Mohon tunggu...
Pahriati
Pahriati Mohon Tunggu... -

Aktivis Muslimah. Manusia yang terus belajar, mencoba menebar kebaikan lewat tulisan. Berbagi inspirasi, guna meraih ridha Ilahi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Meneropong Perjuangan Kartini

26 April 2018   23:06 Diperbarui: 26 April 2018   23:41 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapakah tokoh yang menjadi inspirasi kaum wanita di Indonesia? Mungkin banyak yang menjawab, Kartini orangnya. Memang, sosoknya telah dijadikan sebagai ikon pendobrak budaya yang dianggap mengungkung hak-hak wanita. Beliau begitu gigih mengupayakan pendidikan bagi kaum wanita agar bisa setara dengan kaum pria.

Kebebasan kaum wanita Indonesia di masa kini dianggap merupakan buah keberhasilan perjuangannya. Karena itulah setiap tanggal 21 April diperingati sebagai hari Kartini yang diambil dari tanggal kelahirannya. Momen itu lantas digunakan oleh kaum feminis untuk menggaungkan opini kesetaraan gender.

Tak hanya menuntut kesetaraan dalam bidang pendidikan. Kaum feminis bahkan mendorong kesetaraan di segala bidang. Namun benarkah itu yang diinginkan oleh Kartini?

Sebagian orang memiliki penilaian yang berbeda. Mereka berpendapat, memang pada awalnya Kartini begitu terpesona dengan kehidupan wanita di Barat yang lebih bebas. Namun, pandangan itu berubah setelah beliau mempelajari Islam.

Kala itu orang hanya belajar Al-Quran tanpa paham arti dan maknanya. Lalu saat Kartini mendengar penjelasan tafsir Surah Al-Fatihah yang disampaikan KH. Sholeh Darat, beliau tertarik untuk belajar lebih dalam. Beliau kemudian menyarankan agar Kyai menerjemahkan dan menafsirkan isi Al-Quran ke dalam bahasa Jawa. Saran itupun diterima. Sang Kyai kemudian menulis terjemah Surah Al-Fatihah hingga Surah Ibrahim di juz 13. Namun, Kyai wafat sebelum selesai menerjemah.

Dari situlah Kartini belajar. Terdapat satu ayat yang sangat menggugah nuraninya. Ayat itu adalah Surah Al-Baqarah ayat 257. Di dalamnya disebutkan, Allah yang telah membimbing orang-orang beriman dari gelap kepada cahaya (minazh zhulumaati ilan nuur). Kalimat dari ayat itu dituliskannya beberapa kali dalam surat kepada teman-temannya di Belanda.

Setelah itu, pandangannya tentang Islam dan Barat mulai berubah. Beliau tak lagi silau dengan kehidupan Barat. Bahkan bertekad ingin memperbaiki citra Islam, yang kala itu kerap menjadi sasaran fitnah. "Habis gelap terbitlah terang" adalah ungkapan semangat perjuangan yang terinspirasi dari ayat "dari gelap menuju cahaya". Namun, perjuangan itu belum selesai, karena beliau wafat di usia muda (25 tahun). 

Sekelumit kisah itu agak berbeda dari persepsi orang kebanyakan. Selama ini kita dikenalkan bahwa Kartini adalah sosok yang gigih menyuarakan emansipasi wanita. Sehingga muncul anggapan, kalau pria bebas keluar rumah, kenapa wanita tidak? Wanita bisa belajar, bekerja dan mengejar karir seperti kaum pria. Bahkan wanita bisa mengatur tubuh sekehendaknya.

Padahal jika kita dalami, ide emansipasi lahir dari rahim ideologi sekuler kapitalis yang mengagungkan kebebasan. Dan di sisi lain, kapitalisme juga menjadikan hidup kaum wanita terpuruk dan terhinakan. Hadirnya ide kebebasan itu justru semakin menjerumuskan kaum wanita pada jurang penderitaan.

Kita memang tak bisa berpatokan pada kisah sejarah. Tulisan sejarah tentang satu peristiwa ataupun gambaran seorang tokoh tergantung siapa penulisnya dan saat kapan ditulisnya. Karenanya berkaitan dengan Kartini, hendaknya kita bisa melihatnya dari berbagai sisi.

Sayangnya, sebagian orang tak tahu sejarah tersebut. Mereka hanya ikut-ikutan menyuarakan kesetaraan gender. Atau lebih parahnya, mereka merayakan Kartini hanya untuk rame-rame. Yang penting pakai kebaya dan konde. Tak paham dengan hakikat perayaannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun