Mohon tunggu...
Akhmad Sugiyono
Akhmad Sugiyono Mohon Tunggu... wiraswasta -

Manusia Biasa, bagian terkecil dari masyarakat Indonesia yang selalu menginginkan perubahan masyarakat hari ini menuju masyarakat madani

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tips Sebelum Memilih Prabowo-Jokowi Bagi Pemilih Pemula

20 Juni 2014   20:22 Diperbarui: 20 Juni 2015   02:59 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bangga Menjadi Pemilih Pemula (sumber: http://cdn-media.viva.co.id)

[caption id="" align="aligncenter" width="530" caption="Bangga Menjadi Pemilih Pemula (sumber: http://cdn-media.viva.co.id)"][/caption]

Oleh: Akhmad Sugiyono*

Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2014 secara langsung tinggal 19 hari lagi. Bersamaan dengan itu masyarakat sedang terbuai dengan euforia dukung mendukung yang kebablasan. Fanatisme pendukung ini yang mempolarisasi masyarakat menjadi dua bagian, kubu Prabowo-Hatta dan kubu Jokowi-JK. Polarisasi yang terjadi di masyarakat inilah yang membuat keadaan dalam proses demokrasi menjadi menghangat. Dan timbullah apa yang disebut dengan konfrontasi opini dalam bentuk black campaign, propaganda hingga kritik-kritik desduktrif.

Fenomena ini tidak terlepas dari elite “intelektual” politik (Tim Sukses) yang berada di garda terdepan dalam membentuk opini negatif yang di alamatkan kepada para capres-cawapres ini. Ada bentuk penggiringan opini dari para elite politik ini untuk mencitrakan negatif capres-cawapres rival beserta partai koalisinya. Citra negatif yang lebih mengarah pada hal-hal sensitif seperti isu Suku, Agama dan Ras. Ironis memang, seharusnya elite politik ini lebih mengedepankan opini positif dalam artian lebih menonjolkan nilai tambah dari capres-cawapres yang di dukungnya, bukan malah mencari kesalahan orang lain, dalam hal ini capres-cawapres yang tidak di dukungnya.

Kondisi yang terjadi akhirnya membuat bingung masyarakat, terutama para pemilih pemula yang notabene ini merupakan pertama kali mereka menjadi pemilih dalam proses demokrasi di Indonesia. Pemilih pemula adalah mereka yang berusia 17 tahun atau sudah menikah purnawirawan TNI/Kepolisian yang pertama kali akan menggunakan hak pilihnya. Potensi pemilih pemula terutama yang berusia 17 tahun merupakan potensi besar untuk mendulang suara, potensi pemilih pemula dalam Pilpres 2014 kali ini diperkirakan 20-30% dari total pemilih yang mempunyai hak memilih pada Pilpres bulan Juli nanti. Potensi yang besar inilah yang membuat pemilih pemula jadi objek para tim sukses capres-cawapres ini. Tetapi melihat kondisi yang terjadi, tidak menutup kemungkinan potensi pemilih pemula malah menjadi penyumbang dari prosentase golongan putih (golput).

Pembentukan opini negatif ini sudah waktunya di hentikan, agar prosentase golput tidak semakin membesar, terutama di kalangan pemilih pemula. Terlepas dari pembentukan opini negatif dari para elite politik yang berpengaruh terhadap pemilih pemula, perlu juga diberikan sosialisasi pendidikan politik bagi pemilih pemula di usia sekitar 17 tahun oleh berbagai pihak, baik penyelenggara pemilu maupun organisasi-organisasi independent politik yang respek terhadap hal ini.

Sebagi bentuk dukungan untuk meminimalisasi angka golput di kalangan pemilih pemula, disini akan dibagikan sedikit tips yang bermanfaat bagi pemilih pemula dalam menghadapi Pilpres 2014 secara langsung ini :

  1. Pastikan diri, bahwa anda terdaftar sebagai pemilih di daerah tempat anda tinggal., jika belum terdaftar segera melapor kepada ketua RT/RW setempat. Jika anda anak kost, atau tinggal di perantauan bisa segera melapor ke PPS (Panitia Pemungutan Suara) setempat.
  2. Jika anda sudah masuk dalam DPT (Daftar Pemilih Tetap) persiapkan Undangan untuk memilih dari PPS dan untuk jaga-jaga persiapkan KTP.
  3. Satu hari sebelum pemilihan, biasanya TPS (Tempat Pemungutan Suara) sudah berdiri, datangi dan cari informasi tata cara pencoblosan, karena biasanya di TPS-TPS ada informasi Tata Cara Pencoblosan yang di tempel.
  4. Hati-hati dengan tamu di malam hari, atau dini hari sebelum pencoblosan, biasanya serangan fajar akan terjadi di waktu-waktu tersebut. Ingat bukan nilai uang yang menjadi penting disini, tetapi nurani kalian dipertaruhkan dalam proses pemilihan ini Jangan sampai nurani kita digadaikan dengan selembar uang yang tak seberapa.
  5. Filterisasi diri anda dari opini-opini negatif, mulai sekarang jauhkan diri anda dari sosial media yang berkaitan dengan Pilpres, bukannya apatis tetapi ini bentuk dari filterisasi diri dari penggiringan opini publik negatif. Hampir 99% kampanye di sosial media berisi opini-opini negatif menyesatkan dan tidak bersumber. Jika ingin mendapatkan informasi tentang capres-cawapres bisa melalui laman resmi KPU di www.kpu.go.id
  6. Kenali capres-cawapres dari latar belakang dan visi misi yang resmi, semisal mencari info lewat laman resmi KPU. Mengenal capres-cawapres akan membantu anda untuk lebih mudah menentukan pilihan. Pada dasarnya capres-cawapres ini memiliki visi-misi yang sama-sama bagus, untuk itu cari keunggulan prioritas yang berpihak kepada pemuda, seperti masalah pendidikan.
  7. Jika ada bentuk kecurangan-kecurangan di lapangan baik dalam proses kampanye ini hingga pada waktu pencoblosan nanti laporkan ke Panwaslu terdekat, biasanya melalui Panwascam (Panitia Pengawas Kecamatan), jadi generasi muda harus berani melawan ketidakbenaran.
  8. Percaya diri sebelum berangkat ke TPS, dengan rasa percaya diri ini anda tidak merasa tegang pada saat pencoblosan, jadi proses mekanisme pencoblosan dari awal sampai akhir bisa di lalui dengan lancar.

Sekedar berbagi tips yang bermanfaat bagi pemilih pemula yang sudah tentu ini merupakan pengalaman pertama bagi mereka dalam partisipasi demokrasi Pilpres 2014. Sekali lagi, mari kita dukung capres-cawapres kita dengan cara-cara yang santun. Mari kita sukseskan pesta demokrasi terbesar di negeri dengan lancar dan damai. Dan mari kita bangun Indonesia yang lebih berdemokrasi lagi, untuk Indonesia yang SATU dan Damai (V dengan DUA jari)

Jember, 20 Juni 2014

* Pernah Menjadi Fasilitator Workshop dan Sosialisasi Pemilu Legislatif 2014 “Haruskah Kita Golput?” yang diadakan oleh KPUD Jember dan PMII Komisariat Universitas Jember.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun