Mohon tunggu...
Pairunn Adi
Pairunn Adi Mohon Tunggu... Administrasi - Penyuka fiksi

Seorang Kuli Bangunan yang sangat suka menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sajak Bapakku yang Terlupakan

10 April 2017   08:01 Diperbarui: 10 April 2017   08:22 643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kata Simbokku
Dulu, semasa masih muda
Bapakku ikut berjuang
Memanggul bedil
Gagah perkasa dalam peperangan
Mengusir orang belanda juga jepang
Yang menjajah kedaulan tanah ibuku

Betapa hebatnya Bapakku
Bak Arjuna, kesatria pandawa
Banyak rembulan yang jatuh cinta
Apa lagi bapakku memikul beberapa bintang
Di pundaknya yang kokoh
Dan tangannya mengenggam tongkat
Yang tak semua orang punya
Dan Simbokku yang beruntung
Mendapatkan cintanya

Setelah merdeka
Bapakku kembali ke desa
Memecah matahari
Sudah hal biasa
Hingga legam dahi dan lengannya
Bahkan otot-ototnya menonjol keluar
Karena seringnya mengayunkan parang
Juga cangkul
Yang kini mengkarat
Tergantung di belakang rumah
Karena sawah dan ladang
Telah habis
Diperkosa orang-orang berdasi
Yang dekat dengan kuasa

Kini Bapakku telah renta
Tak punya apa-apa
Hanya tinggal cerita usang
Yang tidak semua orang percaya
Karena sejarah telah dipatahkan
Dan ia selalu berkata di akhir cerita

"Lebih baik aku seperti ini
Terbuang dan terlupakan
Karena aku tidak mau gila seperti mereka
Memperkosa rakyat
Dan menyetubuhi tanah ibuku sendiri."

Malang, 10 Aprel 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun