Mohon tunggu...
Syam ibnu Ram
Syam ibnu Ram Mohon Tunggu... Human Resources - ASN

Pegiat Keayahan (https://www.ayahkeren.com/search/label/Kolom%20Ayah?&max-results=6)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

KPP Pratama Tanjung Redeb, Melaju Sejak di Titik Nol Kilometer

25 Januari 2018   16:29 Diperbarui: 27 Januari 2018   13:06 1421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nampang sejenak bersama Cessna Grand Caravan (dok. pribadi)

Tertatih kaki ini mengikuti langkah Bang Rubson dan Bapak Mahfud, memasuki Bandara Juwata di Tarakan Kalimantan Utara. Beliau berdua adalah pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tanjung Redeb yang sedang melakukan perjalanan dinas ke Kabupaten Malinau dan Kabupaten Tana Tidung Propinsi Kalimantan Utara.

Selama ini saya memang sudah mengenal Bang Rubson sebagai Acount Representatif (AR) seksi Ekstensifikasi KPP Pratama Tanjung Redeb yang sangat gesit dan taktis dalam bekerja. Dalam hal kepiawaiannya menghadapi wajib pajak semua karyawan di KPP Pratama Tanjung Redeb sudah sangat mafhum, mengingat beliau memang AR yang cukup senior di kantor ini.

 Namun dalam hal kecepatan berjalan kaki, saya baru tahu. Saya baru masuk bandara dan belum selesai di pemeriksaan X-Ray Bandara Juwata, beliau sudah selesai timbang badan di bagian reservasi penerbangan Susi Air. Ternyata memang benar beliau ini memang fiscus yang mumpuni luar-dalam.

 Demikian juga dengan bapak Mahfud, salah seorang pejabat Fungsional Penilai andalan di kantor ini. Sekalipun sudah cukup berumur, beliau memiliki semangat empat lima dalam menjelajah wilayah kerjanya. Bagi beliau tak ada laut yang tak bisa diseberangi, tak ada hutan yang tak bisa dijelajahi, tak ada perkebunan yang tak bisa dirambah dan di semua site tambang kita mesti datang. Maklum tugas beliau memang menangani Pajak Bumi dan Bangunan di sektor ini. Pun dalam hal kecepatan berjalan, setali tiga uang dengan Bang Rubson.

Pagi ini tim kecil yang terdiri dari Bang Rubson, Bapak Mahfud dan saya yang bertugas membawa tas, diwajibkan untuk melakukan sesi timbang badan. Wah . . . timbang badan ? Ini petugas pajak yang mau berdinas apa petinju yang mau naik ring sih, kok pakai sesi timbang badan segala ?

Itulah uniknya bertugas di daerah perbatasan Indonesia. Di daerah perbatasan, terutama bagi para penumpang pesawat di jalur penerbangan perintis, berat badan penumpang masuk dalam kriteria penting dalam SOP mereka, para petugas maskapai.

Lah ini malah mirip orang mau fitnes ya, berat badan diurusi. Sekali lagi itulah uniknya terbang di daerah perbatasan. Terutama penerbangan dengan menggunakan pesawat mungil Cessna Grand Caravan berkapasitas 12 orang seperti penerbangan kami pagi ini.

Hmmm . . . naik pesawat mungil Cessna Grand Caravan berkapasitas 12 seat, pingin tahu rasanya ? Pingin tahu apa pingin tahu banget ? Hayo ke sini. Bisa menjadi pengalaman yang mengesankan lo . . . Silakan mau terbang bersama Cessna Grand Caravan ini ke Malinau, Long Bawan, Long Layu, Long Apung atau ke Binuang ? Daerahnya mirip dengan nama-nama daerah di Afrika ya ? Padahal itu asli nama-nama Indonesia lo. Itu nama-nama daerah di Kalimantan Utara. Pingin menjelajah ke sana apa pingin banget ?

Singkat cerita selesai acara timbang badan kami menunggu di ruang tunggu bandara. Selang beberapa menit kami masuk ke pesawat. Bagai mimpi keinginan untuk mengapung di udara itu kini kesampaian. Kami memasuki pesawat tanpa antrian apa lagi berdesak-desak. Habis cuma dua belas orang sih . . .

Bagi anda yang terbiasa naik pesawat berjenis Airbus, Boeing, Bombardier atau pun ATR anda perlu mencoba pesawat jenis Cessna ini. Konon sensasinya beda banget. Di sini ada senam jantungnya. Makanya warning bagi yang otot jantungnya tipis, dilarang naik pesawat jenis ini, karena akan ada banyak kejutan. Dan bagi anda yang biasa manja, di sini jangan sekali-kali bertanya; pramugari di mana ya ? Pasti gak pakai pramugarilah, wong cuma dua belas seat kok.

Dengan formasi tempat duduk tiga baris, yang terdiri dari satu kursi di sebelah kiri dan dua kursi di sebelah kanan plus tiga kursi di bagian belakang. Antara ruang pilot (cockpit) dan ruang penumpang tidak ada sekat pemisahnya. Saya memilih duduk persis di belakang copilot, sambil  tak lepas memeloti aktivitas pilot.

"Selamat pagi . . . terima kasih telah terbang bersama kami", salam pilot dengan logat bule yang sangat kental menyapa seluruh penumpang.

Kebisingan segera menyerbu telinga kami. Wouow ternyata teriakan mesinnya pesawat kecil ini tak kalah dengan teriakan lokomotif besar yang menyeret delapan gerbong kereta sekaligus. Lamat-lamat kami meninggalkan Bandara Juwata di Tarakan menuju arah Kabupaten Malinau.

Melalui jendela di sebelah kiri saya bisa menyaksikan betapa cantiknya negeriku ini. Gugusan pulau-pulau kecil yang dipisahkan oleh puluhan sungai menjadi lukisan abstrak yang begitu nyata di depan mata. Inilah lukisan terindah yang pernah saya saksikan dalam hidup saya. Sesekali awan tipis melintas di kanan kiri kami, menambah indahnya lukisan alam karya sang Maha Pencipta ini.

Setelah sekitar dua puluh menit melintasi birunya laut dan hijaunya hutan Malinau akhirnya kami mendarat di Bandara Robert Attis Bessing Malinau. Lega rasanya telah merampungkan sesi penerbangan yang cukup mendebarkan. Bagaimana tidak ? Karena semua manuver dan gerakan pesawat seperti saat pilot memiringkan pesawat ke kiri atau ke kanan, gerakannya sangat terasa. Walaupun tentu saja tak separah sopir Metromini membanting stirnya ya ? Tapi  ala kulli hal penerbangan ini sangat mengesankan bagi saya.

"Thank You very much, selamat datang di Malinau,"ucap sang pilot yang masih sangat muda itu.

Ini adalah etape pertama perjalanan kami dalam mengemban tugas negara mengumpulkan isi pundi-pundi negara. Masih ada perjalanan ke dua yang tak kalah serunya. Kami belum bisa memastikan apakah perjalanan di etape kedua nanti kami menggunakan jalur darat atau kami menggunakan jalur sungai.

Kalau cuaca baik rencanya kami menggunakan jalur sungai, dengan pertimbangan akan sampai di tujuan lebih cepat di banding lewat jalur darat. Karena di jalur darat jalannya sedikit memutar.

Namun kalau turun hujan kami harus menggunakan jalur darat. Karena kalau menggunakan jalur sungai, boat yang tersedia di trayek Malinau- Tana Tidung bertype kecil dengan atap terbuka, mirip Colt Datsun bak terbuka. Karena atapnya terbuka bisa-bisa kami bermandikan hujan di sepanjang perjalanan. Bermandi hujan dalam perjalanan seperti ini tentu kurang baik. Jadi meski dengan resiko jalanan yang licin, kami harus tetap memilih jalur darat. Di sinilah asyiknya bertugas di daerah pedalaman.

Sekitar sepuluh menit kami menunggu, datanglah Bang Jupri anak buahnya Pak Thamrin, menjemput kami. Siapa itu Pak Thamrin  ?

Sosok yang satu ini sudah tidak asing lagi bagi teman-teman di KPP Pratama Tanjung Redeb. Beliau yang memiliki nama lengkap Drs. H. Mohammad Thamrin ini sekarang menjabat sebagai Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Malinau Propinsi Kalimantan Utara.

Sepintas bagi yang belum mengenal beliau dari dekat, sosoknya memang nampak sedikit menakutkan. Apa lagi dibalut dengan penampilannya yang agak nyentrik, kesannya malah bertambah sedikit lebih angker.

Namun begitu kita mengenalnya lebih dekat, persepsi kita terhadap beliau akan berbalik seratus delapan puluh derajat. Ternyata beliau orangnya asyik, benar-benar ramah, sifatnya terbuka, baik hati dan tidak sombong. Benarlah ungkapan yang mengatakan bahwa, "Jangan menilai isi buku hanya dengan melihat covernya" (Don't judge a book by its cover). Itulah sedikit gambaran tentang sosok beliau.

Dari bandara kami langsung menuju ke komplek Perkantoran Bupati Malinau tepatnya di Kantor Dinas Pendapatan Daerah dan Dinas Pekerjaan Umum. Inilah dua kantor yang kerap menjadi mitra kami dalam memadukan data perpajakan, disamping Kantor Dinas ESDM dan Kantor Dinas Perkebunan dan Kehutanan. Syukurlah segala urusan kami di Malinau ini berjalan dengan lancar. Semua urusan selesai sesuai perkiraan awal.

Tengah hari kami kembali ke Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Malinau. Kami disambut dengan ramah oleh pak Muhammad Thamrin.

Siang itu suasana Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Malinau cukup ramai. Suasana ini kian menambah kesan sempit kantor yang memang wujudnya cukup mungil ini. Di tengah kesibukan Pak Thamrin memberikan konsultasi beliau menyambut kami di ruang kerjanya yang cukup sederhana itu.

Bapak Drs H. Muhammad Thamrin sedang on air di RRI Malinau
Bapak Drs H. Muhammad Thamrin sedang on air di RRI Malinau
Dalam suasana santai penuh candaan beliau menuturkan banyak hal kepada kami. Kata beliau kami sebagai karyawan pajak harus sudah menggeber gas sejak dari titik nol kilometer. Wah apa ini maksudnya ?

"Jadi ibarat naik motor, kita ini melakukan touring jarak jauh dengan durasi waktu yang terbatas. Bayangkan target kita secara nasional 1.385,9 Triliun. Ini amanat APBN lo. Artinya ini amanat rakyat. Ini bukan tugas main-main. Tapi tugas dari rakyat," kata beliau panjang lebar.

Oooo . . . jadi maksud Pak Thamrin kita harus bekerja keras sejak di awal tahun. Atau kalau dalam istilah kids jaman now, kita harus menggeber gas sejak angkatan pertama, ngeennggg . . . gas poollll . . .

Berhadapan dengan beliau, kami bertiga layaknya seperti calon mahasiswa baru yang sedang mengikuti general stadium dari Dirjen Pajak saja. Masih kata Pak Thamrin, sesuai dengan amanat dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2018, Kementerian Keuangan mengemban tugas memenuhi target penerimaan negara sebesar 1.618,1 Triliun. Target penerimaan ini naik sebesar 9,9% dari tahun 2017 yang sebesar 1.472,7 Triliun.

Dari target penerimaan tersebut, Direktorat Jenderal Pajak mendapatkan porsi sebesar Rp. 1.385,9 Triliun. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 194,1 Triliun menjadi tugas dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Ini artinya Direktorat Jenderal Pajak harus mengejar tambahan sebesar 144,1 Triliun. Tentu ini bukan tugas ringan, mengingat capaian kita tahun 2017 lalu sebesar 91%. Ini artinya dibutuhkan kerja yang lebih keras lagi.

Sementara itu di sisi lain sebagaimana banyak disinggung oleh para pakar, asumsi dasar ekonomi makro kita masih sama dengan kondisi tahun 2017 lalu. Tingkat bunga SPN dalam tiga bulan terakhir berada pada level 5,2%. Sedangkan pertumbuhan pajak dari sektor migas disinyalir tidak terlalu drastis, mengingat harga minyak tetap berada di level 48 US$ perbarel. Belum lagi lifting minyak disinyalir mengalami penurunan dari 815.000 barel perhari menjadi 800.000 barel perhari. Tentu kondisi makro seperti ini akan sangat berpengaruh terhadap penerimaan pajak.

Karena itu, masih menurut Pak Thamrin, dalam kontek tupoksi beliau sebagai Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Malinau tak henti-hentinya beliau mensosialisasikan pentingnya pajak bagi kemajuan pembangunan di Kabupten Malinau. Berbagai sarana telah beliau gunakan mulai dari menyebar brosur, memberikan konsultasi langsung kepada wajib pajak dengan membuat kelas pajak, sosialisasi ke stake holder dan lain-lain.

Dan yang juga sering beliau lakukan adalah melakukan sosialisasi melalui RRI Malinau. Dalam kontek Kabupaten Malinau, keberadaan RRI Malinau sebagai sarana komunikasi kepada masyarakat dirasakan masih cukup efektif. Mengingat peran pentingnya RRI Malinau maka beliau menjalin kerjasama pihak RRI Malinau dalam melakukan sosialisasi tentang urgensi pajak bagi pembangunan, tata cara pendaftaran dan menadministrasian pajak dan lain-lain.

Sekali-kali bolehlah kita mendengarkan merdunya suara Pak Thamrin ketika sedang bercuap-cuap di udara. Apa lagi jika mendengarkannya sambil menikmati kopi hitam yang diselingi dengan goreng pisang anget tentu lebih nikmat. Kalau kopi dan pisang gorengnya tersedia saya jamin suara pak Thamrin akan terdengar makin merdu di telinga. Setuju kan pak Thamrin ?

Tak terasa hari telah menjelang sore, kami harus segera melanjutkan perjalanan. Demi tugas negara kami harus memutus sementara keakraban silaturahim dan kehangatan percakapan dengan Pak Thamrin dan stafnya di Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Malinau. Terima kasih Pak Thamrin, terima kasih semuanya.

Cuaca di luar agak tidak menentu. Kami belum bisa memutuskan untuk melanjutkan perjalanan dengan menempuh jalur sungai atau jalur darat. Karena itu sejak kami berpamitan kepada Pak Thamrin tadi kami menyampaikan dua opsi. Jika cuacanya membaik dan masih ada Boat ke Tana Tidung maka kami akan menempuh perjalanan melalui jalur sungai. Namun jika cuacanya masih seperti ini maka kami minta Pak Thamrin untuk mengikhlaskan Bang Jupri mengantar kami sampai ke Tana Tidung.

Syukurlah karena penguasa Malinau ini ternyata mengamini rencana kami, tanpa banyak pertimbangan. Sekali lagi terima kasih Pak Thamrin.

Tanpa membuang waktu, akhirnya di mulailah etapi ke dua ini. Perjalanan yang menempuh waktu sekitar 1,5 - 2 jam ini kami awali dengan menambah bakan bakar. Bahan bakar apa yang paling cocok untuk perjalanan siang ini ?

Bagi Bang Rubson yang sudah akrab dengan wilayah Malinau ini, tentu mancari bahan bakar yang tepat bukanlah perkara sulit. Dan benar tidak pakai lama, akhirnya kami menemukan bahan bakar yang tepat, nikmat dan mak nyus yaitu gulai kepala kakap di salah satu rumah makan terbesar di Kota Malinau. Alhamdulillah sedapnya . . .

Setelah mengisi bakan bakar, perjalanan ini terasa lebih menyenangkan, mata menjadi lebih terang, hati senang, fikiran riang layaknya orang yang banyak uang. Memang begitulah seharusnya hidup ini kita jalani. Hati senang dan fikiran riang adalah variabel yang mesti dihadirkan setiap saat.

Dalam perjalanan panjang melintasi jalanan khas daerah pedalaman seperti ini kita mesti pandai-pandai mamanage fikiran. Kalau perlu bahkan kita melakukan pengelabuhan fikiran dengan melakukan rekayasa seakan-akan perjalanan ini berada di jalan yang mulus dan licin, mobil melaju dengan kencang dan lain-lain agar perjalanan menjadi lebih menyenangkan, oke.

Eh . . . ngomong-ngomong kayaknya cerita di etape ke dua kita pending dulu aja ya. Capek . . .lagian juga sudah sore nih, maaf ya  . . .

Sumber :

Pajak.go.id

detik.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun