Mohon tunggu...
Pahliyani Mumtaz
Pahliyani Mumtaz Mohon Tunggu... Freelancer - Pengamat kehidupan

Suka ngopi sambil mendengarkan musik dan menulis sesuatu.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Komedi Cerdas dan Mendidik

11 November 2024   08:57 Diperbarui: 11 November 2024   09:19 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Helena Lopes di Pexels.com

Saya sangat suka nonton konten-konten komedi di YouTube atau di Instagram. Bagi saya itu salah satu cara menghibur diri setelah penat seharian bekerja dan mengurus urusan rumah tangga. Salah satu cara juga untuk mengisi waktu luang. Meskipun saya gak melakukannya setiap hari.Saat nonton konten-konten komedi tersebut. Kadang-kadang di akhir konten saya suka bacain nih komentar-komentar netizen yang budiman. Penasaran aja apa yang dibicarakan netizen tentang konten tersebut. Seringkali komentar netizen lucu-lucu parah dan menghibur orang-orang yang suka baca komentar.

Nah, saat saya nonton konten yang mana para komediannya main jatuh-jatuhan ke properti gabus atau styrofoam, ada beberapa netizen yang suka banget komentar dengan gaya sok bijak sekali. Komentarnya seperti "komedi sampah, bikin komedi itu yang cerdas dan mendidik dong!"

Maksud saya buat apa dia menuntut seorang komedian atau konten kreator tersebut untuk bikin komedi yang cerdas dan mendidik? Kenapa gak dia aja yang bikin konten komedi mendidik? Apakah semua konten komedi harus mendidik? Apakah dia gak tau tujuan utama konten komedi adalah mendapatkan tawa dari penontonnya?

Mereka fikir bikin lawakan jatuh-jatuhan di gabus atau styrofoam itu gampang? Harus punya intuisi yang tepat dan timing yang tepat juga untuk mendapatkan respon ketawa dari penonton. Gak segampang kelihatannya. Butuh pengalaman panjang di seni komedi untuk melakukannya.

Oke, memang ada konten kreator komedi yang kontennya lucu-lucu sekaligus mendidik. Tapi menurut saya gak harus semua komedian bikin konten seperti itu. Namanya juga konten komedi yah tujuannya mencari tawa penonton. Kalaupun bisa mendidik yah Alhamdulillah. Kalaupun tidak yah gapapa juga.

Ibarat donat. Intinya makanan tersebut sudah jadi kue berbentuk cincin, maka sah disebut donat. Terserah topingnya apaan. Mau pakai coklat ataupun pakai sayuran. Terserah.

Bagi saya, selama gak melanggar norma agama, undang-undang dan lain sebagainya sih ya sah-sah aja. Kalaupun ada beberapa netizen yang tidak suka kontennya yah tinggal diskip dan ganti nontonan lain. Gak usah ribet kan.

Lagian sih ya kalau memang mau dapat konten-konten yang cerdas dan mendidik bukan di konten komedi. Salah kolam. Cari di konten-konten edukasi atuh. Fokus pada apa yang bisa kita kontrol saja. Diluar kendali kita, kita bisa memilih untuk tidak dibikin ribet.

Sekian dan terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun