Mohon tunggu...
Pairunn Adi
Pairunn Adi Mohon Tunggu... Administrasi - Penyuka fiksi

Seorang Kuli Bangunan yang sangat suka menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Asap Kemerdekaan di Borneo

21 Agustus 2018   17:46 Diperbarui: 21 Agustus 2018   18:27 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(KOMPAS.com/YOHANES KURNIA IRAWAN)

Berjuta burung menangis
Berjuta binatang menjerit
Sekarat pilu
Menunggu ajal perlahan merengutnya

Merdeka!
Begitulah teriakan pohonan
Menahan panas api
Membakar batangnya perlahan
Tapi pasti menghanguskan

Merdeka!
Begitulah teriakan anak-anak
Pun orang dewasa
Di gelapnya siang, terkepung asap tebal
Yang menyumbat hidung
Juga membutakan mata mereka

Merdeka!
Begitulah teriakan cukong-cukong
Yang siap mengolah lahan hutan
Setelah usai kebakaran
Menjadi perkebunan
Yang akan menebalkan saku mereka

Merdeka!
Begitulah teriakan tikus-tikus
Di dalam rumah mewah
Setelah menerima sepotong roti
Dari tuan-tuan berdasi

Ah, sudahlah
Aku pun berteriak
Merdekalah kau yang di langit
Yang setiap hari
Memberaki kami yang di bawah

Malang, 21 Agustus 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun