Mohon tunggu...
Akhmad Sugiyono
Akhmad Sugiyono Mohon Tunggu... wiraswasta -

Manusia Biasa, bagian terkecil dari masyarakat Indonesia yang selalu menginginkan perubahan masyarakat hari ini menuju masyarakat madani

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nasionalisme Dari Sleman, Papua Hingga India

24 Mei 2014   19:14 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:09 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_338050" align="aligncenter" width="273" caption="sumber: nasionalis.me"][/caption]

Bukan sekedar uji coba, tetapi pertandingan uji coba kali ini merupakan bagian dari proses membangun sebuah tim yang solid dan taktis dalam rangka mempersiapkan diri menuju AFC Cup U-19 Myanmar 2014 bulan Oktober nanti. Lebih jauh lagi adalah untuk mempersiapkan Timnas U-20 menuju World Cup di New Zeland 2015. Timnas U-19 yang di arsiteki Indra Sjafrie tadi malam di Stadion Maguwoharjo, Sleman beruji coba melawan Timnas Yaman U-19. Meskipun dalam level uji coba, pertandingan tadi malam menunjukan pertandingan berkelas, khususnya yang ditunjukan oleh Evan Dimas dan kawan – kawan.

Timnas U-19 tadi malam menampilkan gaya permainan yang berbeda pasca dikalahkan oleh Tim Myanmar U-19 beberapa pecan lalu. Pasukan Indra Sjafrie ini lebih berani bermain satu dua di daerah pertahanannya sendiri untuk memancing lawan keluar dari daerahnya. Ketika strategi tersebut berhasil penyerangan timnas pun lebih variatif lagi dari sebelum – sebelumnya dari umpan – umpan jauh hingga umpan terobosan mendatar menjadi variasinya. Kali ini sektor tengah sebagai jembatan aliran bola dari belakang kedepan pun tidak hanya terpaku ke Evan Dimas tetapi Paulo Sitanggang, Zulfandi/ Hargianto pun semakin bisa dipercaya ketika Evan harus dimatikan. Tidak kalah garangnya, andalan timnas selama ini di sektor sayap Ilham dan Maldini yang semakin matang dalam mempora – porandakan pertahanan lawan. Dan kematangan sektor belakang untuk selalu konsisten selama 90 menit semakin teruji saja. Tidak salah kemudian jika Timnas U-19 mampu hempaskan Timnas Yaman U-19 3 – 0 tanpa balas.

Berpuas diri? Belum waktunya, jalan masih panjang dan perlu di ingat Yaman tidak menampilkan permainan pressure – pressure ketat sejak awal pertandingan seperti yang ditampilakn Myanmar U-19 sebelumnya, artinya belum terlalu teruji. Tetapi yang patut di apresiasi adalah perjuangan Timnas U-19 ini merupakan bagian dari nasionalisme bangsa dalam membawa nama baik Indonesia di kancah sepak bola internasional. Setelah sebelumnya piala AFF 2013 di rengkuh, juara grup kualifikasi Piala AFC direbut dari Korsel, sekarang menanti Piala AFC U-19 Myanmar 2014 dan World Cup di New Zeland 2015 (jika mampu menjadi semifinalis di Piala AFC 2014).

[caption id="attachment_338051" align="aligncenter" width="448" caption="Timnas U-19 (sumber: static.republika.co.id)"]

1400907835763453423
1400907835763453423
[/caption]

Di negeri seberang nun jauh disana, meskipun dengan pendukung sedikit tetapi tidak mengurangi semangat Nasionalisme para pemain bulu tangkis Tim Thomas dan Uber Cup 2014 dalam rangka memperebutkan piala bergilir dua tahunan tersebut. dan tadi malam berbarengan dengan uji coba Timnas U-19, pemirsa tanah air terpecah untuk menyaksikan antara Timnas U-19 vs Myanmar dengan Tim Thomas Cup Indonesia vs Malaysia dalam pertandingan semi final Thomas Cup 2014. Meskipun akhirnya Tim Thomas Cup Indonesia kalah dan gagal melenggang ke final mengikuti Tim Uber Indonesia yang sebelumnya gagal terlebih dahulu di perempat final setelah ditaklukan tuan rumah India 0 – 3, namun tidak mengurangi semangat penonton, baik di sana maupun yang ada di rumah untuk meringankan beban berlebihan yang disandang Tim Thomas Indonesia tadi malam. Kekalahan ini menjadi cambuk bagi PBSI untuk kembali membawa Thomas dan Uber Cup dua tahun mendatang.

Terlepas dari kekalahan, ada sebuah rasa Nasionalisme yang hadir di negeri seberang tersebut India datang dari Indonesia. Semangat yang harus takluk dengan kegagalan ini tidak mengurangi nilai dari Nasionalisme tadi. Kita lihat sebelumnya bagaimana di beregu putrinya dalam merebut Uber Cup, Bellatrix Manuputy harus jatuh bangun untuk mampu merebut poin dalam pertandingan yang memaksanya untuk kalah dari Sindu dari India. Di sektor putra pun perjuangan penuh keringat ditunjukkan Tommy, M. Ahsan, Hendra S, Hayom meskipun harus mengakui keunggulan Malaysia tadi malam. Kenyataan berkata lain kita belum mampu menjawab asa dari masyarakat Indonesia akan gelar tersebut.

[caption id="attachment_338052" align="aligncenter" width="448" caption="Tim Thomas & Uber Cup Indonesia dilepas Presiden RI sebelum berangkat ke India (sumber:cdn.metrotvnews.com)"]

14009080381281000105
14009080381281000105
[/caption]

Di saat bersamaa di dunia panggung hiburan, pagelaran pencarian bakat insan musik yang katanya terbesar di negeri ini Indonesian Idol2014 mencapai titik puncaknya. Setelah satu pekan sebelumnya di selenggaran acara Grand Final malam tadi acara tersebut mengumumkan siapa pemenangnya. Acara Indonesia Idol yang telah berlangsung selama 10 kali tersebut di puncak acaranya turut dihadiri Prabowo Subiyanto Capres dari Gerindra. Tidak salah memang ketika acara ini dimanfaatkan, jutaan orang dapat dipastikan menjadi pemirsa Indonesia Idol.

[caption id="attachment_338054" align="aligncenter" width="272" caption="Nowella Juara Indonesia Idol 2014 dari Papua (sumber:t0.static.com)"]

14009082481718681539
14009082481718681539
[/caption]

Terlepas dari (politisasi) Indonesian Idol 2014 tadi malam, penahbisan juara pertama antara Nowella dan Husein tersebut akhirnya disandang oleh Nowella dari Papua. Yang menjadi menarik adalah acara yang penentuan pemenangnya dari vote masyarakat ini akhirnya memilih putri terbaik dari timur Indonesia. Selain memang kualitas Nowellatidak diragukan lagi dan paling pantas merebut gelar tersebut tetapi ada kebanggaan tersendiri ketika masyarakat Papua turut berpesta pora menyambut putri terbaiknya menjadi nomor satu di ajang ini. Tidak sedikit memang putra dan putri Papua yang berprestasi, tetapi sorotan publik selama ini kurang terhadap prestasi yang dimiliki oleh putra dan putri papua. Lewat Nowella semoga prestasi yang selama ini terkubur mampu bangkit kembali dan menumbuhkan semangat Nasionalisme masyarakat Papua untuk tetap berada sisi NKRI.

Sekelumit rasa Nasionalisme dari Sleman, Papua hingga seberang pulau nun jauh disana India datang dari putra – putri terbaik bangsa ini. Apapun hasilnya tetapi semangat Nasionalisme lah yang menjadi poros utama untuk tetap dapat mempertahankan keutuhan NKRI belakangan ini yang semakin luntur. Patut menjadi teladan dalam membangun semangat Nasionalisme bangsa ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun