[caption id="attachment_339631" align="aligncenter" width="500" caption="ilustrasi : www.scanfree.org"][/caption]
Tidak jarang keutuhan rumah tangga terkoyak oleh pihak ketiga. Sudah sering saya sampaikan tentang fenomena “tiba-tiba” dalam kehidupan rumah tangga yang menghancurkan keluarga. Di ruang konseling, sering djumpai suami yang menyatakan kekagetan, karena “tiba-tiba istrinya selingkuh”. Sering pula dijumpai istri yang menyatakan terkejut karena “tiba-tiba suaminya selingkuh”, atau bahkan karena ternyata “suami saya sudah menikah lagi”.
Sungguh aneh komentar “tiba-tiba” tersebut. Tidak bisa dimengerti bagaimana selingkuh dikatakan sebagai tiba-tiba. Hubungan hati suami dengan perempuan lain, atau seorang istri dengan lelaki lain, tidak pernah terjadi secara tiba-tiba. Ada proses yang sudah berjalan berminggu atau berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, namun tidak dirasakan gejalanya oleh pasangan. Padahal mereka hidup bersama dalam satu rumah, hampir setiap hari bertemu dan berkomunikasi sebagai suami-istri. Seakan semua tampak biasa saja, seperti tidak ada gejala yang berbeda.
Sesungguhnya yang terjadi bukanlah ketiba-tibaan, namun tidak dikenalinya perubahan-perubahan yang ada pada diri pasangan. Pasangan suami-istri itu sudah lama berhenti saling mengenali, sehingga terkejut dengan kondisi yang ada pada pasangannya saat ini. Ternyata pasangan sudah melakukan hal yang tidak dikenal dan tidak diketahui, dalam waktu cukup lama.
Mengambil pelajaran dari kisah “ketiba-tibaan” tersebut, suami dan istri harus semakin pandai mengenali pasangan setiap hari. Hal ini diperlukan dalam rangka menjaga keutuhan keluarga, agar tidak mudah goyah bahkan karam oleh ombak permasalahan.
Ada sangat banyak cara untuk menjaga keutuhan keluarga. Yang paling penting adalah menguatkan pondasi hidup berumah tangga yang berupa motivasi atau niat. Kokohkan motivasi bahwa hidup berumah tangga adalah ibadah, bukan permainan atau sekedar bersenang-senang. Keluarga adalah unit yang sangat mendasar dalam membentuk peradaban kemanusiaan.
Selain hal yang bersifat pondasi tersebut, paling tidak ada empat hal praktis yang harus dilakukan suami dan istri untuk menjaga dan mempertahankan keutuhan rumah tangga.
1. Meningkatkan kehangatan komunikasi suami-istri
Sangat penting bagi suami dan istri untuk selalu merajut komunikasi setiap hari. Kehangatan komunikasi akan menyebabkan suami dan istri selalu terhubung setiap saat. Jika tidak bisa komunikasi secara langsung karena sedang berpisah tempat, bisa lewat sarana teknologi seperti telepon, SMS, chatting, email dan lain sebagainya. Harus ada ikatan hati dan rajutan perasaan, yang dibangun melalui proses komunikasi setiap hari.
Sekedar menyapa, “Apa yang sedang kau lakukan sekarang? Bagaimana kabar anak-anak kita? Engkau sudah makan siang? Jangan lupa obatnya diminum siang ini”, dan semacamnya, sangatlah penting. Komunikasi rutin ini akan membuat suasana kedekatan antara suami dengan istri, walaupun mereka sedang berada di tempat yang tidak sama.