Bantul (MTsN 2 Bantul) - Selasa wage pagi, 7 Januari 2024, diselenggarakan kegiatan yang diikuti oleh kurang lebih 100 peserta dari Kabupaten Bantul. Kegiatan yang diikuti GTK dari Kabupaten Bantul ini mengajak peserta untuk lebih memahami penulisan berita dari sudut pandang seorang jurnalis senior bernama Drs. Philipus Jehamun. Dalam kegiatan yang dihadiri oleh para pejabat teras Kabupaten Bantul seperti Kepala Balai Dikmen, Ismunardi, S.Pd., M.M., Kasi Dikmad Kankemenag Bantul, Ahmad Musyadad, S.Pd., M.Si.,  Kadis Dikpora Kabupaten Bantul Setio Nugrahanto S.S., M.M. sebagai perwakilan dari Bupati Bantul, dan Fitria Mardiyati selaku founder dari Komunitas Yuk Menulis yang menjadi penggagas utama dari kegiatan  yang diselenggarakan di  Ruang Mandala Saba Gedung Induk Lt. 3 Pemda Bantul.
Kegiatan yang dilaksanakan di Selasa wage ini memiliki makna baik sesuai angka 7 yang ada di balik selasa wage. "Pitu berarti pitulungan semoga menjadi pertanda baik bahwa kemampuan ini bisa membantu orang dengan tulisan kita". ujar Setio Nugrahanto dalam sambutannya. Menulis yang baik akan jadi citra positif bagi komunitas. Hal ini sinkron dengan paparan yang disampaikan oleh Philipus Jehamun. Philipus menyampaikan bahwa menjadi penulis berita adalah sebuah wahana yang bagus untuk menyampaiakan berita atau hal baik yang terjadi di sekitar kita. Kesalahan dalam penulisan adalah hal yang biasa terjadi dalam sebuah proses penyusunan berita. Peserta workshop mendapatkan sebuah pesan dari narasumber, penulis berita bisa mempelajari karakter media berita yang ingin dituju sebagai acuan dasar dalam mengembangkan konten berita.Â
Proses membuat berita lambat laun menjadi saluran bagi penulis berita untuk menjadi salah satu pembawa pesan baik bagi dunia di sekitar penulis. "Bapak Ibu, silahkan belajar dari kesalahan yang Bapak Ibu buat sebelumnya dalam penulisan berita. Sampai akhirnya Bapak Ibu sampai pada tahapan mahir dan mampu menjadi corong bagi kebenaran yang tertuang dalam tulisan-tulisan Bapak Ibu yang sudah digodok dalam proses kreatif Bapak Ibu. " dalam kegiatan ini juga dijelaskan beberapa hal terkait kode etik jurnalistik yang berkembang seiring zaman yang semakin akrab dengan digitalisasi ini. "Yang terpenting adalah mulai menulis, bisa karena terbiasa. Dari proses ini Bapak Ibu akan tahu mana yang etis untuk ditulis mana yang perlu menjadi catatan draf saja". tutup Philipus dengan semangat. (aaw)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H