Mohon tunggu...
Paiman
Paiman Mohon Tunggu... Pustakawan - Karyawan

membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Analisis Siswa Kelas 4 terhadap Film Ejen Ali

8 Oktober 2022   12:30 Diperbarui: 8 Oktober 2022   15:44 1494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita seorang anak yang lugu dalam memberikan gambaran tentang negara maju. Analisis siswa kelas 4 terhadap film Ejen Ali.

Ia berpendapat bahwa; Saya tidak suka negara maju karena bisa digambarkan di film Ejen Ali. Ejen Ali pernah over right mode. Dia bisa mengendalikan semua dengan gajet. jika kita diserang oleh negara lain yang lebih pintar, kita akan mudah kalah karna kita tidak merancang yang lebih baik dan benar jika negara kita maju banyak peganguran dan semua dikerjakan oleh robot (Aim Lalitavistara).

Pendapat pertama mengarah pada kemajuan teknologi sebagai alat kontrol dunia. Masing-masing negara menunjukkan eksistensinya dengan mencoba menyerang untuk menguasai negara lain melalui spionase untuk mengumpulkan data dan mengukur kekuatan militer, serta mencari titik lemah dari negara tersebut. Yang akhirnya menaklukkan negara tersebut hanya dengan satu tombol saja.

Perlu diketahui bahwa saat ini, gajet bisa menjadi remot dari berbagai jenis elektronik, semisal menyalakan mematikan baik lampu, AC, mobil, dan sebagainya.  Dan sangat mungkin sekali gadget tersebut bisa diintegrasikan ke semua kebutuhan manusia seperti gambaran pada film Ejen Ali. Maka kembali kepada yang tradisional menjadi gambaran menarik yang digambarkan oleh Lalitavistara.

Pendapat kedua menurut saya sangat sesuai dengan kondisi saat ini. Memang robot sangat membantu, akan tetapi pengangguran menjadi momok yang menakutkan. PR kita semua adalah bagaimana robot tetap ada akan tetapi pengangguran tidak ada seperti yang digambarkan anak tersebut. 

Setiap perubahan memiliki dampak dalam kehidupan. Bagaimana dampak tersebut tidak merugikan masyarakat, tentu perlunya bimbingan dan pengarahan kepada masyarakat terkait perubahan tersebut. 

Banyaknya pengangguran setelah penggunaan tenaga robot, seakan menunjukkan ketidaksiapan masyarakat menghadapi tantangan tersebut. Kalau memang masyarakat belum siap, selayaknya dipersiapkan terlebih dahulu agar meminimalisir angka pengangguran. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun