[caption id="attachment_395930" align="aligncenter" width="450" caption="ilustrasi : https://www.ecapiche.wordpress.com"][/caption]
Telah saya posting berbagai karakter istri salihah, yang akan menjadi modal pembentukan keluarga sakinah mawaddah wa rahmah. Tampak demikian “rumit” atau “berat” karakter istri salihah, namun di saat yang sama, mereka diberikan berbagai kelebihan dan kemampuan untuk menunjang tugas dan perannya. Sangat banyak kelebihan yang Allah berikan kepada kaum perempuan agar mereka bisa melaksanakan berbagai peran dalam kehidupan. Salah satunya bisa ditinjau dari struktur otak perempuan yang berbeda dengan laki-laki.
Desain otak yang khas pada perempuan telah disiapkan oleh Sang Maha Pencipta, yang tepat dengan tugas dan perannya, sesuai fitrah keperempuanan. Michael Gurian menyatakan adanya perbedaan struktur otak laki-laki dan perempuan yang menyebabkan mereka menjadi dua makhluk yang nyata-nyata tidak sama dalam perilaku dan sifatnya. Daniel G. Ameen, seorang neuroscientist, juga telah mengulas perbedaan pemikiran antara perempuan dan laki-laki dalam bukunya “Unleash The Power Of The Female Brain”.
Setelah mempelajari hampir delapan puluh ribu hasil pindai otak manusia dan mencermati banyak hasil penelitian, Daniel menemukan bukti ilmiah bahwa otak laki-laki dan perempuan pada dasarnya berbeda. Pindai otak membantu para ilmuwan mendapatkan gambaran jelas tentang bagaimana otak merespon dan bekerja ketika seseorang melakukan suatu pekerjaan atau tindakan. Sangat menakjubkan, otak perempuan telah didesain oleh Sang Maha Pencipta untuk mendukung berbagai tugas dan perannya dalam kehidupan.
Kemampuan Multitasking
Secara umum perempuan memiliki kemampua lebih baik dalam tugas ganda atau multitasking dan yang bersifat bertransisi. Sedangkan laki-laki tidak demikian; otak mereka dibentuk untuk melakukan pembaharuan dan reorientasi setelah sebelumnya harus melewati tahap istirahat (rest). Laki-laki cenderung mengerjakan tugas satu demi satu, dan sulit berkonsentrasi untuk melakukan lebih dari satu aktivitas. Ini karena struktur otak laki-laki bercorak “jalur tunggal”.
Sangat mengagumkan kemampuan multitasking pada kaum perempuan. Otak perempuan memiliki susunan yang memungkinnya memiliki kemampuan “jalur majemuk”. Perempuan bisa bermain lempar empat atau lima bola sekaligus. Perempuan dapat menjalankan program komputer sambil berbicara di telepon dan mendengarkan pembicaraan kedua yang berlangsung di belakangnya; sambil minum secangkir teh hangat. Mereka bisa melakukan empat sampai enam pekerjaan sekaligus –bahkan lebih-- sebagaimana yang rutin mereka lakukan setiap pagi hari.
1.Dua tungku kompor menyala. Satu tungku untuk merebus air, satu tungku untuk memasak sayur
2.Mengoperasikan magic jar untuk menanak nasi
3.Mengawasi mesin cuci yang tengah beroperasi mencuci pakaian
4.Sambil menggendong si kecil yang sudah bangun
5.Sambil menyapu lantai dapur
6.Sambil mengikuti Pengajian Mamah Dedeh di televisi.
Sementara para istri “jungkir balik” di dapur setiap pagi, jangan heran kalau para suami tidak mendengar panggilan istri yang minta batuan. Apa yang menyibukkan para suami di waktu itu? Tenyata mereka tengah menyaksikan berita pertandingan bola dari klub favorit di televisi, atau tengah khusyuk membaca koran pagi. Inilah bedanya makhluk yang memiliki struktur otak “jalur tunggal” dengan “jalur ganda”. Para istri secara sangat cekatan mengerjakan berbagai kegiatan kerumahtanggaan, tanpa mereka sadari, telah menyelesaikan aneka jenis pekerjaan setiap harinya.
Memiliki Kemampuan Berbicara yang Mengagumkan
Allan dan Barbara Pease menceritakan bahwa kebanyakan perempuan memiliki susunan otak yang membuatnya bisa menang berbicara dan menang mengomel dibanding semua lelaki. Bagian otak perempuan yang digunakan untuk berbicara dan berbahasa lebih banyak dibanding pada otak laki-laki. Perempuan juga cenderung menggunakan kedua bagian otak –kanan dan kiri-- sehingga lebih mampu mengemukakan komunikasi verbal dan memiliki kosakata yang lebih banyak daripada laki-laki.Dalam sebuah penelitian yang dikutip oleh Louan Brizandine disebutkan, perempuan menggunakan sekitar 20.000 kata per hari, sementara lelaki hanya 7.000 kata.
Hal ini membuat dua sudut pandang yang berbeda. Di mata perempuan, laki-laki tampak tidak banyak bicara. Sedangkan di mata laki-laki, perempuan tampak tidak bisa diam. Menurut kaum perempuan, laki-laki terlalu banyak diam sampai hal-hal penting saja tidak dibicarakan. Menurut laki-laki, para perempuan terlalu banyak bicara, sampai hal-hal yang tidak penting pun diomongkan.
Menurut Allan dan barbara Pease, perempuan dapat berbicara mengenai beberapa hal yang tidak berhubungan dalam satu percakapan, dan menggunakan lima jenis suara untuk mengganti pokok pembicaraan atau memberi tekanan pada suatu hal tertentu. Laki-laki hanya mampu mendengarkan tiga dari banyak suara tersebut, sehingga laki-laki sering kehilangan alur cerita pada waktu mendengarkan perempuan berbicara.
Daerah korteks otak lelaki lebih banyak tersedot untuk melakukan fungsi-fungsi spasial dan cenderung memberi porsi sedikit pada daerah korteksnya untuk memproduksi dan menggunakan kata-kata. Kumpulan saraf yang menghubungkan otak kiri-kanan atau corpus collosum otak laki-laki lebih kecil seperempat ketimbang otak perempuan. Bila otak lelaki hanya menggunakan belahan otak kanan, otak perempuan bisa memaksimalkan keduanya. Itulah mengapa perempuan lebih banyak bicara ketimbang lelaki.
Kemampuan berbicara ini sangat sesuai dengan tugas dan kodrat seorang perempuan yang harus mengandung, melahirkan, menyusui dan mendidik anak-anak. Kendati mendidik anak adalah tugas bersama suami dan istri, namun secara naluri anak-anak akan lebih dekat dengan ibu karena telah memiliki hubungan yang khas sejak anak masih dalam kandungan. Dengan kemampuan berbicara yang dimiliki kaum perempuan, membuatnya mengeluarkan kosa kata yang sangat banyak setiap harinya. Ini secara alami telah mengajari anak-anak pandai bicara sejak masih bayi bahkan sejak masih dalam kandungan.
Kaum laki-laki menyebut hal ini sebagai “cerewet”. Namun, berterimakasihlah atas kecerewetan para istri, karena dengan itu para istri telah mengajari anak-anak pandai bicara. Setiap hari kaum perempuan mengeluarkan sekitar 20.000 kosa kata, dan ini membuat anak-anak sejak masih bayi sudah banyak mengenal kosa kata yang memungkinkannya pandai bicara.
Lebih Cepat dan Lebih Baik dalam Menyelesaikan Tugas
Kaum perempuan mengerjakan sangat banyak kegiatan setiap harinya, walaupun seandainya ia tidak bekerja formal di suatu instansi dan benar-benar fulltime sebagai ibu rumah tangga di rumah. DI rumah, ia menyelesaikan urusan praktis kerumahtanggaan. Ia juga menjadi guru bagi anak-anak yang harus mengajari aneka jenis pendidikan dan ketrampilan. Ia juga harus membantu da melayani suami dalam berbagai urusannya. Bahkan masih harus bersosialisasi dengan masyarakat sekitar, juga menyambung silaturahim dengan keluarga. Apalagi bagi perempuan yang bekerja formal di luar rumahnya.
Ternyata, dengan seabreg kegiatan yang harus diselesaikan setiap harinya, Allah telah memberikan kemampuan yang istimewa bagi para istri. Sebuah penelitian memberikan hasil, perempuan bisa melakukan berbagai tugas lebih cepat dan lebih baik dibanding laki-laki. Tim Peneliti dari University of California dan beberapa universitas di Madrid, Spanyol menyatakan bahwa meskipun perempuan memiliki otak lebih kecil dibandingkan dengan laki-laki, namun mereka bisa melakukan berbagai tugas lebih cepat dan lebih baik. Hal ini dikarenakan neuron yang menyusun otak perempuan berkomunikasi lebih baik antara satu dengan lainnya, daripada neuron yang ditemukan di dalam otak laki-laki.
Perempuan memiliki kemampuan menyelesaikan tugas yang diberikan tanpa harus melibatkan neuron dalam jumlah besar pada prosesnya. Responden berjumlah 90 orang yang terdiri dari 59 relawan perempuan dan 45 relawan laki-laki. Bagian otak yang diperhatikan secara khusus dalam tes ini adalah hippocampus, yang diyakini bertanggung jawab atas memori, kecerdasan, dan perilaku. “Penelitian ini menunjukkan bahwa pada perempuan semakin kecil hippocampus, maka semakin baik kerjanya. Ukuran struktur tidak selalu berkaitan dengan seberapa baik melakukan dan menyelesaikan tugasnya,” ujar peneliti dari Unversitas Cambridge Profesor Trevor Robbins.
Robbins menambahkan, ukuran yang lebih kecil dapat mewakili kemasan sel saraf yang lebih intens atau sinyal yang lebih aktif pada perempuan, sehingga mereka dapat beroperasi atau bekerja lebih efisien dalam berbagai hal. Kondisi inilah yang sangat diperlukan oleh para istri untuk memudahkan mereka menyelesaikan berbagai macam kegiatan setiap harinya, sejak dari yang bercorak domestik hingga yang bercorak publik. Dari yang bersifat tradisional hingga yang bersifat modern. Semua mampu dikerjakan dengan hasil yang baik dan bahkan dengan waktu yang cepat.
Memiliki Instink yang Tajam
Perempuan memiliki area yang lebih besar di otak yang bekerja pada instink pelacakan, inilah yang membuat mereka bekerja lebih cepat ketika kaum laki-laki masih berpikir. Ketika perempuan berpikir, mereka menggunakan sisi kanan otak yang mengkhususkan diri dalam masalah emosional. Ini bisa menjelaskan mengapa perempuan memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menangkap isyarat seperti perubahan raut wajah, bahasa tubuh, nada suara, dan lain sebagainya.
Bagi para istri, kemampuan intuitif seperti ini membuat mereka mampu mengenal perubahan pada orang-orang tercinta yang ada di sekitarnya. Istri bisa menjaga suami dari tindak penyimpangan dan penyelewengan, karena mengenali perubahan sejak dari awalnya. Para istri biasanya telah memiliki semacam firasat atau instik tentang perselingkuhan yang dilakukan suami, walaupun para suami sudah berusaha menutup dan menyembunyikan dari istri.
Melihat perubahan penampilan suami, cara berpakaian, cara berkomunikasi, perubahan pola pengeluaran uang, dan lain sebagainya, cepat ditangkap oleh istri sebagai sinyal perubahan pada suami. Saat istri menangkap ada yang berubah, ia bisa melakukan pendekatan kepada suami agar mengetahui apa yang sesungguhnya tengah terjadi pada diri suami. Jika ternyata suami memang tengah mengalami gejala awal penyimpangan akan segera bisa diingatkan dan diluruskan.
Namun di sisi lain, kemampuan intiuisi seperti ini telah menyebabkan perempuan kurang tidur, dan memicu peningkatan hormon stres dan bahkan penyakit gula. Kaum perempuan sering merasa tidak aman karena mudah menangkap hal-hal yang asing dari pasangan, sehingga membuatnya gelisah. Bahkan situasinya kadang berlebihan. Instink pelacakan yang sangat kuat telah membuat para istri cemburu terhadap suami, berlaku posesif dan terdorong untuk mengetahui apapun yang sedang dikerjakan suami. Di sisi inilah para istri harus mawas diri dan bertindak proporsional, agar kemampuan intuisi ini tidak berkembang menjadi hal yang menyulitkan diri sendiri.
Perempuan dan laki-laki memang mengungkapkan khawatir dengan cara berbeda. Perempuan memiliki kekhawatiran berlebih karena memiliki tingkat lebih rendah akan serotonin kimia dibandingkan laki-laki. Ini yang membuat perempuan lebih mudah terserang perasaan khawatir. Sementara dengan kadar serotonin yang tinggi, membuat laki-laki bisa lebih meredam kekhawatirannya. Sama-sama memiliki masalah dalam keluarga, perempuan merasa masalah itu sedemikian berat dan besar, sementara laki-laki menganggapnya biasa dan bahkan kadang merasa kalau di keluarganya tidak ada masalah.
Kepekaan Perasaan
Penelitian membuktikan bahwa perempuan memiliki sel otak yang lebih besar pada bagian yang mengontrol empati. Sementara pola aktivitas pada otak laki-laki menyatakan mereka fokus pada pemecahan masalah dan kurang peduli tentang emosional. Ini mengapa perempuan bisa berurai air mata ketika menonton sinetron. Secara umum kaum perempuan mudah memiliki sifat sosial, peduli dan empati. Ini juga yang membuat kaum perempuan suka berkumpul untuk mengobrol, seperti dalam arisan, dasa wisma, pengajian dan berbagai seminar. Kemampuan ini penting untuk membuat para istri bisa memahami kondisi suami, juga mengerti kondisi anak-anak.
Dalam limbic system, ikatan emosi ini lebih besar pada perempuan yang bisa menjelaskan mengapa perempuan lebih memiliki aspek memelihara dan perhatian pada anak. Kaum perempuan merasa betah untuk mengikuti perkembangan anak-anak dan mencermati hal-hal detail dari anaknya. Kemampuan ini sangat diperlukan dalam perannya sebagai istri dan ibu yang harus menjaga, merawat, memelihara hubungan dengan suami dan anak-anak.
Hal ini pula yang membuat para istri memiliki sifat serta sikap yang lembut, yang memungkinkannya untuk mengasihi serta dikasihi oleh suami serta anak-anak. Sebuah sifat yang sangat disenangi oleh semua suami dan semua anak di muka bumi ini.
Lebih Bisa Menahan Marah
Laki-laki dan perempuan sama-sama bisa mengalami dan mengekspresikan kemarahan, namun bentuk kemarahan mereka berbeda. Perempuan lebih bisa menjaga kemarahan terhadap hal-hal yang bercorak ancaman fisik, karena mereka memiliki lebih besar sel otak pada bagian otak yang berhubungan dengan kemarahan dan emosi. Pindai otak menunjukkan, ketika perempuan sedang agresif dia lebih mungkin untuk meluncurkan serangan verbal ketimbang fisik. Artinya, ekspresi kemarahan perempuan lebih banyak dengan kata-kata atau omelan, sedangkan laki-laki mengekspresikan marah lebih banyak dengan tindakan fisik.
Otak perempuan lebih banyak mengandung serotonin yang membuatnya bersikap tenang. Tak aneh jika perempuan bersikap teang dan lebih kalem ketika menanggapi ancaman fisik, sedangkan laki-laki lebih cepat naik pitam ketika menghadapi tantangan yang bercorak fisik. Kemampuan mengendalikan emosi yang terkait dengan fisik ini sangat diperlukan oleh para istri agar tidak melakukan kekerasan fisik maupun psikis terhadap suami dan anak-anak.
Demikianlan berbagai sisi kelebihan dan kehebatan para istri. Masih sangat banyak kehebatan serta keajaiban para istri, yang membuatnya mampu menanggung berbagai beban berat seperti mengandung janin selama sembilan bulan, melahirkan anak dengan pertaruhan nyama, menyusui bayi hingga dua tahun, betah menemani dan mendidik anak, melayani suami, bahkan peran-peran publik dan politik.
Bahan Bacaan
1.Allan & Barbara Pease, Why Men Don’t Listen and Woman Can’t Read Maps, Peberbit: Ufuk Press, Jakarta, 2006
2.John Gray, Mars and Venus Together Forever, Peberbit: Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1997
3.Louann Brizandine, Female Brain, Mengungkap Misteri Otak Perempuan, Peberbit: Ufuk Press, Jakarta, 2010
4.Louann Brizandine, Male Brain, Mengungkap Misteri Otak Laki-laki, Peberbit: Ufuk Press, Jakarta, 2010
5.Richard Carlson, Jangan Meributkan Masalah Kecil dalam Keluarga, Peberbit: PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002
6.Michael Gurian, Apa Sih Yang Abang Pikirkan? Penerbit: Serambi, Jakarta, 2006
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H