Mohon tunggu...
Syam Jabal
Syam Jabal Mohon Tunggu... Human Resources - ASN

tukang burung (http://gudangjalakklaten.blogspot.com)

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menyisir Hutan, Mengais Rupiah ala Pegawai KPP Pratama Tanjung Redeb

13 Agustus 2018   10:53 Diperbarui: 13 Agustus 2018   12:53 694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana di Logponds (dok Pribadi)

Berdinas di wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara memang ngeri-ngeri sedap. Karena berdinas di wilayah yang berbatasan dengan negeri  jiran Malaysia ini memang bisa mengerikan tapi sekaligus juga bisa membuat pengalaman hidup kita beraroma sedap. Yang pasti berdinas di wilayah ini tak pernah sepi dari tantangan. Sedapkan ?

Mau ngeri atau sedap, semua tergantung cara menikmati tantangannya. Ngerinya perjalanan bisa begitu terasa bagi mereka yang terbiasa menikmati kerja dalam suasana perkotaan. Namun sebaliknya ngerinya perjalanan tersebut bisa menjadi menyenangkan bahkan berubah menjadi layaknya suasana traveling yang kadang malah mirip petualangan alam liar. Tentu hal ini hanya berlaku bagi mereka yang bermental baja (apa lagi berotot kawat bertulang besi he he . . .)

Tersebutlah empat pendekar bermental baja. Mereka adalah bapak Narto, bapak Mahfud, bapak Teguh Ismail dan bang Sumurung Simanjorang yang hari itu sedang berdinas di wilayah Berau Propinsi Kalimantan Timur. Mereka berempat adalah para pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tanjung Redeb yang berkedudukan di Tarakan Kalimantan Utara. Dua personil yang pertama adalah Penilai Pajak dan dua yang terakhir adalah staf di Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan KPP Pratama Tanjung Redeb. Mereka berempat bahu-membahu bekerja sama dalam rangka mengais rupiah demi rupiah dari wajib pajak yang tersembunyi di pelosok hutan Kalimantan Timur itu.

Di samping melakukan penggalian potensi pajak, tim ini sekarang dalam perjalanan dinas untuk melakukan edukasi ke salah satu wajib pajak yang berada di pelosok wilayah Kabupaten Berau. Di suatu tempat yang sangat terpencil. Saking terpencilnya, kadang-kadang kami berseloroh; masih di Indonesiakah kita ini ?

Jarak tempuh dari ibu kota Kabupaten Berau yaitu Tanjung Redeb sekitar 280 km, ke arah udik. Diperkirakan memakan waktu tempuh selama delapan jam. Dan perjalanan di wilayah ini tak ubahnya perjalanan menembus hutan. Suasana jalanan tanah berlumpuh pekat dengan lobang menganga di sana sini plus jalanan yang kadang menanjak naik kadang menurun tajam. Sangat menantang ya ? Tertarik mau ikut ? Ayo sini . . .

Tim mengawali perjalanan dari Kota Tanjunggredeb sebelum matahari beranjak dari peraduannya. Mereka sengaja memilih waktu sepagi mungkin dengan harapan sebelum ashar sudah sampai di objek yang mereka tuju. Syukur-syukur kalau hari itu tim langsung bisa melakukan survey pendahuluan. Jikapun tidak bisa, tim sudah menyiapkan plan B untuk memulai beraksi esok pagi. Di lapangan kita mesti pandai-pandai menyiasati kondisi. Karena sematang apapun rencana yang sudah kita buat, bisa saja mentah seketika karena perubahan suasana di lapangan. Bagi tim lapangan hal itu hal yang biasa.

Yang menjadi target edukasi dari tim kali ini adalah perusahaan kayu yang sudah malang melintang di rimba Kalimantan sejak puluhan tahun yang lalu. Data sementara, perusahaan ini sudah beroperasi sejak tahun tujuh puluhan. Sedangkan tingkat kepatuhannya dalam membayar pajak statusnya : masih harus ditingkatkan !

Separoh perjalanan mereka mengarungi jalan tanah, membelah kampung dan menembus rimba. Tak terhitung berapa kelokan yang telah mereka lalui, berapa tanjakan dan bukit yang telah mereka taklukkan dan berapa turunan yang sudah mereka turuni. Puluhan lobang jalanan segede kubangan badak ujung kulon juga telah mereka lewati. Juga beberapa jembatan kayu membentang diketinggian dasar sungai berbatu cadas, terasa ngeri-ngeri sedap, asyiklah pokoknya. Bismilah kami lewat . . .

Menjelang ashar sampailah tim tangguh ini di objek yang mereka tuju. Nampak di sana sini ratusan gelondong kayu teronggok di area logponds (pengumpulan kayu) di wilayah yang terletak di teluk Sulaiman dan teluk Subang kecamatan Biduk-Biduk Kabupaten Berau itu.

Seharian tim melakukan edukasi dan penggalian potensi di objek pajak yang masuk sektor Pertambangan, Perhutanan dan Perkebunan (P3) ini. Berbagai data mereka gali. Luas area produktif, area pengaman, emplasemen, volume maupun jenis produksi kayu dalam lima tahun terakhir dan lain-lain adalah sebagian dari fokus kerja anggota tim.

Bapak Mahfud sebagai penilai pajak yang mengampu objek pajak sektor perhutanan KPP Pratama Tanjungredeb terkenal sangat rigid dalam persoalan data. Ibaratnya potensi pajak satu rupiahpun tidak boleh diabaikan. Maka sekecil apapun bangunan yang menjadi aset perusahaan tidak lepas dari bidikannya. Karena bangunan menjadi salah satu objek yang akan dihitung nilai pajaknya, maka bagi penilai senior yang sudah malang melintang di berbagai wilayah ini semuanya harus dipastikan terdata dengan rapi.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun