2. Lakukan evaluasi perjalanan kehidupan rumah tangga
Penting bagi semua keluarga untuk “berhenti sejenak” guna melakukan evaluasi dan introspeksi. Kehidupan rumah tangga akan berjalan monoton dan mekanis, jika tidak ada kesempatan evaluasi. Suami dan istri harus meluangkan waktu untuk berbicara berdua, melakukan evaluasi terhadap berbagai kondisi dalam kehidupan rumah tangga.
Mungkin ada harapan suami yang tidak terkomunikasikan selama ini, mungkin ada harapan istri yang belum tersampaikan kepada suami. Kesempatan itu harus dimanfaatkan untuk momentum memperbaiki diri dan berusaha menyesuaikan dengan harapan dari pasangan.
Cara melakukan evaluasi ini tidak mesti dalam bentuk formal seperti dalam organisasi dengan membuat forum resmi. Bisa saja dilakukan sambil rekreasi, sambil mengisi waktu dalam perjalanan, sambil mengobrol saat ada kesempatan berdua di rumah, sambil berbaring sebelum tidur, dan sebagainya. Bukan soal bentuk ‘forum’nya, namun lebih kepada esensinya.
3. Pahami gejala kejenuhan berumah tangga
Manusia adalah makhluk dinamis, yang mudah dilanda kebosanan apabila berada dalam suasana monoton dalam waktu lama. Makan nasi setiap hari ada juga rasa bosannya, maka sesekali waktu beras dimasak menjadi bubur, sesekali waktu nasi dimasak lagi menjadi nasi bakar dan nasi goreng. Sama-sama bahan beras, namun tidak membosankan untuk dimakan.
Demikian pula, kehidupan berumah tangga bisa mengalami titik kejenuhan. Tidak ada gairah, semangat dan kehangatan dalam menjalani kehidupan keluarga, karena terkikis oleh kesibukan masing-masing. Semuanya berjalan rutin dan mengalir begitu saja tanpa irama. Suami dan istri melakukan aktivitas rutin setiap hari, begitu saja setiap harinya.
Jika mengalami titik jenuh seperti ini, harus segera mengambil tindakan perbaikan. Gergaji harus sering diasah agar tidak tumpul dan selalu memiliki energi tinggi untuk menggergaji. Rumah tangga harus sering melakukan reorientasi agar tidak mengalami kejumudan dan kejenuhan.
4. Kenali perubahan pada pasangan
Jika pasangan sedang memiliki masalah, atau ketika pasangan sedang menjalin hubungan hati dengan orang ketiga, pasti ada gejala yang bisa dibaca. Orang yang sedang jatuh cinta, laki-laki maupun perempuan, hatinya berbunga-bunga. Hal itu akan terekspresikan dalam berbagai bentuk, seperti perubahan dalam penampilan, perubahan dalam sikap, perubahan dalam pilihan kalimat dan kata-kata, perubahan dalam semangat, perubahan dalam pola kegiatan, termasuk dalam pengeluaran anggaran.
Penampilan menjadi semakin modis, rapi dan wangi, semakin peduli dengan keserasian warna, pilihan baju, pilihan asesoris dan lain sebagainya. Jika ada perubahan yang mencurigakan, hendaknya pasangan mewaspadai. Ajaklah berkomunikasi, apa yang sedang terjadi?