Mohon tunggu...
Pairunn Adi
Pairunn Adi Mohon Tunggu... Administrasi - Penyuka fiksi

Seorang Kuli Bangunan yang sangat suka menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Malam Menjemukan

20 September 2018   13:41 Diperbarui: 20 September 2018   13:48 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Ini malam sangat menjemukan
Angin mati berdiri
Pohonan kaku
Senyap embun di pelataran daun.

Dari hamparan malam yang dingin
Jiwaku yang rapuh
Mengapai surga-Mu.
Aku ingin tidur sejenak
Di dalam jubah putih hangat-Mu
Yang mengadung mimpi
Dan harapan pasti.

Ketika angin beriup
Menyibak rambut-Mu yang tergerai panjang
Aku akan berbisik di telinga-Mu
Bertanya yang belum kupahami
Tentang insan yang berjubah seperti-Mu
Apakah benar meraka wakil-Mu?

Sedang pada waktu sekarang
Aku tak pernah menemukan darah-Mu
Juga nafas yang seperti-Mu
Di antara meraka.

Aku juga akan mengadu
Di depan mulut-Mu
Bahwa jubah seperti yang Kau kenakan
Sekarang banyak di pasar loak
Diperjual belikan sangat murah
Apakah aku boleh memakainya?

Tapi Engkau malah mengucapkan selamat malam
Dan kunang-kunang berkerlap-kerlip
Berhamburan dari mulut-Mu.
Kau angkat tinggi-tinggi
Tangan-Mu yang bercahaya putih
Kemudian menaiki rembulan
Dan pergi dengan tersenyum
Meninggalkan tanya yang belum terjawab.

Malang, 20 September 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun