Dari jauh nampak hijaunya pepohonan yang tumbuh lebat di setiap jengkal karang pulau itu. Pohon nyiur nampak melambai-lambai ke arah kami. Makin lama makin mendekat. Tak sampai setengah jam speedboat sudah merapat di dermaga. Sambil menunggu speedboat bersandar, kami dimanjakan oleh tarian gemulai warna-warni ikan. Jernihnya air laut ditambah terangnya matahari menjadikan berbagai biota laut  di sini nampak semakin cantik. Tempat ini menjadi magnet yang menarik para penghobi snorkeling dari berbagai daerah.
Tapi untuk sementara kami bersabar tidak nyemplung  ke dalam airnya dulu dan harus rela meninggalkan spot snorkeling yang sangat menawan ini. Karena kami harus mendaki ke atas pulau Kakaban. Konon di atas sana ada danau yang unik dan sangat menarik. Konon danau seperti ini hanya terdapat di beberapa tempat saja di belahan bumi ini. Wah jadi gak sabar ingin segera sampai di atas nih.
Melalui jalan setak berbatu karang tajam, rombongan naik menuju ke arah  danau. Semakin ke atas alhamdulillah jalannya semakin bagus. Pengelola wisata membuat jalan selebar dua meter dari kayu ulin yang membentang sampai ke bibir danau. Jalanan kayu ulin membuat bibir danau yang berumur ribuan tahun ini nampak makin seksi.
Sampai di bibir danau speachless saya dibuatnya. Oh my God . . . amazing-amazing . . . Sungguh keindahan yang belum pernah saya melihatnya, bahkan terbetik di dalam hatipun belum pernah. Ribuan ubur-ubur berenang  kian kemari, riang gembira berwama kuning keemasan. Beberapa wisatawan manca negara tengah asyik menikmati keindahan panorama dalam air. Terbentang di hadapan kami jernihnya air danau yang membiru, cerahnya sinar matahari menembus sampai ke dasar danau dan ribuan ubur-ubur kuning keemasan seumpama bintang gemintang di jernihnya langit malam.
Saking mempesonanya keajaiban alam ini membuat Akbar salah seorang rekan kami langsung nyebur ke dalam air. Dengan kegembiraan yang memuncak dia ingin segera menikmati keindahan danau dan kecantikan ubur-uburnya itu. Segesit anak rusa dia langsung menghambur ke air. Sejenak dia menikmati cantiknya ubur-ubur putih, namun dia merasakan ada yang menggelayut di pundaknya. "Wah . . .apa ini ?" teriaknya. Dia menyangka ratu dari kerajaan ubur-ubur tengah memeluk pundaknya erat-erat. Buru-buru dia naik ke dermaga. Sesampainya di atas dermaga betapa terkejutnya dia ternyata tasnya masih menggelayut di pundak. Tas yang berisi handphone, dompet dan beberapa benda lainya ikut terbawa masuk ke dalam danau. Saking semangatnya dia lupa bahwa tas berisi barang penting itu belum dia taruh. Akbar . . . Akbar . . . kasihan sekali dirimu nak . . . he he he . . .
Setelah melihat dengan mata kepala sendiri, saya berani merekomendasikan bahwa Danau Ubur-Ubur ini sungguh merupakan destinasi wisata yang wajib masuk di agenda anda. Terutama buat kamu-kamu yang berusia muda. Ini destinasi yang benar-benar luar biasa.
Menurut sebuah literatur teori tentang kemunculan danau ini masih menjadi misteri bagi para peneliti geologi sampai saat ini. Salah satu sumber menyebutkan bahwa danau Ubur-Ubur ini adalah air laut yang terperangkap di cekungan pulau sejak dua juta tahun yang lalu. Danau ini tergolong danau prasejarah yang terbentuk sejak jaman peralihan Holosin.
Danau ubur-ubur ini memiliki luas sekitar lima kilometer persegi. Berdinding karang terjal tak kurang dari lima puluh meter. Di sepanjang bibir danau ditumbuhi bakau dengan segenap keanekaragaman biotanya seperti kepiting, teripang, ular laut dan lain-lain. Menurut pakar kelautan dari Kanada yaitu  Dr. Thomas Tomascik, pulau Kakaban merupakan surga bagi biota laut yang belum banyak dieksplore.
Tak ada puasnya saya menyelam dari satu spot ke spot yang lain. Tak bosan-bosannya saya menyapa ubur-ubur yang bergerak manja, bersentuhan kulit dengannya. Ikan berwarna-warna berseliweran kesana-kemari turut menghiasi keindahan pemandangan bawah air. Pantulan caya matahari yang membias menambah keindahan pemandangan bawah air. Dua jam terasa beberapa menit saja di tempat ini. Pemandu wisata sudah memanggil-manggil kami untuk menikmati spot wisata lain di sekitar pulau Kakaban ini.
Di tempat ini kami memperoleh keraifan hidup yang kedua. Kalau yang pertama kami peroleh dari riak-riak gelombang, di Danau Ubur-Ubur ini kami mendapatkan kearifan hidup dari ubur-ubur. Dari mereka kami belajar bahwa dalam kelemahan diri terdapat keindahan yang potensial memancar untuk menghibur orang lain. Betapa ubur-ubur adalah hewan yang sangat lemah bahkan tulangpun da tidak memiliki. Namun justru dari kelemahan yang dia miliki Tuhan memberikan kelebihan berupa kecantikan yang muncul dari dalam ( inner beauty). Keindahan yang bisa menghibur setiap pengunjung danau. Begitulah semestinya kita dalam melayani wajib pajak, kita mesti menampilakn inner beauty kita dengan jalan memberikan layanan yang prima. Siapa kitaaa . . ?? Redeber's . . .
Spot berikutnya adalah snorkeling di pantai Pulau Kakaban. Saya ngiler melihat jernihnya air di pantai ini. Ikan dengan warna-warni yang memikat hati berseliweran kesana-kemari menarik hati ini agar segera menceburkan diri. Area diving cukup luas membentang di seputaran pulau dengan arus yang cukup aman ini. Dan asyiknya dalam jarak hanya beberapa meter saja area pantai ini kita sudah sampai di bibir palung. Perbedaan suhu air begitu terasa ketika kita menyelam sampai di bibir palung. Airnya dingin, pemandangan berubah seketika dari biru kejernihan menjadi hitam gelap seakan tanpa ada cahaya yang masuk.