A. Letak Geografis
Sisilia merupakan sebuah pulau yang posisinya berada di bagian selatan Italia dengan ibu kota Palermo. Umat Islam melakukan ekspansi ke pulau ini salah satu tujuannya karena memanfaatkan kondisi geografisnya yang sangat strategis. Pulau ini merupakan jalur penghubung antara Afrika dan Eropa sehingga Islam dapat berkembang di dua daratan tersebut
Sisilia adalah sebuah pulau di laut Tengah, letaknya berada di sebelah selatan semenanjung Italia, dipisahkan oleh selat Messinia. Pulau ini bentuknya menyerupai segitiga dengan luas 25.708 km persegi. Sebelah utara terletak teluk Palermo dan sebelah timur terletak teluk Catania. Pulau ini di sebelah barat dan selatannya adalah laut Mediterania, sebelah utara berbatasan dengan laut Turrhenian, dan sebelah timurnya berbatasan dengan laut Lonian. Pulau ini bergunung-gungung dan sangat indah, iklim yang baik, tanahmya subur, dan penuh dengan kekayaan alam.
B. Proses Masuknya Islam ke Sisilia
1. Penaklukan Islam di Sisilia
 Penaklukan umat Islam atas kepulauan Sisilia (bahasa Arab, Siqiliyah) merupakan buih terahir dari gelombang serbuan yang di bawa bangsa Arab ke Afrika Utara dan Spanyol. Para pemimpin ekspansi ke pulau itu, dan daratan Eropa Tengah adalah panglima-panglima dinasti Aglabiyah dari Kairawan yang menyerang wilayah itu pada abad ke-9 M. Sebelum dikuasai Islam, penguasaan pulau ini berpindah-pindah dalam beberapa abad, mulai dari Yunani, Cartage, Romawi, Vandals, dan bizantium kemudian dikuasai oleh muslimin. Usaha untuk menjadi wilayah Islam telah dimulai sejak Khalifah Utsman bin Affan dengan mengirim gubernur Muawiyah bin Abi Sufyan pada tahun 652 M.
Pada saat Islam dipmpin oleh Umar bin Khattab (634-644 M), Sisilia berada di tangan kekuasaan Bizantium. Mereka menjadikan pulau ini sebagai markas untuk menghadapi orang Islam. Saat itu, sebenarnnya umat muslim sudah berniat untuk menaklukan Sisilia. Akan tetapi, Khalifah Umar menolaknnya, karena pulau ini sangat jauh dari pusat pemerintah Islam, selain itu medan ke sana sangat sulit ditempuh dan daerah-daerah yang baru dikuasai harus dibenahi, niat kaum muslim untuk memasuki pulau Sisilia baru terlaksana pada tahun 662 M, yaitu pada masa Usman bin Affan (644-645 M). Usaha penaklukan sudah mulai dilakukan oleh gubernur Damaskus, Mu'awiyah bin Abu Sufyan. Pada tahun 652 M. Batas perintah Mu'awiyah, dikirimlah pasukan yang dipimpin oleh Mu'awiyah bin Khudajj. Meskipun serangan itu gagal, mereka dapat harta rampasan dari pasukan Bizantium.
Pasca dinasti Umayah runtuh, dan digantikan Abbasiyah. Di wilayah Tunisia dan sekitarnya, Abbasiyah menunjuk Ibrahim bin Al-Aglab sebagai amir umara. Pada tahun 827 M, Sisilia mengalami konflik internal. Euphemius, seorang komandan angkatan laut dan bangsawan Sisilia bersitegang dengan Kaisar Bizantium. Ia pergi ke Tunisia untuk mengundang kaum muslimin merebut pulau tersebut dari tangan Bizantium. Upaya penaklukan segera dijalankan. Aglabiyah segera mengutus Asad ibn al-Furath untuk memimpin 10.000 pasukan dan 700 ekor kuda dan 100 armada kapal, untuk menaklukkan pulau ini (Irfan).
 Penaklukan pulau Sisilia tersebut, walaupun pulaunya kecil tergolong penaklukan yang sangat sulit, karena berlangsung sekitar 75 tahun. Hal itu disebabkan karena rakyat dan penguasa Sisilia pantang menyerah dan selalu mengadakan perlawanan juga bertahan dibalik benteng-benteng yang mereka bangun sendiri. Penguasaan pulau ini berlangsung sedikit demi sedikit, sehingga semua pulau ini dapat dikuasai
2. Penguasa Islam di Sisilia