5. Suami yang Pemarah
Ada suami yang memiliki temperamen mudah emosi serta marah. Suami sumbu pendek, setiap ada perbedaan pendapat selalu disikapi dengan melampiaskan kemarahan. Bentuk kemarahannya berbeda-beda, ada yang dengan kata-kata sinis bahkan sadis, ada yang dengan bentakan dan hardikan, ada yang dengan bahasa tubuh tidak menyenangkan, ada yang melampiaskan dengan merusak barang-barang, ada pula yang justru dalam bentuk mendiamkan tanpa pernah mau berbicara kepada istri.
Hindari tipe suami pemarah seperti ini, karena kemarahan hanya akan memperpendek usia dan menghilangkan kebahagiaan keluarga. Istri dan anak-anak akan berada dalam suasana ketegangan jika suami memiliki tipe pemarah. Tetangga, saudara dan teman kerja juga pasti tidak suka terhadap orang yang pemarah.
6. Suami yang Otoriter
Karena merasa menjadi pemimpin, ada suami yang bertindak otoriter. Semua hal diputuskan sendiri, tanpa pernah mengajak musyawarah istri dan anak-anak. Tidak pernah meminta pertimbangan atau persetujuan istri terhadap segala hal yang nakan dilakukan. Suami tipe otoriter ini menikmati otoritas sebagai kepala rumah tangga, yang dikiranya ia bebas melakukan apapun terhadap istri dan anak-anak.
Ia mengira istri dan anak-anak itu hanya benda-benda, seperti meja, kursi, almari, televisi dan lain-lainnya. Tidak lebih dari itu, sehingga mereka semua harus diam dan mendengar semua perintah, arahan dan petunjuk suami. Tidak boleh berpendapat, tidak boleh membantah, tidak boleh menyampaikan argumen apapun. Semua berjalan searah, dari suami kepada istri dan anak-anak.
Tentu situasi rumah tangga menjadi sangat kaku dan mekanis jika suami memimpin dengan otoriter. Membuat lelah istri dan anak-anak, sehingga berbagai potensi kebaikan tidak bisa berkembang, terpenjara oleh sikap otoriter suami.
Hindari tipe suami yang otoriter seperti ini. Ia tidak pengertian, tidak perhatian, tidak romantis terhadap istri, karena ego kelelakian yang sangat ditinggikan.
7. Suami yang Pemalas
Ada suami yang tidak mau bekerja mencari penghasilan. Alasannya beraneka macam. Ada yang beralasan tidak punya keahlian, tidak cocok dengan jenis pekerjaan, tidak cocok dengan lingkungan pekerjaan, sampai alasan ingin mencari kerjaan yang besar penghasilannya. Namun sambil mencari pekerjaan lain yang dianggap lebih cocok atau lebih besar penghasilannya, suami tipe ini memilih menganggur diam di rumah atau hanya jalan-jalan ke rumah teman.
Tidak tampak usaha yang serius untuk mencari penghidupan bagi keluarga. Tidak tampak sifat yang ulet dan tahan banting dalam menghadapi kerasnya persaingan mencari penghidupan. Suami yang pemalas bahkan menggantungkan kehidupan kepada penghasilan istri, sehingga akhirnya istri yang menjadi tulang punggung keluarga. Bukan karena suami sakit atau cacat, namun karena menderita sifat malas.