Mohon tunggu...
Syam ibnu Ram
Syam ibnu Ram Mohon Tunggu... Human Resources - ASN

Pegiat Keayahan (https://www.ayahkeren.com/search/label/Kolom%20Ayah?&max-results=6)

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Penangkar Jalak Bali Klaten: Menggapai Sukses (Seri Breeding Motivation)

4 Maret 2014   23:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:14 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhir pekan adalah saat yang menyenangkan bagi penangkar jalak bali seperti saya. Saat-saat seperti ini biasanya dimanfaatkan oleh para penangkar jalak bali maupun kicau mania untuk menikmati klangenannya dengan sepuas-puasnya.

Akhir pekan kali ini, lebih semarak lagi, karena latber burung kicau yang biasa digelar di tempat kami dikelola dengan cara yang sedikit berbeda disbanding dengan even serupa bulan lalu. Pada latber kali ini panitia menyisipkan satu acara lagi sebelum acara utama latber berlangsung. Acara sisipan itu berupa acara breeding motivation ( motivasi berbalut penangkaran ) dengan menghadirkan pak Syam sebagai Breeder Motivatornya ( alias motivator cap manuk ).

Dalam sessi yang disambut meriah oleh para penangkar jalak bali dan kicau mania Klaten ini pak Syam memulai presentasinya dengan sebuah game.

“Baik . .. kalian lihat di depan semuanya. Di depan kalian terdapat sangkar yang berjejer dengan rapi. Saya sengaja menyiapkan 60 ekor burung gereja dalam sangkar-sangkar ini. Dan di atas meja sebelah kiri saya, telah disiapkan pita berwarna putih dan spidol berwarna merah. Sekarang silakan kalian semua maju untuk mengambil seekor burung gereja dan selembar pita. Tolong panitia membagikan burung dan pitanya kepada masing-masing peserta. Oke silakan maju dengan tertib !” begitulah pak Syam mengawali presentasinya

Dan kepada mereka para penangkar jaak bali ini, masing-masing diminta untuk menulis namanya pada sehelai pita tersebut dengan huruf balok berwarna merah. Setelah itu pita diikatkan pada kaki kanan burung gereja tersebut.

Kemudian ruangan di tutup rapat. Lampu dinyalakan, sehingga ruangan masih cukup terang.

Jalak Bali Usia Tiga Pekan

“Baik sekarang saya akan memberikan instruksi. Sekarang kita akan memulai gamenya. Kalian semua sekarang telah memegang seekor burung gereja yang telah diberi identitas anda yaitu nama anda kan ? Sebentar lagi kalian akan melepaskan burung yang kalian pegang, di dalam ruangan ini. Setelah itu tolong kalian cari dan tangkap burung gereja kalian tadi. Saya beri waktu 20 menit. Oke sekarang lepaskan, dan tangkap burung kalian. Yang sudah berhasil menangkapnya tolong laporkan ke panitia. Oke waktunya dimulai dari sekarang” kata pak Syam memberikan instruksi.

Dalam sekejap aula berukuran 10m x 15m itu menjadi gaduh, dengan suara yang menggelegar bak guruh diselengi beberapa peserta yang mengaduh karena tertabrak temannya yang bermandi peluh. Semua orang bergerak agresif mencari burung yang memuat nama mereka, bertabrakan satu sama lain, mendorong dan berebut dengan orang lain disekitarnya sehingga mirip kesemrawutan di pasar burung.

Lima belas menit telah berlalu, namun panitia tidak menerima satu laporanpun dari peserta yang telah berhasil menangkap burungnya.

“Hayo masih ada waktu 5 menit lagi. Ayo kalian pasti bisa” pak Syam memotivasi mereka.

13939248711566903769
13939248711566903769
Jalak Bali Dalam Satu Sarang

Namun rupanya teriakan pak Syam kalah oleh kegaduhan mereka. Dan hingga waktunya habis tak satupun peserta yang berhasil menangkap burung atas namanya.

Melihat tidak ada peserta yang bisa menangkap burung gereja atas namanya sendiri kemudian pak Syam melanjutkan game dengan mengubah instruksinya.

“Dua puluh menit tidak ada yang bisa menangkap burung atas namanya. Sekarang ketentuannya saya ubah. Coba sekarang kalian tangkap burung itu secara acak. Kalian boleh menangkapnya sesuka kalian. Saya kasih waktu 10 menit. dan waktunya dimulai dari sekarang” kata pak Syam menjelaskan ketentuan game yang baru.

Berhambur mereka memburu burung di ruangan itu. Ternyata dalam lima menit pertama dua orang sudah berhasil menangkapnya. Dan ketika waktu sudah usai ada lima burung gereja yang mereka tangkap. Dan semuanya atas nama yang berbeda dengan masing-masing penangkapnya.

13939249061665984894
13939249061665984894
Jalak Bali, Saatnya Makan

Pak Syam melanjutkan presentasinya “Oke sekarang perhatikan semua. Pada game yang pertama dalam waktu 20 menit kalian tidak ada yang berhasil menangkap burung. Terus pada sesi yang kedua dalam waktu 15 menit ada 5 orang yang berhasil menangkap burung. Coba sekarang saya ingin tahu kenapa itu bisa terjadi, bukankah 20 menit itu lebih lama dibandingkan 15 menit. Semestinya tangkapan burungnya bisa lebih banyak to, tapi ternyata itu tidak terjadi.

“Kenapa bisa terjadi ? Karena pada game yang pertama kalian kan hanya focus kepada burung kalian masing-masing. Padahal di ruangan ini ada 60 burung, jadinya kita hanya sibuk mengawasi dan mencari kira-kira mana burung saya” kata seorang peserta. “ Tadi pada game pertama saya sudah berhasil menangkap seekor burung, tapi karena namanya Om Rudi akhirnya saya lepaskan lagi”, kata si Adi The King kicau mania Klaten Selatan. Dan masih banyak lagi komentar, kritik maupun saran yang mengemuka dalam sessi ini.

13939249432031301999
13939249432031301999
Jalak Bali, Penuh Harapan

“Oke sekarang saya kasih tantangan lagi. Sekarang saya kasih kebebasan untuk menangkapnya, mau pakai cara apa saja, alaat apa saja boleh. Kalian butuh waktu berapa lama ?

Setelah diberi kebebasan, akhirnya mereka sepakat bahwa dalam waktu 5 menit mereka mampu menangkap semua burung yang tersisa yaitu sejumlah 55 ekor. Untuk itu mereka menggunakan semua sarana yang memungkinkan untuk menangkap burung-burung tersebut. Akhirnya mereka menggunakan kaos, baju, jaket untuk menangkapnya. Bahkan ada yang melempar burung menggunakan sandalnya. Mereka bekerja sama dalam tim, tidak lagi berfikir bahwa sayalah yang harus berhasil menangkapnya. Mereka lebih mengutamakan tujuan tim, dan tidak lagi bekerja untuk diri mereka sendiri.

Dan ternyata hasilnya sangat luar biasa. Hanya dalam waktu lima menit mereka berhasil menangkap semua burung yang tersisa. Masing-masing peserta dengan penuh kesadaran menyerahkan burung tangkapannya kepada orang yang namanya tercantum dalam pita yang diikatkan pada kaki burung tangkapannya itu.


“Oke tepuk tangan yang meriah . . . semuanya . . .!” kata pak Syam mengapresiasi upaya mereka dalam menaklukkan burung-burung gereja dalam ruangan itu.

“ Baiklah saudara-saurdara semuanya, saya ingin menutup acara kita ini dengan menunjukkan sedikit apa pelajaran yang bisa kita ambil dari game ini “ kata pak Syam.

13939249911304565817
13939249911304565817
Jalak bali Usia Satu Bulan

Dalam suatu sessi presentasi game pada hakikatnya adalah satu upaya penyederhanaan atas berbagai aktivitas kehidupan kita sehari-hari. Kehidupan kita sehari-hari disederhanakan dalam simulasi yang berbentuk game.

Dalam game tersebut kita bisa melihat bahwa, ketika setiap individu sibuk dengan dirinya sendiri. Atau ketika setiap individu hanya focus pada urusannya sendiri maka dalam waktu 20 menit tangan mereka hampa. Tidak seekor burungpun berhasil mereka dapatkan, iya toh “ tanya pak Syam retoris.

Dan perhatikan setelah itu, yaitu ketika kita sudah membebaskan diri untuk tidak focus dengan milik kita sendiri maka dalam waktu 15 menit ada lima orang yang berhasil menangkap burung.

Dan yang ketiga ketika kita sudah membebaskan diri dari kepentingan sendiri, focus pada tujuan bersama dengan memanfaatkan semua sarana yang ada serta kerja kita dikoordinasikan dalam bentuk kerja sama yang baik maka dalam waktu 5 menit semua burung berhasil ditangkap. Iya kan ? Dan hebatnya sekarang masing-masing tika memegang burung atas nama kita sendiri” kata pak Syam dengan sangat meyakinkan.

Begitulah gambaran kehidupan ini. Rumus ini juga berlaku dalam dunia penangkaran. Kalian para penggemar dan penangkar burung hendaknya mengambil pelajaran dari game kita barusan . . .

1393925036180747330
1393925036180747330

Jalak Bali, Santai Dalam Sangkar


Poin Game :

Ketika orang hanya sibuk mencari kebahagiaan untuk dirinya sendiri, justru kegagalanlah yang kerap kali mereka temui. Karena itu dalam kontek penangkaran burung; bekerja sama adalah variabel penting untuk menggapai kesuksesan. Supeeeerrr . . . sekaliiiii . . .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun