Mohon tunggu...
Akhmad Sugiyono
Akhmad Sugiyono Mohon Tunggu... wiraswasta -

Manusia Biasa, bagian terkecil dari masyarakat Indonesia yang selalu menginginkan perubahan masyarakat hari ini menuju masyarakat madani

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Dominasi Barcelona-Real Madrid Biang Kekalahan Spanyol

14 Juni 2014   19:24 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:44 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="alignnone" width="620" caption="Lesu, sudah saatnya memberi kesempatan yang muda (sumber : http://static.goal.com)"][/caption]

Di luar perkiraan banyak pengamat, pertandingan Piala Dunia 2014 grup B yang mempertemukan juara bertahan Spanyol dengan runner up Belanda akan berlangsung ketat dengan skor berimbang ternyata jauh dari prediksi dan dimenangi Belanda dengan skor telak 5 – 1. Pertandingan yang seakan menjadi ulangan final Piala Dunia 2010 ini menjadi revans tim oranje Belanda atas kekalahannya 4 tahun silam di Stadion Soccer City Johannesburg, Afrika Selatan dengan gol satu – satunya Andres Iniesta. Berbeda dengan rivalitas 4 tahun silam, dini hari tadi (14/06/2014) Spanyol menjadi Matador jinak yang harus takluk oleh keperkasaan Total Football Belanda.

Jalannya pertandingan babak pertama sebenarnya mampu dikuasai oleh tim Matador Spanyol. Sejak peluit pertandingan dibunyikan oleh wasit N. Rizzoli, Spanyol langsung menampilkan tiki taka yang menjadi ciri khasnya selama ini. Pasing - pasing memukau yang diperlihatkan Spanyol membuat Belanda harur bermain keras. Hingga menit ke-26 Diego Costa terpaksa harus dilanggar di kotak pinalti. Eksekusi pinalti oleh Xabi Alonso membuat skor berubah menjadi 1 – 0. Ketinggalan satu gol membuat Belanda lebih bermain terbuka lagi dengan umpan – umpan panjang memanfaatkan kecepatan Arjen Robben dan Robin Van Persie. Umpan panjang ini akhirnya membuahkan hasil dengan sundulan dari Van Persie yang memanfaatkan Casillas yang berdiri terlalu maju kedepan, papan skor berubah 1 – 1.

Babak kedua di mulai, pertandingan semakin menarik, Belanda mampu mengimbangi dominasi Spanyol di babak pertama. Jual beli serangan dengan permainan terbuka menjadi sajian di babak kedua ini. Delapan menit kemudian menjadi waktunya Robben untuk memperdaya Casillas dan merubah skor menjadi 1 – 2. Keunggulan ini semakin membuat Belanda menggila hingga eskusi bola mati Sneijder mampu dimanfaatkan oleh De Vrij untuk menambah keunggulan menjadi 1 – 3. Tertinggal dua bola membuat mental juara Spanyol runtuh, hingga Van Persie dan Robben kembali mencatatkan namanya dalam papan skor sebagai pencetak gol dan membuat keunggulan menjadi 1 – 5 setelah mempecundangi kiper sekaliber Casillas.

Kekalahan Spanyol ini memang tidak menutup kans tim Matador untuk mempertahankan gelar Juara yang diraih 4 tahun silam di Afsel. Tetapi kekalahan ini mengindikasikan awal dari habisnya dominasi dua kekuatan Klub Eropa asal Spanyol, yaitu Barcelona dan Real Madrid. Ketergantungan tim Spanyol terhadap dua klub tersebut menjadi bumerang tersendiri bagi Spanyol. Dalam pertandingan dini hari tadi (14/06/2014) line up Spanyol di dominasi oleh dua klub tersebut. Casillas, Alonso, Ramos (Real Madrid) dan Pique, Iniesta, Xavi, Sergio, Jordi Alba (Barcelona) menjadi line up pilihan dari Vicente Del Bosque. Hanya Diego Costa (Atletico Madrid), Silva (M.City) dan Azpilicueta (Chelsea) saja pemain di luar dua klub besar tersebut. Dalam pergantian pemain pun Pedro dan Fabregas (Barcelona) mendapat tempat lebih untuk menjadi pengganti di luar F Torres (Chelsea) itu pun yang diganti adalah D Costa dengan Silva, otomatis dalam pertandingan dini hari tadi ada semacam Barcelona sentris.

Di level klub, sebenarnya kedigdayaan Real Madrid dan Barcelona sudah terprediksi di musim 2012/2013 dan 203/2014. Di liga domestik 2012/2013 memang Barcelona keluar sebagai kampium, tetapi di level Eropa ajang Liga Champion 2012/2013 Barcelona harus tunduk oleh dua kali di semifinal oleh Bayern Muenchen 0-4 dan 0-3. Robben turut serta menjadi penghancur Barcelona kala itu dengan masing masing golnya di putaran pertama dan kedua. Di musim 2013/2014 gelar domestik berpindah dari rutinitas Barcelona dan Real Madrid menjadi milik Atletico Madrid, artinya, dominasi kedua klub kaya ini sudah tersaingi. Meskipun di level Eropa Real Madrid yang menjadi Jawaranya dengan gelar La decimal nya.

Melihat fakta di atas sudah seharusnya Barcelona sentris harus dihentikan oleh Spanyol. Pemain – pemain di klub lain masih banyak yang bertalenta tinggi dan layak mendapat kesempatan untuk menjadi prioritas utama, sebut saja Santi Cazorla, Juan Matta, Javi Martinez dan David De Gea. Selain itu sudah tentu tim – tim lain cukup mengenal karakter permainan Spanyol ini lewat Barcelonanya selama ini yang sudah mulai luntur kedigdayaannya. Tidak salah jika Barcelona sentris dengan di dukung Real Madrid menjadi biang kekalahan Spanyol 1 – 5 dari tim oranje Belanda.

Jember, 14 Juni 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun