Mohon tunggu...
Akhmad Sugiyono
Akhmad Sugiyono Mohon Tunggu... wiraswasta -

Manusia Biasa, bagian terkecil dari masyarakat Indonesia yang selalu menginginkan perubahan masyarakat hari ini menuju masyarakat madani

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Di Balik Kekalahan Indonesia Dari Malaysia

24 Mei 2014   17:09 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:09 1286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_338045" align="aligncenter" width="448" caption="Tim Thomas Cup Indonesia harus mengakui keunggulan Tim Thomas Malaysia (sumber:badminton indonesia.org)"][/caption]

Mengejutkan memang, ketika prediksi diatas kertas unggul tetapi harus mengakui realitas yang terjadi yaitu sebuah kekalahan. Tim Thomas Cup Indonesia harus mengakui keunggulan rival terdekatnya Malaysia. Di saat gengsi diantara dua negara tetangga ini berlangsung, kita harus mengakui keunggulan merekalah yang terbaik. Dalam lanjutan kejuaraan Thomas dan Uber Cup 2014 di New – Delhi India tadi malam, Tim Thomas Cup Indonesia harus terhenti di babak semifinal setelah rivalitas negeri tetangga menghadangnya, meskipun beberapa prediksi pengamat bulu tangkis menepatkan Indonesia sebagai unggulan teratas.

Bertanding di Siri Foor Indoor Stadium, New Delhi – India pada sesi kedua atau malam harinya. Tunggal pertama kita Tommy Sugiarto lagi – lagi harus mengakui kedigdayaan Lee Chong Wei yang merupakan pebulu tangkis nomor wahid di dunia. Tommy tidak berkutik dan harus kalah dua set langsung 19 – 21, 13 – 21. Di nomor ini Tim Thomas memang tidak berharap lebih untuk mendulang poin dari Malaysia.

Harapan untuk menyamakan skor menjadi 1 – 1 berada di pundak Moh. Ahsan dan Hendra Setiawan. Pasangan ranking satu dunia ganda putra ini di atas kertas dapat menaklukan pasangan baru dari Malaysia Tan Boon Heong/ Hoon Thien How yang notabene belum mempunyai ranking di kelas ganda putra. Tetapi kenyataan dilapangan cukup berbeda, pasangan nomor satu di dunia ini harus mengakui keunggulan pasangan dari Malaysia. Di set pertama Ahsan/ Hendra seakan dengan mudah akan membekuk Heong/ Thien tetapi saat skor menjadi sama 19 – 19 ganda putra kita sering kali melakukan kesalahan sendiri sehingga harus kalah di set pertama dengan 19 – 21. Berjalannya set kedua menunjukan kualitas yang sebenarnya dari ganda putra kita yang dengan pasti merebut set ini dengan skor 21 – 8. Kemenangan yang begitu diharapkan kepada ganda terbaik ini harus pupus ketika di set ketiga mereka tidak bisa menjaga stabilitas bermainnya, dalam tempo pertandingan yang cepat sekaligus menegangkan akhirnya ganda putra kita Ahsan/ Hendra menyerah di skor 21 – 23. Kedudukan lebih menguntungkan Malaysia 0 – 2 untuk negeri tetangga.

[caption id="attachment_338046" align="aligncenter" width="448" caption="Tidak terduga harus kalah M. Ahsan/Hendra S (sumber:www.badminton indonesia.org)"]

14009008311707753507
14009008311707753507
[/caption]

Kekalahan di nomor ganda ini menjadi beban tersendiri bagi Hayom Rumbaka untuk merebut game ini atau harus pupus dari Malaysia. Beban berat yang diemban Hayom ini ternyata belum siap untuk diterimanya, itu terlihat dari jalannya pertandingan ketika Hayom terasa sulit mendapatkan angka dan dengan mudahnya dikalahkan dengan 10 – 21, 17 – 21. Dari segi kualitas Hayom tidak kalah dari Wei Feng Cong, malah dari segi ranking dunia Hayom lebih unggul (19) daripada Wei Feng Cong (27). Tetapi kembali mental yang berbicara disini, skor 0 – 3 tidak terelakan bagi Tim Thomas Cup Indonesia dan harus tersingkir dari Malaysia

Di balik kekalahn tersebut, jika di game kedua kita mampu merebut poin dan mengubah skor menjadi 1 – 1, tentu di game ketiga Hayom dapat dimungkinkan mampu mengatasi Wei Feng Cong. Tetapi kenyatan berkata lain, tidak bisa serta merta menimpakan kesalahan baik kepada Tommy, Ahsan/ Hendra atau Hayom. Melihat realita di atas kekalahan kita terletak dari segi mental. Mentalitas tim Thomas maupun Uber selalu kalah ketika dihadapkan dengan beban – baban yang berat, karena dari segi kualitas pemain – pemain kita sudah cukup mumpuni ketika bertanding di sektor individual, tetapi ketika bermain beregu atau kelompok hal sama yang dihadapi adalah mental. Untuk itu perlu adanya perbaikan dari PBSI kedepannya mengenai masalah mentalitas ini yang selalu menjadi momok di setiap even beregu Tim bulu tangkis Indonesia. Kekalahan ini untuk sementara kita terima, dan harus bangkit dikemudian hari, demi mengharumkan nama Indonesia tercinta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun