Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

10 Larangan Saat Mengobrol dengan Istri

30 Maret 2015   07:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:48 8921
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_406381" align="aligncenter" width="540" caption="ilustrasi : www.onislam.net "][/caption]

Perempuan adalah makhluk yang sangat verbal. Mereka memiliki kemampuan berbicara yang sangat mengagumkan. Mereka juga memiliki kemampuan mengeluarkan kosa kata yang jauh lebih banyak daripada kaum laki-laki. Itulah sebabnya, perempuan sering disebut sebagai ‘makhluk cerewet’ atau sering saya sebut sebagai ‘makhluk verbal’.  Sudah banyak studi yang mengungkapkan faktor-faktor penyebab kondisi tersebut.

Salah satunya, sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of Maryland School of Medicine, menemukan bahwa perempuan adalah makhluk yang sangat verbal dan banyak berbicara. Studi yang diterbitkan oleh Journal of Neuroscience itu menyatakan, kemampuan verbal kaum perempuan itu disebabkan oleh tingkat senyawa kimia yang disebut FOXP2 dalam otak mereka. Para peneliti menguji sekelompok anak berusia 4 dan 5 tahun, dan mendapati bahwa pada anak-anak perempuan memiliki protein bahasa 30 % lebih banyak dibandingkan anak laki-laki.

FOXP2 adalah semacam "protein bahasa", yang memegang peran penting dalam perkembangan kemampuan berbahasa. Perempuan memiliki lebih banyak protein bahasa dibandingkan laki-laki. Rata-rata perempuan berbicara 20.000 kata sehari, sementara laki-laki hanya mengeluarkan 7.000 kosa kata setiap harinya.

Mike Bowers, salah seorang peneliti menjelaskan, "Penemuan utama kami adalah bahwa protein FOXP2 ini terlibat dalam vokalisasi. Kami tidak bisa mengatakan bahwa ini satu-satunya alasan, tetapi merupakan satu dari kemungkinan-kemungkinan pertama ketika kita bisa mulai mengeksplorasi mengapa perempuan cenderung lebih verbal daripada laki-laki."

Menjadi Pendengar yang Baik

Justru karena perempuan sangat banyak berbicara, maka mereka memiliki kebutuhan untuk didengarkan lebih banyak dibandingkan dengan kaum laki-laki. Bayangkan saja, mereka memiliki ‘kondisi natural’ yang sangat verbal, ingin banyak mengobrol, ingin mengungkapkan perasaan hati, maka bagaimana kondisi jiwa mereka jika memiliki suami yang tidak mau mendengarkan semua pembicaraannya? Suami bersikap tertutup, tidak mau banyak bicara, bahkan cenderung menghindar saat diajak mengobrol berlama-lama oleh istrinya. Situasi ini akan sangat menyiksa para istri.

Oleh karena itu, hendaknya para suami menjadi pendengar yang baik bagi istri. Inilah tugas kedelapan dari sepuluh tugas suami yang sudah saya posting berturutan beberapa hari ini di Kompasiana. Pada tujuh postingan sebelumnya telah saya sampaikan tugas-tugas suami, yaitu (1) menjadi suami yang memahami istri, (2) menjadi suami yang penuh perhatian kepada istri, (3) menjadi suami yang penuh cinta kepada istri, (4) menjadi suami yang senang membantu istri, (5) menjadi suami yang memenuhi kebutuhan istri, dan (6) menjadi suami yang sabar membimbing istri, (7) menjadi suami yang memberikan teladan kebaikan bagi istri, dan sekarang (8) menjadi pendengar yang baik bagi istri.

Karena istri adalah makhluk yang sangat verbal, maka ada kebutuhan untuk didengarkan yang harus dipenuhi oleh istri. Para suami hendaklah memberikan kesempatan yang leluasa kepada isteri untuk bercerita apa saja, berkeluh kesah apa saja, menceritakan apa saja. Suami harus menyediakan waktu dan suasana yang nyaman bagi istri untuk berbicara, dan harus menampung serta merespon pembicaraan istri dengan bijak.

[caption id="attachment_406382" align="aligncenter" width="279" caption="ilustrasi : www.nairaland.com"]

14276405431213636938
14276405431213636938
[/caption]

10 Larangan Saat Mengobrol dengan Istri

Namun seringkali ada sikap suami yang sangat mengganggu istri, sehingga mereka tidak nyaman untuk berbicara dan mengobrol dengan suami. Di antaranya adalah sikap suami yang mudah menyela omongan istri, minta istri segera diam dan tidak berisik, atau sikap-sikap lain yang tidak ramah terhadap istri yang tengah ingin berbicara.

Berikut 10 larangan ketika istri tengah asyik mengobrol atau berbicara kepada anda:

1.Jangan menyela pembicaraannya

Ketika istri tengah asyik berbicara, jangan menyela pembicaraannya. Suasana jiwanya akan rusak atau terganggu jika omongannya selalu anda sela. Menyela pembicaraan istri ini misalnya dengan langsung berkomentar, langsung merespon, cepat menebak, atau cepat menasehati padahal ia belum selesai bicara.

“Aku sudah tahu endingnya. Pasti ini soal hutang kan? Kamu hutang lagi kan?”

“Pasti kamu membuat masalah lagi dengan teman-teman kantormu. Apa lagi yang mau kamu ceritakan?”

Dengarkan pembicaraan istri hingga selesai. Jangan mudah menyela, apalagi dengan menceramahinya panjang lebar, padahal ia belum selesai bicara. Walaupun anda memang seorang penceramah :)

2.Jangan emosi saat mendengar pembicaraan atau keluh kesahnya

Kadang suami cepat tersulut emosi atau marah atau muncul ego dirinya, saat istri mulai berbicara atau curhat. Apapun isi curhatnya, dengarkan dulu. Itu menjadi bagian dari penyaluran perasaan istri yang akan membuatnya lega. Ada duapuluh ribu kosa kata yang ingin dikeluarkan setiap harinya, jika tidak ada yang menampung dan mendengarkannya, ia bisa tertekan. Maka dengarkan, tampung, pahami dan respon secara bijak. Jangan cepat marah atau emosi hanya karena mendengar curhatan istri yang menurut suami ‘nggak banget’ atau bahkan ‘gak bermutu’.

“Sebel banget aku. Kamu itu ngomong apa sih? Ga jelas banget”.

“Apa kamu gak punya bahan omongan yang lebih bermutu? Bosan aku mendengar omonganmu”.

3.Jangan menyuruhnya diam saat ia sedang asyik bercerita

Biarkan istri anda berbicara hingga tuntas dan selesai bahannya. Itu akan sangat melegakan perasaannya. Anda tidak perlu cemas dan  khawatir bahwa anda tidak mampu memberi solusi dari masalah yang ia sampaikan. Sering kali istri curhat adalah untuk melepas beban, bukan semata soal mencari solusi. Maka dengarkan saja semuanya hingga ia selesai bicara. Jangan pernah menyuruhnya diam saat asyik bicara, apalagi dengan bentakan. Itu akan sangat menyakitkan hatinya.

“Diam kamu !! Jangan ribut saja. Aku butuh ketenangan, tau?”

“Diaaaammm !!!! Sudah jangan teruskan omonganmu!!”

“Cukup !! Jangan bicara lagi. Aku sudah muak !!!”

Jangan memotong dan menyuruhnya diam. Ini tidak akan menyelesaikan masalah, justru akan menambah daftar masalah baru. Dengarkan, biarkan ia bebas berbicara.

4.Jangan menampakkan wajah tegang atau kaku kepadanya

Seperti sudah saya sampaikan di depan, sering kali istri curhat adalah untuk melepas beban, bukan semata soal mencari solusi. ‘Kesalahan’ banyak kalangan suami adalah ketika mereka merasa terbebani dengan curhat istri karena khawatir tidak bisa memberikan penyelesaian masalah. Dampak dari perasaan dan beban itu, suami menghadapi obrolan istri dengan wajah yang tegang dan kaku. Wajah yang tidak ramah, atau bahkan wajah yang marah.

Santai saja, jangan tegang. Yakinlah badai pasti berlalu. Jika anda mendengar curhatnya, akan membuatnya merasa nyaman. Hal ini akan membuat andapun akan merasa lebih nyaman menghadapinya.

[caption id="attachment_406383" align="aligncenter" width="500" caption="ilustrasi : www.islamiclife.com"]

14276406181097296739
14276406181097296739
[/caption]

5.Jangan membuang wajah darinya saat ia bicara kepada anda

Saat berbicara atau mengobrol, akan sangat menyenangkan bagi istri apabila anda tampak bersungguh-sungguh mendengarkannya. Salah satu bentuk kesungguhan anda mendengar pembicaraannya adalah menghadapkan wajah dan tubuh kepadanya. Hal ini memberikan pesan yang sangat kuat bagi istri bahwa anda sungguh-sungguh ingin mendengarkan pembicaraannya dan tidak mencuekkannya. Tidak mengabaikannya.

Jika anda berbicara dengan duduk berdua, maka hadapkan wajah dan tubuh kepada istri. Jika anda berbiocara sambil berbaring di tempat tidur usahakan untuk mengambil posisi berhadapan, atau paling tidak sama-sama menghadap ke atas. Jangan sampai mengobrol sambil saling memunggungi, atau istri menghadap kepada anda tetapi anda memunggunginya. Ini membuatnya merasa tidak nyaman, merasa diabaikan, merasa dicuekin oleh anda.

6.Jangan ditinggal tidur saat istri asyik bicara

Jika anda sedang mengobrol sambil rebahan atau berbaring, usahakan untuk terus menyambung dan mendengarkan pembicaraan istri. Jangan sampai anda tinggal tidur padahal istri masih asyik berbicara. Ketika istri sadar anda sudah tertidur karena mendengar dengkur anda, ia akan merasa sakit hati karena anda tidak mempedulikan omongannya. Ia merasa anda menganggap pembicaraannya seperti sampah atau angin yang tidak perlu didengarkan.

Jika anda memang sudah sangat lelah dan mengantuk, mintalah kerelaan istri untuk anda istirahat, sehingga pembicaraan dirtunda esok pagi atau lain kali. Jangan asal tidur begitu saja tanpa memberi tahu istri.

“Dek, aku lelah banget nih. Aku istirahat dulu yah... Obrolannya di-pause dulu yah, disambung besok pagi. Oke?”

“Maaf ya dek aku capek banget nih, Abang udang ngantuk. Abang tidur dulu yah. Besok diteruskan omongannya. Wassaalam...”

7.Jangan ditinggal menelpon, menerima telpon, berbalas pesan SMS, BBM, email, Line, WhatsApp atau fitur komunikasi lainnya

Salah satu kebiasaan buruk adalah asyik berbalas pesan melalui SMS, BBM, email, Line, WA atau berbagai sarana komunikasi lainnya. Apalagi jika ditinggal menelpon atau menerima telpon. Hal ini akan sangat mengganggu kenyamanan komunikasi dengan istri. Apalagi pada suami yang memiliki sangat banyak grup WA, grup BBM, milis grup atau grup Line dan lain sebagainya, pasti sangat banyak notifikasi pesan masuk sepanjang mengobrol dengan istri.

Silent-kan HP anda, atau bahkan jauhkan gadget dari tempat anda mengobrol bersama istri. Jangan biarkan teknologi mengganggu kenyamanan komunikasi anda dengan istri. Biarkan saja pesan masuk bertumpuk-tumpuk, nanti anda bisa membuka dan membalas setelah selesai mengobrol dengan istri. Ketika ada telpon masuk juga tidak harus anda terima pada saat itu, karena anda nanti bisa menelpon balik setelah selesai mengobrol dengan istri.

8.Jangan ditinggal membaca koran atau menonton acara televisi saat istri sedang mengobrol dengan anda

Di antara gangguan komunikasi lainnya adalah, suami justru asyik membaca koran atau asyik menonton acara di televisi pada saat sang istri tengah berbincang dan curhat kepadanya. Perilaku suami saperti ini sangat mengganggu perasaan istri, karena merasa dikalahkan oleh koran dan televisi. Ia merasa tidak dihargai, merasa tidak dicintai, merasa tidak diterima oleh suami.

Letakkan koran, majalah atau buku, dan matikan televisi. Duduklah yang manis berdua dengan istri. Bersikap santai saja dan jangan membiarkan istri anda merasa sakit hati karena dikalahkan oleh koran dan televisi. Istri lebih berhak mendapat perhatian dari anda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun