[caption id="attachment_405050" align="aligncenter" width="300" caption="ilustrasi : www.mozziestar.wordpress.com"][/caption]
“Mengapa anda berpikir untuk bercerai?” tanya saya kepada seorang ibu rumah tangga yang datang ke Jogja Family Center (JFC) untuk konseling.
“Saya merasa tidak diperhatikan. Sakit sekali rasanya. Suami saya bisa menghabiskan waktu berjam-jam dengan gadget-nya di rumah. Namun tidak pernah mau berbicara kepada saya. Setiap saya ajak bicara, selalu menghindar dengan alasan sibuk. Padahal ia hanya asyik dengan gadget, bukan sibuk bekerja,” jawabnya.
Sepertinya itu hal kecil dan sepele atau remah, namun ternyata memiliki pengaruh besar dalam keluarga. Suami yang memilih asyik dengan gadget, telah membuat istri merasa tidak diperhatikan. Akhirnya ia merasa sakit hati dan berpikir untuk berpisah saja daripada hidup dengan suami namun tidak mendapat perhatian seperti yang diinginkan. Padahal hanya bermula dari hal sederhana: letakkan sejenak gadget anda, untuk memberikan perhatian kepada istri dan anak-anak saat di rumah. Apa sih sulitnya?
Inilah tugas berikutnya dari para suami. Hendaknya menjadi suami yang penuh perhatian terhadap istri. Kemarin telah saya posting tuas pertama, yaitu menjadi suami yang penuh pengertian terhadap istri. Berikut bagian kedua dari Sepuluh Tugas Suami.
Jadilah Suami yang Penuh Perhatian terhadap Istri
Suami : “Luar biasa, cantik sekali Adek malam ini…”
Istri : “Abang baru tahu ya? Aku kan selalu begini Bang...”
Suami : “Tapi malam ini Adek memang luar biasa....”
Istri : “Waw, ada maunya ya Bang?”
Percakapan di atas adalah contoh bagaimana suami memberikan perhatian terhadap penampilan istri. Ungkapan pujian sangat dinikmati oleh para istri, dan sekaligus menjadi bagian dari bentuk perhatian suami kepada istri. Hal yang sangat sederhana seperti itu pun tidak mudah dilakukan oleh para suami, jika mereka tidak terbiasa melakukannya. Menurut sebagian suami, itu tindakan ‘alay’ atau ‘mengada-ada’ atau bahkan ada yang mengatakan ‘gombal’.
“Yang penting kasih uang, istri akan diam,” ujar seorang suami. Ungkapan ini tentu sangat menyakitkan bagi para istri. Mereka bukan babu, bukan pelayan, bukan buruh, bukan pekerja di rumah tangga. Para perempuan itu adalah istri, yang memiliki sisi kemanusiaan yang utuh, sebagaimana para suami. Mereka bukan hanya memerlukan perhatian material, seperti uang belanja, rumah tempat tinggal, kendaraan ataupun sara komunikasi. Para istri sangat memerlukan perhatian dan kasih sayang dari suaminya.
Saya sering bertanya kepada para peserta Pelatihan Wonderful Family di berbagai daerah, tentang hal-hal apa yang disukai istri dari suaminya. Jawaban mereka sangat beragam. Pertanyaan ini sekaligus mengungkap, suami seperti apa yang diidamkan para istri. Dari sekian banyak ragam jawaban peserta, ada dua hal yang disukai istri dari suaminya, yang menjadi mayoritas jawaban dari para istri. Dua hal itu adalah perhatian dan pengertian. Jawaban tersebut juga sekaligus menjadi upaya bagi para suami untuk memperbaiki dan berbenah diri, agar semakin disayang istri.
Ternyata, perempuan memang merasa dicintai apabila diperhatikan. Para istri akan mudah sakit hati apabila merasa tidak diperhatikan oleh suami. Bentuk kasih sayang yang sangat diinginkan oleh para istri adalah perhatian dari suami. Apalagi di saat istri sedang hamil, maka kebutuhan akan perhatian ini semakin besar.
Perhatian ini misalnya bisa diwujudkan dalam bentuk apresiasi positif atau pujian atas penampilan yang menarik, pakaian yang serasi, tubuh yang wangi, wajah yang cantik, atau pujian terhadap ketekunan, kerapian, ketelitian, kerja keras dan lain-lain. Misalnya ketika istri selesai mandi dan berdandan rapi, akan sangat menyenangkan bagi istri apabila suami memberikan perhatian dengan memuji.
“Wah, Dinda bau wangi dan harum sekali….”
“Dinda segar sekali…”
“Luar biasa, cantik sekali Dinda pagi ini…”
Ungkapan kecil itu menunjukkan perhatian, dan sekaligus apresasi positif atas kondisi istri yang menarik. Contoh lain, ketika istri tampak sibuk memasak di dapur, maka suami memberikan apresiasi dengan pujian.
“Adakah yang bisa aku bantu, Dinda?”
“Waw, pasti lezat sekali masakan Dinda, karena dimasak dengan cinta.”
Sepertinya itu kata-kata gombal, namun di balik ungkapan itu terkandung pesan adanya perhatian. Bandingkan dengan suasana yang sebaliknya. Saat istri sibuk berdandan dan sudah tampak cantik menarik, suami diam saja. Saat istri sibuk memasak, suami diam saja. Saat masakan istri terasa enak, suami tidak mengomentarinya. Ini semua menandakan tidak ada perhatian dari suami.
Perempuan Ingin Diperhatikan
Bagi istri, di antara hal yang sangat diinginkan dari suami adalah perhatian. Konon, istri merasa dicintai apabila diperhatikan. Jadi, bukan saja soal materi atau kekayaan yang melimpah, namun soal perhatian yang lebih diharapkan istri. Cukuplah bagi seorang istri merasa sakit hati, hanya karena suami dianggap tidak memberikan perhatian sebagaimana yang diharapkan. Sangat penting bagi para suami untuk berusaha memberikan perhatian terbaik bagi istri, agar istri merasakan dicintai dan diperlukan oleh suami.
Para suami hendaknya selalu berusaha memberikan perhatian untuk istri, sesibuk apa pun dirinya. Perhatian ini kadang berupa sesuatu yang sangat sederhana, atau sesuatu yang dianggap kecil dan remeh oleh suami, padahal itu dianggap besar dan penting bagi istri. Misalnya saja mengenai status “lajang” atau “menikah” di profil fesbuk. Walau dianggap sepele, namun bisa memicu persoalan di antara suami dan istri hanya karena suami menulis status “lajang” di psofil fesbuknya.
Termasuk perhatian yang penting bagi para istri adalah alokasi waktu untuk dirinya. Ketika suami memberikan waktu yang cukup untuk berkegiatan bersama sang istri, maka ini menjadi bentuk perhatian yang sangat istimewa. Di tengah kesibukan suami, selalu mengalokasikan waktu untuk bertemu, bercengkerama, mengobrol dan berkegiatan bersama istri. Sang istri merasa dinomorsatukan, merasa menjadi penting di sisi suami. Dengan cara itu istri merasa mendapatkan perhatian dari suami.
Jika suami tidak memiliki cukup waktu untuk memperhatikan istri, akan membuat perasaan nyaman pada istri. Situasi itu bisa berkembang menjadi kekecewaan dan sakit hati, karena merasa dinomorduakan, dinomortigakan atau bahkan merasa tidak mendapat nomor sama sekali dari suami. Lebih kecewa lagi, ketika yang mengalahkan dirinya hanyalah gadget, laptop, atau game online. Sang suami lebih asyik dengan gadget daripada dengan istri. Suami lebih asyik main game online daripada berkegiatan bersama istri. Ini pasti akan memunculkan masalah besar dalam hubungan mereka.
[caption id="attachment_405054" align="aligncenter" width="1" caption="ilustrasi : www.jasminhalim.com"]
Penting Mana, Istri atau Game Online?
Seorang pria Australia berumur 51 tahun digugat cerai istrinya pada tahun 2014 lalu, karena ia menghabiskan waktu lebih dari 25 jam sepekan untuk bermain game ‘Second Live’. Sang istri (33 tahun) mengajukan gugat cerai pada November 2014, dengan tuduhan suaminya telah mengabaikan tanggung jawab sebagai suami dan lebih mementingkan game online daripada dirinya. Ia merasa kecewa diperlakukan seperti itu oleh sang suami hingga tidak bisa lagi memaafkan suami yang lebih mementingkan game.
Kejadian seupa pernah terjadi di Inggris pada bulan Februari 2012. Seorang perempuan bernama Amy Taylor mengetahui suaminya melakukan perselingkuhan virtual dengan teman bermain di game ‘Second Live’. Amy mengaku kecewa dan sakit hati mengetahui tindakan suaminya yang kecanduan game, dan akhirnya bahkan berselingkuh dengan teman bermain game online tersebut. Karena kekecewaaan yang sangat mendalam atas sikap suami, Amy menggugat cerai walaupun sang suami sudah berusaha meminta maaf terhadap dirinya. Namun semua sudah terlambat. Amy tetap menggugat cerai suaminya.
Dilansir dari laman Tech In Asia, seorang suami di China yang kecanduan game online digugat cerai istrinya yang merasa tidak mendapat perhatian. Pertengkaran sudah sering terjadi di antara suami dan istri yang sudah menikah selama tiga tahun ini, disulut oleh kebiasaan buruk suami kecanduan game online. Berbagai usaha sudah dicoba oleh sang istri untuk menghentikan kecanduan game suaminya, namun tidak berhasil. Hingga akhirnya sang istri nekat login ke akun game sang suami dan menjual seluruh in-game item milik suaminya. Mengetahui perbuatan istrinya, sang suami marah dan mengajukan berkas perceraian ke Distrik Shangyang di tahun 2014 lalu. Namun upaya perceraian tersebut berhasil dimediasi oleh pihak Distrik dan sang suami berjanji untuk menghilangkan kebiasaan buruk tersebut. Ia pun membatalkan aduan cerainya.
Kisah-kisah tersebut memberikan penguatan kepada kita, bahwa istri memang sangat ingin mendapat perhatian istimewa dari suami. Istri merasa cemburu dengan games online yang lebih sering diperhatikan oleh suami ketimbang dirinya. Bukan hanya cemburu dengan perempuan lain yang lebih diperhatikan oleh suaminya, karena intinya istri memerlukan perhatian dari suami.
Oleh karena itu para suami hendaknya memiliki manajemen waktu yang baik, agar semua pekerjaan dan hobi bisa dilaksanakan tanpa dianggap mengabaikan dan mentelantarkan istri. Komunitas Mancing Mania, atau suami yang hobi memancing ikan, ada yang membuat kaus seragam bertuliskan “Walau Istri Menggonggong, Mancing Tetap Berlalu”. Saya membayangkan, mereka ini kerap dimarahi istri karena lebih mementingkan hobi memancing daripada memperhatikan istri. Persoalannya bukan pada hobi memancing, namun pada kurang perhatian terhadap istri.
Istri merasa cemburu karena tidak diperhatikan, maka kecemburuan ini bisa terjadi kepada siapa pun dan apa pun yang merenggut perhatian suami terhadap dirinya. Istri bisa menyimpan kemarahan dan kejengkelan terhadap suami, karena ia merasa suami lebih memberikan perhatian kepada orang lain atau kepada aktivitas lain. Maka games online pun bisa menjadi pemicu kemarahan istri hingga ia menggugat cerai suami karena merasa dikalahkan oleh game tersebut.
Maka, jangan pelit memberikan perhatian kepada istri, karena itulah bentuk kasih sayang yang sangat diharapkannya.
Bahan Bacaan :
www.ligagame.com, 2 November 2014
www.techinasia.com, 30 April 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H