Mohon tunggu...
Syam ibnu Ram
Syam ibnu Ram Mohon Tunggu... Human Resources - ASN

Pegiat Keayahan (https://www.ayahkeren.com/search/label/Kolom%20Ayah?&max-results=6)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Harga Burung Jalak Bali Tinggi, Peluang Wira Usaha Perburungan Menanti

25 Agustus 2016   10:28 Diperbarui: 25 Agustus 2016   10:43 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Wajar juga sih jika sebagian kicau mania berfikiran seperti itu. Karena kenyataannya di masyarakat kita memang masih banyak beredar keyakinan bahwa memelihara ternak, hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang bertangan dingin. Istilah mereka “sinung”

Kata mereka ada orang yang kokinya di air, ada yang hokinya di darat dan hokinya di udara. Yang hokinya di air maka kalau dia ikut lomba mancing dia akan juara. Yang hokinya di darat disarankan untuk menjadi pelari cepat. Dan jangan sekali-kali ikut lomba renang, karena dia pasti akan kalah . . . bahkan mungkin dia akan tenggelam di dasar kolam . . . lawong dia gak pernah belajar renang, jadi bisanya ya cuma gaya batu. Pas nyemplung kolam ya . . . langsung tenggelam . . .betul . . .betul . . .betul . . .

Di akui atau tidak bahwa percaya dengan “gugon tuhon” seperti itu justru akan menghambat karier kita sebagai om ganteng aktivis perburungan. Dengan keyakinan seperti itu maka keinginan kita untuk menjadi penangkar burung akan layu sebelum berkembang iya to ? Iya . . . bener . . . layu sebelum berkembang, macet sebelum berjalan, jatuh sebelum terbang, menangis sebelum tertawa, ompong peyot sebelum tua . . . ohh . .betapa sengsaranya mereka, hidup terlunta-lunta . . .

Padahal Tuhan menjadikan setiap kita adalah orang yang sukses. Tuhan tidak pernah menciptakan manusia kecuali dibekali dengan TAKDIR SUKSES . . . serius ini . . . om ganteng lagi serius ini (kapan-kapan kita bicara tentang takdir sukses ini ya)

Keyakinan kita harus benar-benar dibangun di mana untuk menjadi penangkar burung yang sukses sama sekali tidak terkait dengan dingin atau panasnya tangan kita. Setiap kita berpeluang untuk menjadi penangkar burung bahkan burung jalak bali yang sukses. Setiap kita berpeluang untuk menjadi juragan burung jalak bali kok dengan penghasilan berpuluh juta. Percaya deh sama om ganteng . . .

Gimana cara menguji kebenaran tesis om ganteng ini ? Haahh . . . tesis ????? Iya itu tadi tesisnya om ganteng bahwa Setiap kita berpeluang untuk menjadi juragan burung jalak bali, dengan income berpuluh juta.

Cara mengujinya ya dengan terjun langsung menjadi penangkar burung. Bukan menjadi pengamat dan komentator burung. Terjun langsung saja. Langkahnya sederhana. Mula-mula bangunlah kandang barang dua tiga petak kandang, terus belilah bibitnya, kemudian piara dengan baik, kasih makan yang bermutu, selanjutnya doakan dengan sungguh-sungguh, dan tambahi doanya dengan rajin sholat dhuha. Selebihnya serahkan pada yang di atas yaitu sang pemberi rezeki, semoga kita diberi rezeki melimpah oleh sang pemilik rezeki.

Ingat nasihat tukang burung bahwa cara terbaik untuk mengetahui masa depan kita sebagai penangkar burung adalah dengan menciptakannya. Masa depan penangkaran burung jalak bali kita bakal seperti apa, kita sendiri yang bikin skenarionya. Penak to ?

Kalau ternyata gagal ? Dalam kamus pak Syam alias om ganteng penangkar burung jalak bali dari klaten tidak ada istilah gagal dalam menangkar burung. Menangkar burung itu selalu untung. Penangkar burung tak pernah buntung, adanya cuma untung dan untung. Kalau lagi apes ? Seapas-apesnya seorang penangkar burung dia masih bisa menikmati kicauannya. Iya to ? ini kenikmatan yang sama dengan yang diperoleh para kicau mania non penangkar.

Kalau burug jalak bali kita gak mau nelor ? Wai ni menarik. Karena jika burung jalak bali dalam penangkaran kita pelihara dengan baik, kasih pakan yang baik, suasan kandang cocok dengan burung, maka pada usia tertentu dia akan bertelur. Telur dierami dalam masa empat belas hari terus menetas. Tiga bulan kemudian sudah bisa kita bawa ke pasar burung. Sepulang dari pasar burung kita bisa bawa roti untuk oleh-oleh anak tersayang. Mestinya begitu . . .

Makanya kalau ada burung jalak bali yang gak mau nelor berati ini kabar yang menarik, di mana sang pemberi rezeki ingin berbicara langsung dengan kita. Ini saatnya kita mendekat padaNya lebih dekat lagi. Ini pertanda Tuhan kangan dengan kita, maka mendekatlah dengan cara lebih rajin sholat berjamaahnya, lebih seneng tilawah qur’annya, lebih sering sholat dhuhanya dan lain-lain. (kapan-kapan kita bicara tentang cara menangkar burung jalak bali dengan teknisk spiritual breeding).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun