Mohon tunggu...
Pak Ryan
Pak Ryan Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

saya tinggal di Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Kegelisahan Seorang Pemuda

25 Februari 2014   20:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:28 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

cuek...tidak peduli, sibuk dengan duniaku...terserah orang mau apa. dan orang lain bagaimana.

bertahun - tahun aku hidup dengan kata - kata di atas, menikmati masa mudaku, aku mau pergi kesana, aku mau pergi kemari, itupun terserah aku, jika aku butuh uang aku bekerja, jika malas bekerja minta saja dengan bokap - nyokapku....

tapi semua pandangan itu hilang seketika, aku menyadari dunia ini juga menyediakan penderitaan bagiku, bahkan aku tidak merasa menderita namun orang lain di dekatku merasakannya, dan aku juga ikut menderita.

pulang sekolah, dibayanganku, "aku mau pergi, aku mau senang - senang dll" . aku tidak menyadari bahwa disekelilingku banyak orang menderita. seorang tukang parkir yang menunggui motor dari pelanggannya, etah itu ilegal atau tidak, atau orang yang menyapu jalanan dengan pakaian yang lusuh, dan yang terlihat bingung mau kemana, mau melakukan apa. semula aku cuek dengan keadaan yang seperti itu, yang kupikirkan hanyalah, aku pulang, nanti main, dll.

makin hari - penderitaan itu, semakin dekat menghampiriku, sepele...banjir, gw sulit ke sekolah, di jalan terjebak macet, dll.

yang terlintas dibayanganku adalah kok mereka betah ya untuk mengalami keadaan ini terus menerus, kok mereka yang terjebak macet, yang kebanjiran, yang hari ini bingung bisa makan atau tidak, yang jualan hari ini bisa balik modal atau tidak, mengapa mereka mau hidup di dalam sebuah ketidak pastian, tidak hanya itu mereka hidup di dalam pusaran yang selalu mengancam mereka setiap detik.

ternyata aku sadari, ketidak pedulian mereka, jangankan kepada orang lain, pada diri sendiri pun mereka tidak peduli, pasrah terhadap penderitaan yang di alami.

mulailah...aku gelisah...akankah keadaan ini terus berlangsung....terus terjadi....

aku gelisah...apa yang harus aku perbuat?...aku diam saja atau bagaimana? tiap detik aku dekat dengan penderitaan ku, aku mulai kompromi terhadap penderitaan itu, namun semakin aku kompromi sebenarnya aku berjalan terhadap kematian ku sendiri, kematian secara perlahan...aku tidak akan pernah tahu jika suatu saat nanti jika kondisi ini dibiarkan, akan muncul orang - orang yang bahkan lebih menderita dari hari ini, terjebak macet, terjebak banjir, hidup miskin. dll, mungkin hari ini kita sebagai saksi, tapi tidak ada yang tau roda akan berputar dan kita akan menjadi korban. patutlah kita gelisah.....

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun