Di zaman modern ini, banyak orang merasa galau dengan wajah dan bentuk tubuhnya. Sering merasa tidak percaya diri dengan bentuk hidung, atau bentuk bibir, atau bentuk pipi, alis, termasuk bentuk tubuh. Maka mereka ingin memperbaiki penampilan fisiknya dengan berbagai macam cara dan peralatan. Ada yang menggunakan program diet ketat, oleh raga, dan tidak jarang yang menggunakan cara instan.
Liposuction atau dikenal dengan sedot lemak merupakan salah satu prosedur operasi plastik yang disukai banyak kalangan berduit. Hanya dengan berbaring, maka lemak yang mengganggu penampilan bisa hilang. Tidak perlu repot olahraga berbulan-bulan dan diet yang menyiksa. Operasi sedot lemak menjadi salah satu alternatif mudah –walaupun tidak murah—untuk memperbaiki penampilan.
Bahaya Operasi Plastik dan Sedot Lemak
Media membuat opini tentang perut sixpack pada laki-laki dan perut langsing pada perempuan. Berbagai iklan selalu ditayangkan sehingga mempengaruhi opini masyarakat tentang cantik dan tampan. Dampaknya, banyak orang tidak percaya diri terhadap penampilan tubuh dan wajahnya. Mereka ingin bertubuh atletis atau bertubuh seksi, dengan wajah yang ideal. Dengan obsesi seperti ini, mereka tidak segan melakukan operasi plastik dan operasi sedot lemak.
Namun ternyata, fakta menunjukkan jumlah kematian akibat operasi sedot lemak lebih tinggi dibandingkan jumlah kematian akibat kecelakaan lalu lintas. Menurut statistik Amerika Serikat sebagaimana dikutip vemale.com, angka kematian kecelakaan lalu lintas adalah 16 per 100.000 kecelakaan, sedangkan sedot lemak 20 per 100.000 prosedur. Ini tentu merupakan angka yang fantastis.
Sebagian orang terobesi hanya oleh kisah sukses operasi sedot lemak ini, tanpa mengetahui kisah tidak sukses di sebaliknya. Ketika mengetahui resiko kematian yang sangat tinggi pada operasi sedot lemak yang mahal itu, pasti orang akan berpikir ulang untuk melakukannya. Kalaupun melakukan, hanya kepada pihak yang benar-benar terpercaya.
Selain sedot lemak, banyak orang melakukan operasi plastik untuk memperbaiki wajah agar lebih cantik atau tampan. Fakta menunjukkan, operasi plastik ternyata bisa membuat pelakunya kecanduan. Bagi beberapa orang, operasi plastik telah menjadi obsesi dan kecanduan. Hal ini terkait dengan gangguan psikologis seseorang. Mantan model bernama Alicia Douvall adalah salah satu korbannya.
Wajahnya yang cantik, justru rusak setelah 350 kali melakukan operasi plastik. Bukan hanya merusak wajah cantiknya, namun juga menghancurkan karirnya. Sekarang Alicia melakukan kampanye untuk menolong wanita lain yang mengalami gangguan seperti dirinya. Alicia adalah korban ketidaksyukuran hati, bahwa ia sudah dikaruniai wajah yang cantik, namun ingin tampil beda dan lebih cantik lagi. Dampaknya justru fatal bagi dirinya.
Ada pula seorang pria yang kehilangan hidungnya gara-gara operasi plastik. Ternyata sang dokter 'tidak sengaja' salah potong. Kejadian serupa banyak terjadi pada pasien-pasien operasi plastik. Tidak semua tenaga bedah plastik ahli dalam bidangnya. Banyak tenaga medis mengaku sebagai ahli bedah plastik agar mendapat bayaran lebih tinggi.Hal ini tentu saja sangat merugikan pasien.
Lakukan dengan cara yang aman, sehat dan alami. Jangan melakukan tindakan instan yang akan justru merusak kepribadian dan penampilan. Maka, syukuri apa yang Allah berikan kepada anda dan pasangan anda.
Jika sebagian orang sedemikian ribet dengan bentuk tubuh yang tidak ideal dan merasa tidak percaya diri, maka sebagian orang tidak peduli dengan bentuk tubuh pasangannya. Kadang bahkan ada yang bangga dengan kegemukan istrinya. “Bojoku Lemu”, demikian tulisan di bak truk yang melintas di depan saya. Geli membacanya, seperti sebuah laporan, atau sebuah kebanggaan dari sang sopir truk.
Bangga dan bahagia dengan istri gemuk, itu juga yang terjadi pada Josh. Seperti dikutip oleh vemale.com, seorang wanita bernama Bettie Jo (24) dari Boston saat ini dinyatakan memiliki berat badan hampir 300 kg. Meski demikian, ketika Bettie ingin menurunkan berat badan selalu gagal karena tidak didukung oleh Josh sang suami. Padahal untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti mandi, makan, dandan dan lain sebagainya, harus dibantu oleh Josh.
Josh mengatakan "Ketika istriku melakukan program penurunan berat badan, saya merasa sedih dan khawatir. Saya sangat mencintai dan tak ingin kehilangan dirinya. Jika ia berhasil menurunkan berat badan dan menjadi ramping, saya takut dia akan meninggalkan saya. Saya bahagia jika dia tetap gemuk dan saya selalu ada untuk membantunya."
Dokter yang memeriksa kondisi Bettie menyatakan ia harus menurunkan berat badannya. Berat badan Bettie yang berlebih ini dikhawatirkan akan mengancam nyawanya dan ia bisa meninggal sebelum berusia 30. Tidak ingin hal buruk terjadi padanya, saat ini Bettie tengah berusaha untuk menurunkan berat badan dibantu sang suami.
Josh turut membantu sang istri melancarkan program diet demi menjaga kesehatan. Pasangan ini mengaku akan saling memberi dukungan demi kebaikan bersama. Nah, ini dia contoh pasangan yang bisa menikmati dan mensyukuri karunia Allah berupa bentuk tubuh pasangan. Tetap ada usaha untuk mendapatkan yang terbaik, namun tidak perlu kecewa dan stres jika bentuk tubuh pasangan tidak seperti yang diharapkan.
Nikmati saja ‘kegemukan’ istri anda atau ‘kegendutan’ suami anda. Semua ada nilai kebaikannya sepanjang mampu bersyukur.
Bahan Bacaan :
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H