Tahun pelajaran 2024/2025 baru saja dimulai di semua jenjang pendidikan, mulai dari SD, SMP, SMA/SMK/MA. Untuk jenjang SMK yang memiliki peranan dan tugas dalam pendidikan untuk menyiapkan lulusannya dapat BMW (Bekerja, Melanjutkan atau Wirausaha /menjadi enterpreneur) Â kiranya proses pembelajarannya perlu dipersiapkan dengan sebaik-baiknya, mengapa ya?Â
Kelas X jenjang SMK saat ini adalah mereka yang lahir antara 1997 - Â 2012, sebutan mereka adalah "Generasi Z". Generasi ini memiliki karakteristik unik yang perlu mendapatkan perhatian dari Bapak/Ibu guru di sekolah. Perhatikan gambar berikut:
Merujuk pada gambar di atas, maka pembelajaran di SMK dapat menerapkan  model pembelajaran Teaching Factory (TEFA) yang disesuaikan dengan karakteristik daerahnya dan karakteristikan program keahliannya. Teaching Factory (TEFA) adalah pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan proses produksi nyata ke dalam lingkungan pendidikan, memungkinkan peserta didik untuk mendapatkan pengalaman praktis dan langsung dalam suasana yang menyerupai dunia industri.Â
Manfaat TEFA ntuk generasi Z, yang dikenal dengan keterlibatan teknologi yang tinggi, maka pembelajaran Teaching Factory dapat diadaptasi dengan beberapa pendekatan berikut:Â
1. Penggunaan Teknologi Digital:
- Pembelajaran Berbasis Proyek Digital: Memanfaatkan platform digital untuk proyek kolaboratif di mana peserta didik dapat bekerja pada proyek nyata dengan alat dan perangkat lunak yang digunakan dalam industri.
- Simulasi dan Virtual Reality (VR): Menggunakan simulasi atau VR untuk memberikan pengalaman langsung dalam lingkungan pabrik virtual, sehingga peserta didik dapat berlatih tanpa risiko atau biaya yang tinggi.
2. Kolaborasi dengan Industri Saat Praktik Kerja Lapangan (PKL):
- Magang dan Program Kerja Sama: Mengatur program magang atau kerja sama dengan perusahaan lokal/nasional/internasonal sehingga peserta didik dapat memperoleh pengalaman kerja nyata.
- Studi Kasus dari Industri: Menggunakan studi kasus nyata dari industri sebagai bahan ajar untuk membantu peserta didik memahami tantangan dan solusi dalam dunia nyata.
3. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning):
- Proyek Nyata: Melibatkan peserta didik dalam pekerjaan / proyek produksi nyata yang memiliki dampak langsung, sehingga mereka dapat melihat hasil kerja mereka digunakan di dunia nyata.
- Manajemen Proyek: Mengajarkan keterampilan manajemen proyek, termasuk perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, yang merupakan keterampilan penting di dunia kerja.
4. Inovasi dan Kreativitas:
- Hackathon dan Kompetisi: Â Menyelenggarakan hackathon (merupakan kegiatan kompetisi pemrograman yang berlangsung untuk beberapa jam hingga beberapa hari ) atau kompetisi yang menantang peserta didik untuk menemukan solusi kreatif untuk masalah nyata dalam waktu terbatas.
- Inkubator Startup: Membentuk inkubator startup di sekolah untuk mendorong peserta didik mengembangkan ide bisnis mereka sendiri dengan dukungan dari mentor industri.
5. Pengembangan Keterampilan Soft Skills:
- Keterampilan Komunikasi: Mengajarkan keterampilan komunikasi yang efektif, baik lisan maupun tulisan, untuk berinteraksi dengan rekan kerja dan klien.
- Kerja Tim dan Kolaborasi: Menekankan pentingnya kerja tim dan kolaborasi dalam proyek-proyek, mirip dengan lingkungan kerja di industri.