Mohon tunggu...
Pahliyani Mumtaz
Pahliyani Mumtaz Mohon Tunggu... Freelancer - Pengamat kehidupan

Suka ngopi sambil mendengarkan musik dan menulis sesuatu.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Seribu Teman Terlalu Sedikit dan Satu Musuh Terlalu Banyak

4 November 2024   13:01 Diperbarui: 4 November 2024   13:04 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Bing AI

Kita hidup tidak akan jauh dari yang namanya hubungan antar manusia. Hubungan antar manusia sangatlah penting dijaga. Manusia adalah makhluk sosial, maka sudah pasti tidak bisa hidup tanpa orang lain. Contohnya, saat kita makan, kita perlu membeli makanan tersebut, membelinya dari siapa? Betul dari orang lain.

Ungkapan "seribu teman terlalu sedikit dan satu musuh terlalu banyak" menggambarkan betapa pentingnya menjaga hubungan baik dengan semua makhluk di dunia dan pentingnya menghindari yang namanya pertengkaran. Biar kata kita sudah memiliki seribu teman, jika masih memiliki satu orang musuh, itu akan membawa dampak yang negatif pada diri kita.

Memiliki banyak teman adalah sebuah kekuatan. Contoh saja saat anda kecil, anda ditonjok oleh orang tak di kenal, saat teman anda melihat kejadian tersebut pasti teman anda akan membantu anda menghajar orang tak di kenal tersebut, minimal bisa membantu menenangkan setelah kejadian.

Dalam situasi sulit, teman seringkali menjadi penolong. Contoh, saya punya teman yang pernah mengalami musibah rumah terbakar hangus. Karena dia memiliki banyak teman, maka yang bersimpati banyak sekali kepadanya. Dia banyak mendapatkan bantuan secara material maupun bantuan psikologi.

Sebaliknya, memiliki satu saja musuh sangat tidak menyenangkan dalam hidup ini. Musuh kita bisa saja merugikan kehidupan kita. Bisa saja menghambat segala urusan kita. Contoh, saat anda ingin makan di sebuah restoran, tiba-tiba anda menyadari si pemilik restoran tersebut adalah musuh bebuyutan anda sejak lama. Anda pasti akan tidak tenang makan di restoran tersebut, takut diracuni pastinya.

Biar bagaimanapun, kita tidak bisa mengontrol hal-hal yang diluar kendali kita. Seperti sikap seseorang kepada kita, padahal kita sudah berlaku baik kepadanya. Kadang-kadang ada saja orang yang sudah kita baik-baikin, tapi dia memperlakukan kita sebaliknya.

Solusinya adalah fokuslah pada apa yang bisa kita kendalikan saja. Kita bisa memilih untuk tidak membenci siapapun, meskipun orang tersebut membenci kita. Toh saat orang membenci kita, pikiran dia juga yang akan merasa tidak tenang. Kita mah enak-enak saja gak ada yang mengganjal di hati karena tidak ada seorangpun yang kita benci.

Teruslah mencintai seluruh makhluk Tuhan, baik itu manusia, alam ataupun hewan. Dunia selalu berlaku adil. Apa yang kita tanam, itu pula yang akan kita tuai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun