Pahmi Idris1, Krismalia Maharani2, Hafiz Almalutfi3, Muhammad Bio Affaral4, Hanifah Zahra Nasyafira5
IPB University
Keluarga merupakan bagian kelompok sosial terkecil didalam kehidupan bermasyarakat. Sebagai bagian paling kecil, keluarga memerlukan organisasi tersendiri sehingga perlu adanya pimpinan, anggota dan yang lainnya.Â
Seperti harus adanya kepala keluarga yang berfungsi untuk menjadi tokoh penting dalam membawa keluarga kearah yang lebih baik, bukan hanya itu, keluarga juga terdiri dari beberapa orang sehingga akan terjadi interaksi antara satu dengan yang lainnya sehingga akan berpengaruh terhadapa keharmonisan keluarga. Selain itu, keluarga mempunyai peran penting bagi kehidupan anggotanya.Â
Menurut pendapat dari Friedman pada (1992) mengatakan bahwa peran dan fungsi keluarga terdiri dari, fungsi afektif dan koping, sosialisasi, reproduksi, ekonomi, dan fisik.
Keharmonisan keluarga merupakan dambaan bagi setiap keluarga, sehingga setiap kepala keluarga ingin membuat suasana keluarga mereka harmonis. Keharmonisan keluarga akan membuat keadaan kelaurga menjadi seimbang. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh David dalam Shocihib (2000) yaitu keluarga seimbang merupakan keluarga yang memiliki keharmonisan keluarga yang ditandai dengan hubungan yang baik antara ayah dengan ibu, ayah dengan anak, serta ibu dengan anak.Â
Dalam keluarga, orang tua bertanggung jawab dan dapat dipercaya. Setiap anggota keluarga saling menghormati dan saling memberi tanpa harus diminta. Keharmonisan keluarga akan terwujud apabila masing-masing unsur dalam keluarga dapat berfungsi dan berperan dengan wajar dan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai agama (Hawari dalam Fauzi 2014)
Akan tetapi, tidak sedikit dari kepala keluarga belum bisa menciptakan kondisi keluarga harmonis yang mungkin disebabkan oleh beberapa faktor seperti, ekonomi, soisal, Pendidikan, keadaan fisikis dan lingkungan sekitarnya. Ketidak harmonisan keluarga akan menimbulkan dampak yang buruk terhadapa keluarga, terutama dalam hal manajemen stress dan Lelah.Â
Menurut Richard (2010) stres merupakan suatu proses yang menilai peristiwa sebagai sesuatu yang mengancam, ataupun membahayakan dan individu merespon peristiwa itu pada level fisiologis, emosional, kognitif dan perilaku. Peristiwa yang memunculkan stres dapat saja positif (misalnya merencanakan perkawinan) atau negatif (contoh : kematian keluarga). Sesuatu didefinisikan sebagai peristiwa yang menekan (stressful event) atau tidak, bergantung pada respon yang diberikan oleh individu terhadapnya. Sedangkan Kelelahan merupakan perpaduan dari wujud penurunan fungsi mental dan fisik yang menghasilkan berkurangnya semangat kerja sehingga mengakibatkan efektifitas dan efisiensi kerja menurun (Saito 1999).
Salah satu contoh kasus stress yang terjadi bagi keluarga saat ini yaitu keadaan pandemi Corona virus atau COVID-19 yang belum berakhir. Tidak sedikit keluarga yang menjadi stress akibat adanya pandemi ini karena turunnya penghasilan, hilangnya pekerjaan, dan masih banyak lagi. Kondisi sosial ekonomi dari lima keluarga yang kami ajak diskusi didapatkan informasi yaitu beberapa keluarga tinggal di desa dan beberapa tinggal di kota. Rata-rata suami dan istri bekerja untuk mendapatkan penghasilan dengan rata-rata penghasilan 2-5 juta per bulan. Sedangkan setelah adanya pandemi ini pengasilan keluarga dapat menurun lebih dari 50%. Â
Pendidikan terakhir anggota keluarga di setiap keluarga dari mulai lulus SMA sampai Strata 1 untuk ayah dan ibu, sedangkan anak-anaknya masih mengenyam pendidikan yang bervariasi. Ada berbagai cara yang dilakukan beberapa keluarga untuk mengatasi stress dengan adanya wabah ini yaitu dengan saling terbuka sedang ada berbagai masalah, berdiskusi dan mencari solusi bersama. Pada stress yang disebabkan oleh covid-19, kita juga harus berupaya untuk menanggulanginya. Awalnya memerlukan banyak waktu untuk adaptasi dengan kasus baru seperti ini. Akan tetapi, lama-lama mereka terbiasa dengan kondisi yang ada. Setiap anggota keluarga harus saling mendukung satu sama lain agar bisa melewati setiap masalah dengan baik. Memanfaatkan waktu di rumah untuk mengisi dengan kegiatan bersama dan kegiatan positif agar menambah keharmonisan keluarga di tengah tantangan ini.Â