Ahnaf Sujana Mahmud1, Ningrum Yuniarti2, Tia Nurdianty Ameylia3, Nilaverda Kania4, Nafia Salsabilla5, Faeyza Ardhimas W6
IPB University
Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan dasar individu yang diperolehnya melalui interaksi dalam lingkungan sosial.Â
Komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain.Â
Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Salah satu proses komunikasi yang bisa kita amati adalah Komunikasi Keluarga.Â
Hal ini dikarenakan komunikasi merupakan kegiatan utama di dalam keluarga yang dapat dilakukan dengan cara yang sederhana maupun dengan cara yang kompleks. Karena tidak akan ada hubungan yang dapat berkembang secara optimal, jika tidak ada kontak komunikasi dengan lingkungan sekitar terutama keluarga yang paling dekat.
Kehidupan keluarga sangat menentukan dan mempengaruhi perkembangan hidup masyarakat secara umum. Dimana setiap individu dalam kehidupannya pasti akan mengalami perubahan walaupun ruang lingkup perubahan tersebut tidak terlalu luas. Salah satunya perubahan intensitas komunikasi yang dapat terjadi di dalam keluarga.
Dalam konteks komunikasi, kehidupan suatu keluarga tidak terlepas dari berbagai macam persoalan, entah itu bersumber dari suami, dari isteri ataupun dari anak. Karena mereka dapat dipengaruhi dan mempengaruhi orang lain yang berimplikasi pada keharmonisan dan keutuhan keluarga itu sendiri.Â
Oleh karena itu frekuensi dalam berkomunikasi dan keterbukaan dari anggota keluarga merupakan kunci komunikasi dalam keluarga.Â
Menurut Sardy I (1992) dalam Rakhmat (2000), komunikasi keluarga pada hakekatnya adalah suatu proses penyampaian pesan bapak atau ibu sebagai komunikator kepada anak-anak sebagai komunikan tentang norma-norma atau nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga dengan tujuan keutuhan dan pembentukan keluarga yang harmonis.
Dalam salah satu penelitian, Hammilton et al dalam Indrawati (2015) mengungkapkan bahwa kondisi status sosial ekonomi yang rendah cenderung memiliki kesenjangan dalam komunikasi yang lebih tinggi.Â