Ngrawat burung itu gampang dan enteng lo. Kalau anda telaten burung anda akan moncer di arenakontes. Ini kan soal hobi, jadi gak berat. Sudah gitu burung anda akan terdongkrak nilai ekonominya. Bisa puluhan juta Bro . . . malah bisa ratusan juta lo mas Bro . . .
Beternak burung itu gampangdan gak berat kok. Dijamin anda bisa jadi jutawan dari kandang burung. Bayangkan sekarang harga sepasang trotolan Murai Batu ekor panjang, minimal 3,5 jt. Kalau anda punya 10 kandangdan produksi 70%nya saja coba berapa padatnya lalu lintas duit keluar masuk dari dan k e kantong anda tiap bulannya. Maklum jutawan Bro . . .
Apa yang anda fikirkan saat membaca tulisan seperti di atas ? Mungkin fikiran anda akan segera bangun dan . .. . cling . . .aha . ..begitu ya . . . ? Merawat trotolan itu sangat menguntungkan . . .Beternakburung itu gampang ! Itu berarti saya bisa menyalurkan hobi saya, terus duit-duit pada mengalir ke saya dong ? Mungkin sebagian dari calon peternak ada yang berfikiran begitu.
Tapi bagi saya . . .preeekkk . ..Ngrawat burung hingga menjadi juara itu gak gampang. Beternak burung itu juga susah. Ini nyata. Hal ini dialami oleh sebagian besar penghobi dan peternak burung.
Ketahuilah sodara-sodara bahwasanya Kicau Mania maupun Breeder yang merasakan gampang dan enteng itu hanya sebagian kecil saja. Dan kemudahan merawat maupun menternak tersebut biasanya mereka dapatkan setelah bertahun-tahun menggelutinya.
Ibaratnya dia telah jungkir balik menekuni bidang itu, maka kemudian atas berkat rahmat Allah yang maha kuasa, mereka diberi kemudahan untuk menyususn preambule UUD’45 .. . eh kok nglantur, maksud saya mereka diberi kemudahan untuk merawat burungnya sehingga kinerja burungnya benar-benar moncer saat digantang dan keluarlah ia sebagai juara.
Atau kalau dia peternak, setelah melalui jalan peternakan yang berliku, makan waktu lama, telah berkorban dengan kematian beberapa burung kesayangan, baru kemudian atas berkat rahmat Allah yang maha kuasa maka dia diberi kemudahan untuk mengembangkan burung-burung ternakannya sampai beranak pinak sehingga menjadi banyak. Kalau burungnya sudah banyak maka setiap pagi dia tinggal cengar-cengir saja karena kantung sakunya sudah tebal berisi duit. Kalau sudah begini enak tenaaannnn . . .
Jadi gimana ini ? Ngrawat burung sampai menjadi juara itu gampang apa susah ? Beternak burung itu gampang apa susah ?
Kalau menurut saya dua-duanya susah. Merawat burung dari trotolan hingga menjadi jawara itu susah. Beternak burung hinga beranak-pinak itu juga susah.
Kok begitu sih . . . kok gak memotivasi para pemula sih . . .
Mungkin sebagian orang akan memprotes begitu. Tapi baiklah saya akan memberikan alasan mengapa saya “tidak memotivasi” para calon penghobi maupun calon penangkar.
Sebenarnya kalau tulisanini ditafsirkan sebagai penghambat motivasi orang untuk merawat dan menangkar burung, nggak juga. Sebab lahirnya tulisan ini justru saya maksudkan untuk mendorong para kicau mania maupun breeder untuk lebih tekun dan serius dalam menerjuni bidang yang memang sangat mengasyikkan ini. Ya bidang kicau dan breeding ini memang mengasyikkan. Dingin2 empuklah ibaratnya. Sebab bidang ini memang menyenangkan dan sekaligus menghasilkan. Menyenangkan hati dan menghasilkan duit mantap to ?
Memasuki bidang yang menyenangkan dan menghasilkan duit ini tentu saja mengasyikkan bagi siapa saja to ? Karena dia mengasyikkan maka tidak sedikit orang yang memasuki bidang ini dengan berbekal emosi belaka. Maksudnya dia memasukibidang ini hanya dengan melihat aspek peluangnya saja, tanpa mempertimbangkan aspek resikonya.
Padahal dalam hidup ini sudah menjadi sunnatullah ( hukum alam ) di mana di situ ada peluang, di situ juga ada resiko. Peluang dan resiko itu selalu lengket. Kalo kate bang Jali ibaratnye kayak surat ame perangkonye. Nempelllllll terus . .. .
Kalau peluangnya kecil, biasanya resikonya juga ringan. Dan sebaliknya, dunia burung kan berpeluang bisa menyulap anda menjadi jutawan, maka mestinya kita juga mengenali resikonya bahwa dunia burung juga berpeluang menjadikan kita stress dan bahkan ambleg kita dibuatnya hingga menjadi kere. Iya dong. . .
Nah dengan berfikir seperti ini, mestinya kita justru menangkap tulisan ini sebagai motivasi yang sesungguhnya. Bukan begitu Pak Mario ?
Oke . . . baiklah para sahabat super . . . kita akan melihat mengapa Tuhan kasih kita kesulitan saat kita merawat burung atau ketika kita menangkar burung.
Coba bayangkan kalau merawat trotolan murai batu itu gampang, cepet dan hasilnya selalu mak nyus. Misalnya kita merawat murai batu hanya dengan memberi pakan BR dalam waktu satu bulan hasilnya burung gacor cor. . . owor-owor dan josss . . . sekualitas Natalia om Gunawan.
Kita tahu Kicau mania jumlahnya bejibun bun . . . maka setiap bulan akan lahir ratusan burung murai batu joss gandos sekualitas Natalia semuanya. Apa yang terjadi ? Apakah dunia perkicauan akan semarak, harga burung terdongkrak ?
Atau malah sebaliknya ? Para kicau mania menjadi lemes kehilangan gairah karena tidak ada tantangan lagi. Karena hanya dengan membeli trotolan sembarangan di pinggir jalan, sampai rumah dikasih BR ayam sekilo sekalian untuk makannya selama sebulan. Dikasih minum satu siwur air ledeng untuk mandi sekalian minum sebulan, terus full kerodong.
Akhir bulan kerodongnya kita buka . . . dan sim salabim . . . burung juara sudah di tangan. Kalau ini yang terjadi di dunia kicau mania, maka saya membayangkan betapa hambarnya dunia kicau. Dunia kicau tidak nyaman lagi untuk digeluti. Iya to . . .
Demikian juga untuk beternak. Misalnya kita beli sepasang jalak bali. Kita kasih BR ayam dan bak mandi. Perawatan kandang tidak dilakukan, vitamin tidak pernah diberikan, tikus2 bergentayangan dalam kandang diabaikan, gelodok penuh kecoa dibiarkan, disinvektan tidak pernah disemprotkan.
Setelah itu kita khusu’ sholat dhuha minta rejeki agar burung jalak bali beranak pinak dengan lancar. Terus2an kita mendikte tuhan agar diberikan piyik setiap bulan dengan jumlah empat biji per pasang indukan.
Kalau kita sekarang mempunya empat pasang indukan kita minta agar tiap bulan kita diijinkan untuk panen 16 piyik. Dan ternyata dikabulkan oleh tuhan. Kita tiap bulan mengantongi duit Rp. 80 juta, dengan hitungan 16 biji atau 8 pasang dengan harga 10 jt perpasang. Total jenderal Rp. 80 jt perbulan. Iku duit kabeh bro . . .
Jika ceritanya seperti itu . . . kira2 apa yang terjadi pada sahabat-sahabat super semuanya . . . apakah dunia breeding kita menjadi semarak karena produktifitas yang tinggi, duit kita banyak, anak dan istri senang ?
Atau sebaliknya dunia breeding kita malah segera ambleg. Saya kira yang kedua inilah yang bakal terjadi sahabatku yang kuper . . .eh . . .super. Mari kita tanyakan pada Pak Mario, pigimane pak Mario ?
“ . . . begini. Karena itu kita yakin tuhan sayang kita. Tidak semua Kicau mania berhasil momong trotolan hingga menjadi burung yang super saat digantang di arena kontes to ? Super sekaliiiii. Juga bagi para peternak . . . banyak yang sudah memelihara cucak rawa bertahun-tahun burungnya tetap tidak mau bertelur to ? Kalau pengalaman pak Syam AHA Bird Farm Klaten malah lebih parah. Sudah empat tahun lebih memelihara empat pasang Cucak Rowo, jangankan kok bertelur unjal sarang saja tidak mau . . . tragis to ?
Tapi walaupun begitu jangan terus pesimis . . . jadilah kicau mania yang superrr . . . jadilah breeder yang supeerrr . .soal kendala itu hal biasa. Merawat trotolan dan beternak burung tanpa kendala itu ibaratnya bagai malam tak berbintang . . . jeeeaaa . . . .gak ada romantis2nya, tahu nggak lo? Hambar bah-ngeeeett. . .
Menyeberang lautan tanpa gelombang itu gak enak, ibarat naik gethek di kalenan. Gak ada asyik2nya, iya kan. Begitulah breeding tanpa kendala.
Kalau pingin tahu asyiknya diombang-ambingkan gelombang, atau bahkan digelombangkan ombang ambing . . .coba tanyakan kepada kang mas Paijo Slenthem . ..inggih to mas . .. . memang mas Paijo ini super slenthem sekaliii . . . piss om.
Sekarang kita bicara manisnya. Misalnya kita bicara tentang manisnya beternak cucak rowo. Coba tanya tetangga saya Om Joko Sadono dan gangnya di KPCR Indonesia. Setiap hari gangnya Om Joko ini selalu berbagi cerita manis tentang ternak2 mereka.
Tempo hari Om Yusuf Jess di Bogor kirim gambar, piyikan campur telur.
Haaa . .piyikan campur telur, maksudnya oseng2 piyik telur ? Sedapnyeeee . . .kata si upin.
Bukan oseng2 bro. Tapi piyik cucak rowo sama telur cucak rowo yang baru, dalam satu sarang.
Menurut cerita Om yang gantengnya kaya kekasih Zulaikha dari Mesir ini, ternyata cucak rawanya punya tradisi netes langsung nelor lagi. Aneh kan . . . ? Tapi begitulah takdir telah berbicara . . .pena telah diangkat darinya sehingga kun fayakun . . . piyik plus telur. Hewes-hewes . . .ini nyata lo.
Beda Om Yusuf beda pula kisah pak Haji Subhan dari Banjarmasin. Pak haji yang baik hati dan tidak sombong ini punya pengalaman unik.
Biasanya ketika kita beternak cucak rawa maka kandangnya harus tertutup brukut, alias gak bisa sembarangan kita melihat burung kita dan burung melihat kita. Malu . . .ngeliat burung kok sembarangan.
Nah Rupanya pak Haji yang tidak punya berbasis ilmu peternakan maupun kedokteran hewanini punya kandang cucak rawa yang dibiarkan terbuka sehingga burungnya keliatan . . . dan produktif . . .
Cerita-cerita manis seperti ini banyak dialami oleh personil KPCR lainnya. Dan cerita2 manis seperti ini bukan sekedar manis-manisan . . . tapi manis beneran. Dan yang penting bahwa manisnya peternakan om2 di KPCR ini bukan hanya monopoli mereka tapi kita semua juga berhak untuk bisa berhasil seperti mereka.
Tapi tentu saja syarat dan ketentuan berlaku. Apa itu pak Mario. Telaten,tidak gampang mengeluh, inovatif dan fikiran terbuka terhadap ilmu dan pengalaman orang lain . . . itu !
Kalau syarat dan ketentuan itu saya penuhi saya akan jadi peternak yang berhasil pak Mario ? Insya Allah . . . akan jadi peternak yang sukses. Ingat dalam hidup ini tidak ada yang pasti, kita hanya berusaha Tuhan yang menentukan. Kita hanya bertugas untuk beternak dengan sebaik2nya, Tuhanlah yang menjadikan indukan kita bertelur.
Dan Tuhan hanya meminta kita untuk sungguh-sungguh mengurusnya dan sungguh-sungguh berdo’a untuk meminta kepadanya. Itu saja . . .
Ooo . ..begitu ya pak Mario . . . saya jadi semakin sungguh2 menyiapkan kandang .. .mudah2 maret atau april 2014 nanti sudah ada pasangan cucak rawa yang menghuninya. Saya tidak kapok walau dulu belum berhasil pak Mario. Saya akan nanya2 ke KPCR. Sebagai tambahan KPCR clubnya para cucak rawa mania di Indonesia. Ini merupakan club penggemar cucak rawa dengan anggota terbesar di asia tenggara. Bener loh.
Jadi kembali ke tema tulisan ini . . . merawat burung sampai juara itu gampang apa sulit ? Beternak burung itu gampang apa sulit ?
Menurut saya sulit. Dan manisnya kesuksesan selalu diletakkan Tuhan di jalan2 yang sulit seperti ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H