kecap. Namun jika memesan sate klatak, hanya dua tusuk sate plus satu piring nasi. Ya seperti itu yang namanya satu porsi sate klatak. Namun okelah, jika anda masih pemula, boleh menambah dengan kecap atau sambal kecap, atau kuah gulai. Kelak jika anda sudah ekspert dalam dunia klatak, anda tidak akan memerlukan berbagai asesoris tersebut untuk menikmati sate klatak.

www.tribunnews.com
www.tribunnews.com
Dimana Menikmati Sate Klatak?

Dari terminal bus Giwangan ---yang merupakan terminal bus terbesar di Yogyakarta--- anda berkendara ke arah selatan, menuju taman makam raja-raja Yogyakarta di Imogiri. Sepanjang Jalan Imogiri Timur, sejak dari terminal bus hingga pasar Wonokromo, itulah letak pusat sate klatak. Tiap beberapa meter, di kanan dan kiri jalan, anda akan menjumpai warung sate klatak berjajar-jajar.  Duapuluh empat jam selalu ada warung sate yang buka. Namun jangan sembarangan masuk warung, karena anda bisa dibuat kecewa dan memilimki kesimpulan yang salah tentang sate klatak.

Saya harus jujur mengatakan bahwa tidak semua warung sate klatak itu enak.  Hal ini karena saya dan beberapa teman sudah pernah mencicipi sebagian besar warung-warung sate klatak yang ada di sepanjang Jalan Imogiri Timur tersebut. Ada beberapa warung yang kategorinya “sangat mengecewakan”, alias tidak rekomended untuk anda datangi. Sekali anda makan di tempat itu, anda akan kecewa dan mengatakan “sate klatak itu tidak enak”, padahal anda hanya salah tempat. Maka pastikan anda tidak salah tempat.

Berikut tiga tempat menikmati sate klatak, terlebih jika anda ingin mengajak serta keluarga.

Bagi saya, Pak Pong adalah pioner dalam cita rasa sate klatak. Dulunya ia menyewa tempat kecil di sebelah utara pasar Wonokromo.  Namun usahanya berkembang pesat. Kini ia memiliki dua tempat. Yang satu tempatnya sangat luas, bahkan banyak pilihan lokasi. Bisa duduk di kursi, bisa lesehan, bisa pula di saung-saung. Tempat ini nyaman untuk keluarga. Disediakan musholla dan toilet. Ini yang menjadi lokasi warung sate klatak paling ramai dan paling banyak pengunjung, karena memang rasanya lezat dan dagingnya empuk. Are parkirnya cukup luas untuk mobil dan motor. Berada di sebelah barat pasar Wonokromo, arah stadion Pacar Bantul.

Yang paling rekomended di warung ini adalah sate klatak dan menu tengkleng kambing. Cita rasa tengkleng di sini berbeda dengan model tengkleng Solo. Kalau tengkleng Solo relatif berkuah semacam gulai, namun tengkleng di warung pak Pong relatif tidak berkuah, dengan cita rasa kecap yang kuat. Selain itu anda bisa menikmati tongseng, gulai dan nasi goreng kambing. Jangan memesan indomie rebus disini, karena ini warung sate kambing J

Minuman yang disediakan di warung sate klatak, umumnya adalah teh panas gula batu, jeruk panas gula batu, tomat panas, juga es teh, es jeruk dan es tomat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun