Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Terima Kasih Wings Air, Telah Mengajak Kami Rekreasi Gratis

5 Maret 2012   03:10 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:29 1023
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_174943" align="aligncenter" width="420" caption="ilustrasi / Google"][/caption] Tadi malam (Minggu 04/03) saya dan isteri pulang ke Yogyakarta, setelah selesai acara di Sidoarjo. Seperti biasa, saya sangat fanatik kepada Lion Air yang kadang-kadang bernama Wings Air. Tergantung cuaca, kapan bernama Lion dan kapan Wings, tapi kata petugas, "Sama saja". Walapun di tiket tertulis jelas Lion Air, tapi pesawatnya tertulis Wings Air, dan petugas tetap mengatakan "Sama saja". Menurut jadwal, pesawat Wings, atau Lion, dari Surabaya yang terbang ke Yogyakarta adalah pukul 19.00. Artinya, jam 20.00 sudah mendarat di Yogyakarta. Maka saya memberitahukan teman yang biasa menjemput di bandara, agar ia datang jam 20.30. Ini toleransi yang selalu saya berikan untuk Lion, atau Wings, agar teman yang menjemput tidak terlalu lama menunggu di bandara. Selalu saya tambah 30 menit dari jadwal yang tertera. Nanti melihat kondisi, apakah pesawat mengalami delay lebih lama atau delay sesuai toleransi. Jika ada gejala delay lebih lama, maka segera saya kabarkan ke teman penjemput bahwa ada keterlambatan lagi sekian jam. Ini adalah dua kondisi yang selalu dimiliki Lion, atau Wings. Kondisi pertama, delay sesuai tolerasnsi yang saya berikan. Kondisi kedua, delay lebih lama dari toleransi yang saya berikan. Maka saya adalah penumpang setia yang tidak pernah mengeluhkan keterlambatan Lion dan Wings, karena hanya ada dua kondisi tersebut untuk setiap penerbangan. Tadi malam saya merasa bersyukur karena jam 19.15 sudah dipanggil untuk boarding. Ini pertanda baik, bahwa delay tidak terlalu lama. Saya merasa bahagia, dan mengucapkan terimakasih kepada Wings Air, atau Lion,  karena terlambatnya tidak terlalu lama. Maka saya tidak meralat berita kepada teman yang menjemput di bandara. Proses boarding tentu saja cukup lama di bandara Surabaya, karena penumpang harus diangkut dengan bus untuk menuju pesawat. Turun dari bus antri lagi untuk memasuki pesawat Wings Air, karena pintu masuknya hanya satudi bagian belakang. Ini adalah pesawat kecil jenis ATR 72 - 500, yang menggunakan dua baling-baling di bagian depan sayap. Pesawat jenis ini hanya punya satu pintu masuk penumpang, di bagian belakang. Sedang antri untuk naik pesawat, tiba-tiba mesin pesawat dihidupkan. Arah "knalpot" pesawat persis mengenai penumpang yang sedang antri di depan pintu masuk. Semburan angin dari "knalpot"  kontan langsung mengenai penumpang, panaaaaaassss..... Penumpang lari berhamburan, menjauh dari arah semburan "knalpot" pesawat. Penumpang yang masih di luar bergantian satu per satu "lari" menuju pesawat, agar semburan knalpot sebentar saja menerpa dirinya. Termasuk saya dan isteri. Dari Surabaya Kembali ke Surabaya Akhirnya berhasil juga proses boarding selesai. Sesuai prosedur segera pramugari mengadakan atraksi pantomim di hadapan penumpang. Kemudian pesawat pun terbang. Lega rasanya. Karena lelah, saya dan isteri tertidur di pesawat. Bahkan saya bermimpi sudah sampai di rumah. Tengah lelap tertidur, sayup-sayup saya mendengar pengumuman, "Mohon maaf karena alasan teknis, kita harus mendarat kembali di Bandara Juanda di Surabaya. Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan ini". Saya diam saja, melirik isteri saya yang masih tertidur pulas.  Saya melihat para penumpang juga banyak yang tertidur, maklum penerbangan malam. Tidak lama kemudian pilot memberikan isyarat bahwa pesawat akan segera landing. Pendaratanpun berhasil dilakukan dengan baik. Setelah mendarat, sayup-sayup saya mendengar pramugari --sesuai standar operasional-- menyampaikan ucapan "Selamat datang di Bandara Internasional Juanda di Surabaya. Waktu kini telah menunjukkan pukul 20 lewat 15 menit. Tidak ada perbedaan waktu antara Surabaya dengan Surabaya....." La iya laaah..... Pesawatpun berhenti dengan sempurna di tempat parkir. Setelah lampu menyala, isteri saya baru terbangun. Ia tidak mengetahui apa yang sedang terjadi, dan saya biarkan saja ia tidak mengetahuinya. Ia segera melihat keluar jendela, dan berusaha mengenali. Tampak ia bingung, melihat terus dari jendela pesawat. Sampai akhirnya ia bertanya, "Ini kita dimana sih ?" "Alhamdulillah kita sudah tiba di Surabaya", jawab saya. "Loh kok bisa ? Mengapa tiba-tiba kita landing di  Surabaya ?" isteri saya bertambah bingung. "Inilah kebaikan Wings Air. Kita kan perlu rekreasi. Jadi ia bawa kembali kita ke Surabaya, belum boleh pulang", jawab saya. Isteri saya masih tetap tidak mengerti. Sebagaimana penumpang lainnya yang tertidur, isteri saya membayangkan sudah mendarat di Yogyakarta. Ternyata kembali mendarat di Surabaya. Semua penumpang segera menelpon. Penumpang di belakang saya, seorang ibu, menelpon anaknya yang menjemput di bandara Yogyakarta. "Nang, iki ibuk mbalik neng Suroboyo maneh, soale pesawate rusak", katanya. Penumpang di samping kanan saya, seorang wanita muda, menelpon pakde-nya. "Pakdhe, niki kulo dereng siyos dugi Yogjo. Niki malah mandap malih teng Suroboyo". Dan semua penumpang sibuk menelpon kerabat yang telah menjemput di bandara Yogyakarta. Pramugari segera mempersilakan semua penumpang untuk turun dan kembali masuk ke ruang tunggu bandara, sambil membawa semua barang bawaan, karena akan diterbangkan dengan pesawat yang berbeda. Dengan bersungut-sungut, dan dengan tetap tidak mengerti, isteri sayapun bangkit dari tempat duduknya dan mengemas barang, lalu keluar pesawat bersama penumpang lainnya. Kami diangkut lagi oleh bus menuju ruang tunggu keberangkatan bandara Juanda. Suasana bandara Juanda sudah mulai sepi. Kurang lebih limabelas menit di ruang tunggu, sudah ada informasi agar para penumpang Wings Air tujuan Yogyakarta segera memasuki pesawat melalui pintu nomer 2. Kami segera kembali mengulang proses boarding. Dari ruang tunggu kami diangkut dengan bus, menuju pesawat. Sampai di dekat pesawat, kami antri di pintu masuk pesawat yang hanya satu-satunya. Kami juga menghindar dari semprotan knalpot pesawat yang udaranya terasa panas. Proses boarding selesai, dan pesawat pun tinggal landas. Tepat jam 21.45 kami tiba di bandara Yogyakarta dengan selamat. Suasana bandara sudah sepi. Ini adalah penerbangan terakhir di Yogyakarta, sehingga semua aktivitas bandara sudah berhenti. Tidak ada toko yang buka, tidak ada cafe yang buka. Semua sudah tutup. Saya merasa bersyukur bisa diberi kesempatan Wings Air untuk naik pesawat dua kali, padahal bayarnya cuma satu kali.....  Setelah menunggu bagasi, saya dan isteri segera keluar bandara menuju tempat penjemputan. Jam 22.15 saya ketemu teman yang menjemput di bandara. Ternyata ia sudah menunggu sejak jam 20.15. Lumayan, menunggu di tempat parkir selama dua jam. Sekali lagi terimakasih Wings Air, karena telah mengajak penumpang rekreasi. Gratis lagi.......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun