Mohon tunggu...
Pak Adhitya A.W.
Pak Adhitya A.W. Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar 😎

penasaran adalah awal dari pengetahuan~

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Workshop Menulis Berita: Belajarlah Dari Kesalahan, Menjadi Corong Bagi Kebenaran!

7 Januari 2025   11:01 Diperbarui: 7 Januari 2025   11:04 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Philipus Jehamun menyampaikan pemaparan terkait berita. (doc:aaw)

Bantul (MTsN 2 Bantul) - Selasa wage pagi, 7 Januari 2024, diselenggarakan kegiatan yang diikuti oleh kurang lebih 100 peserta dari Kabupaten Bantul. Kegiatan yang diikuti GTK dari Kabupaten Bantul ini mengajak peserta untuk lebih memahami penulisan berita dari sudut pandang seorang jurnalis senior bernama Drs. Philipus Jehamun. Dalam kegiatan yang dihadiri oleh para pejabat teras Kabupaten Bantul seperti Kepala Balai Dikmen, Ismunardi, S.Pd., M.M., Kasi Dikmad Kankemenag Bantul, Ahmad Musyadad, S.Pd., M.Si.,  Kadis Dikpora Kabupaten Bantul Setio Nugrahanto S.S., M.M. sebagai perwakilan dari Bupati Bantul, dan Fitria Mardiyati selaku founder dari Komunitas Yuk Menulis yang menjadi penggagas utama dari kegiatan  yang diselenggarakan di  Ruang Mandala Saba Gedung Induk Lt. 3 Pemda Bantul.

Kegiatan yang dilaksanakan di Selasa wage ini memiliki makna baik sesuai angka 7 yang ada di balik selasa wage. "Pitu berarti pitulungan semoga menjadi pertanda baik bahwa kemampuan ini bisa membantu orang dengan tulisan kita". ujar Setio Nugrahanto dalam sambutannya. Menulis yang baik akan jadi citra positif bagi komunitas. Hal ini sinkron dengan paparan yang disampaikan oleh Philipus Jehamun. Philipus menyampaikan bahwa menjadi penulis berita adalah sebuah wahana yang bagus untuk menyampaiakan berita atau hal baik yang terjadi di sekitar kita. Kesalahan dalam penulisan adalah hal yang biasa terjadi dalam sebuah proses penyusunan berita. Peserta workshop mendapatkan sebuah pesan dari narasumber, penulis berita bisa mempelajari karakter media berita yang ingin dituju sebagai acuan dasar dalam mengembangkan konten berita. 

Narasumber berfoto bersama pejabat  Kabupaten Bantul dan Founder KYM. (doc: aaw)
Narasumber berfoto bersama pejabat  Kabupaten Bantul dan Founder KYM. (doc: aaw)

Proses membuat berita lambat laun menjadi saluran bagi penulis berita untuk menjadi salah satu pembawa pesan baik bagi dunia di sekitar penulis. "Bapak Ibu, silahkan belajar dari kesalahan yang Bapak Ibu buat sebelumnya dalam penulisan berita. Sampai akhirnya Bapak Ibu sampai pada tahapan mahir dan mampu menjadi corong bagi kebenaran yang tertuang dalam tulisan-tulisan Bapak Ibu yang sudah digodok dalam proses kreatif Bapak Ibu. " dalam kegiatan ini juga dijelaskan beberapa hal terkait kode etik jurnalistik yang berkembang seiring zaman yang semakin akrab dengan digitalisasi ini. "Yang terpenting adalah mulai menulis, bisa karena terbiasa. Dari proses ini Bapak Ibu akan tahu mana yang etis untuk ditulis mana yang perlu menjadi catatan draf saja". tutup Philipus dengan semangat. (aaw)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun