Kutemukan segaris lengkung di awal bulan Oktober. Pada wajah-wajah sumringah, merona, penuh semangat walaupun di bawah terik mentari ataupun dalam guyuran hujan, namun manis, selayaknya madu dalam secawang kasih.
"Tak ada perbedaan di antara kita, saling menjaga, saling asah--asuh, guyub--rukun, yang terpenting rasa kebersamaan bisa menjadikan kita dalam satu keluarga," kata-kata itu meluncur dari setiap anggota BOLANG, saat pertama aku mengikuti KOPDAR.
Sangat indah, namun semua tidak lepas dari sosok yang arif, Pak Yunus, yang sangat piawai merekatkan hubungan aggotanya. Beliaulah pengayom sekaligus tetua BOLANG, didukung Pak Raman. Anggota dari berbagai kalangan dengan kemampuan yang sangat mumpuni dibidangnya masing-masing.
Dua kali mengikuti, itu yang aku simpulkan, dari pembicaraan rekan-rekan sekaligus pengamatanku.
Aku sangat beruntung diberi kesempatan mengikuti acara meraka. Sungguh, seperti mimpi berada ditengah-tengah BOLANG.
Selayak angan yang sulit kugapai, rasa tentram, rasa tenang saat menjabat tangan-tangan lebut itu menimbulkan rendah-diri dalam lubuk hatiku.
Aku bukan siapa-siapa, hanya seseorang yang suka menulis fiksi, suka kayalan, selalu mudah larut dalam kesedihan.
Mereka melukis pelangi ditelatah AREMA, dan aku hanya mampu mendukung sesuai kemampuan dengan goresan-goresan fiksi yang tak seberapa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H