Mohon tunggu...
Syam ibnu Ram
Syam ibnu Ram Mohon Tunggu... Human Resources - ASN

Pegiat Keayahan (https://www.ayahkeren.com/search/label/Kolom%20Ayah?&max-results=6)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Penangkar Jalak Bali Klaten: Sukses Menangkar Burung Jalak Bali, Model Bang Thoyib

8 Mei 2014   18:43 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:43 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13995241831784151576

Banyak orang yang merasakan bahwa menangkarkan burung adalah hobi yang mengasikkan. Menangkarkan burung menjadi hobi yang mengasikkan setidaknya karena dua hal.

Pertama karena memelihara burung sebagaimana hobi yang lain, dia bisa memberikan hiburan tersendiri sehingga mampu menghilangkan penak dan capek setelah seharian bergelut dengan kerasnya kehidupan. Dengan menggeluti hobi ini maka pikiran bisa menjadi kembali segar. Wes hewes hewes bablas angine . . .

Yang kedua menangkarkan burung juga bisa menjadi alternative untuk menghasilkan uang. Coba saja sesekali mampir ke pasar satwa dan tanaman Jogjakarta (PASTY), ke pasar burung Depok Solo atau ke pasar burung Pramuka di Jakarta, maka kita akan tahu betapa ramainya ketiga pasar tersebut. Kalau pasarnya seramai itu kira-kira berapa besar ya omset para pedagangnya. Tentu bisa ratusan juta rupiah perbulannya. Darimana pasokan burung dagangan mereka ? Tentu saja salah satu satunya adalah para penangkar burung. Nah dari sini peluang itu muncul.

Karena peluang usaha di bidang perburungan ini begitu menjanjikan, maka banyak penghobi burung yang melebarkan sayapnya ke dunia penangkaran. Yang dulunya hanya dolanan doro keplek, latber-latberan terus tapi gak pernah ngikut ke lomba sungguhan, sebagian di antara mereka kemudian menerjuni bidang penangkaran, tentu saja sambil terus melanjutkan hobi sebelumnya.

Bidang penangkaran memang sector yang cukup menggiurkan. Banyak orang telah berduyun-duyun menerjuninya. Banyak orang telah berhasil menjadi jutawan di sana.

Namun juga jangan sangka bahwa bidang yang menggiurkan ini selalu memberikan jaminan bahwa siapa saja yang terjun ke sana mesti bakal bisa mengeruk rupiah. Karena faktanya banyak juga orang yang menerjuni dunia penangkaran ini mereka masih tetap begitu-begitu saja. Padahal mereka sudah kawakan di situ.

Nah membandingkan dua realita yang berbeda ini tentu saja menarik. Di satu sisi ada penangkar yang telah berhasil mengeruk rupiah dalam jumlah besar namun di sisi lain juga banyak penangkar yang hidupnya tetap terlantar. Ngopo hayo . . .?

Dunia penangkaran sebenarnya tidak berbeda dengan dunia entrepreneur pada umumnya. Lihatlah para pelakau dunia usaha di sekitar kita. Di Klaten saya sepanjang jalan Pemuda ( jalan utama yang membelah kota Klaten ) yang membentang dari terminal Klaten sampai dengan Kantor Pemda berdiri puluhan warung tenda setiap malam. Diantara warung tenda yang berjumlah puluhan itu terdapat warung yang larisnya bukan main. Namun banyak juga warung-warung tenda itu yang sepi pembeli. Ada warung tenda yang bisa menarik pelanggan ratuan dalam semalan, namun ada juga warung yang kesepian dan hanya mampu menarik pembeli dalam hitungan jari. Ngopo hayo . . .?

Itulah dunia bisnis, dunia yang penuh warna-warni. Dunia bisnis bukan dunia karyawan perusahaan atau dunia pegawai pemerintah. Dalam dunia karyawan, apapun yang terjadi, mau hujan mau badai asalkan perusahaan belum kolap akhir bulan semua karyawan akan terima gaji. Dalam dunia entrepreneur hal ini tidak berlaku. Dan dunia penangkaran adalah dunia entrepreneur juga maka kreatifitas, kesungguhan dan keuletan menjadi tuntutan penting.

Mencermati dunia penangkaran,sampai sekarang masih banyak orang yang ragu untuk mencoba menerjuninya dengan alasan karena tidak cukup waktu. Mereka berdalih bahwa mereka sibuk dengan pekerjaannya, sehingga tidak bisa membagi waktu. Tentu ini sebuah alasan yang menarik untuk di dalami.Benarkah menangkarkan burung memang membutuhkan curahan waktu secara penuh sehingga tidak bisa disiasati dengan cara mengalokasikan waktu disela-sela kesibukan kita.

Dalam hemat saya menangkarkan burung bisa dilakukan dengan model paro waktu. Dengan catatan kita mesti bisa mensiasatinya dengan baik. Ini penting karena banyak diantara kita yang ingin menerjuni penangkaran burung sementara kita belum bisa terjun dengan full time, karena kita masih terikat kerja dengan perusahaan.

Bagi kita yang ingin menerjuni dunia penangkaran burung sementara kita masih belum berani terjun all out maka kita bisa menerapkan model penangkaran bang Thoyib. Apa itu penangkaran burung model bang Thoyib ? Bagaimana penangkaran burung model bang Thoyib yang menggunakan system paroh waktu namun bisa memberikan hasil yang memuaskan ?

Untuk itu ada baiknya kita menyegarkan memori kita dengan kisah bang Thoyib yang mengharu biru itu. Oke tarik mang . . .

Bang toyib
Bang toyib
Kenapa tak pulang pulang

anakmu anakmu
panggil panggil namamu

Bang toyib
Bang toyib
Kenapa tak pulang pulang

Anakmu anakmu
Aanggil panggil namamu

Bang toyib
Bang toyib

tiga kali puasa
tiga kali lebaran
abang tak pulang pulang
sepucuk surat tak datang

sadar-sadarlah abang inget anak istrimu
cepat cepatlah pulang semua rindukanmu

jika dijalan yang benar selamatkanlah ia
jika dijalan yang salah sadarkanlah dirinya

Bang toyib
Bang toyib
Kenapa tak pulang pulang

anakmu anakmu
panggil panggil namamu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun