Mohon tunggu...
Pahliyani
Pahliyani Mohon Tunggu... Freelancer - Hamba Tuhan

Menyukai melamun yang ditemani kopi dan musik, lalu tidak memikirkan apa-apa tentang dunia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengapa Kedalaman Ilmu Kian Menipis di Tangan Media Sosial?

30 Januari 2024   15:25 Diperbarui: 30 Januari 2024   15:29 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Bing AI

Era digital telah membawa perubahan signifikan dalam cara kita mengakses informasi. Platform seperti TikTok, Instagram Reels, dan YouTube Shorts menjadi populer karena kemampuannya menyajikan informasi secara cepat dan menarik. Video-video pendek ini sering kali dianggap sebagai cara efisien untuk belajar dan menyerap informasi baru. Namun, munculnya tren ini menimbulkan pertanyaan penting tentang kedalaman dan keakuratan pengetahuan yang diperoleh. 

Kemudahan akses ini, meski terlihat menguntungkan, seringkali hanya menyajikan informasi yang bersifat dasar dan tidak lengkap. Hal ini dapat menimbulkan kesalahpahaman atau pemahaman yang dangkal tentang topik yang kompleks. Karena sifatnya yang singkat dan padat, konten semacam ini cenderung mengorbankan detail penting, proses berpikir kritis, dan konteks yang lebih luas dari suatu topik. 

Dampaknya, banyak pengguna media sosial mungkin merasa 'terinformasi' namun sebenarnya kekurangan pemahaman mendalam tentang isu-isu penting. Ini mendorong pola pikir yang cepat puas dengan informasi permukaan dan kurang keinginan untuk mengeksplorasi dan memahami suatu topik secara lebih mendalam.

Fenomena ini menggarisbawahi pergeseran dalam nilai-nilai pendidikan dan pembelajaran. Media sosial, dengan fitur kontennya yang singkat dan menarik, memang berhasil menarik perhatian dan memudahkan akses ke berbagai topik. Namun, sifat singkat dan sering kali hiburan dari konten ini menimbulkan risiko mengabaikan kebutuhan akan proses pembelajaran yang lebih mendalam dan reflektif. 

Dalam konteks ini, terjadi perubahan dalam cara masyarakat memandang dan menilai pengetahuan. Penekanan pada pembelajaran cepat dan efisien melalui video singkat dapat mengurangi kemampuan individu untuk terlibat dalam pemikiran kritis, analisis mendalam, dan pemahaman kontekstual. Akibatnya, bisa jadi generasi saat ini menghadapi risiko menjadi generasi yang 'informed' (terinformasi) tapi tidak sepenuhnya 'educated' (terdidik) dalam arti tradisional.

Pergeseran ini menciptakan tantangan bagi pendidikan dan masyarakat untuk menemukan keseimbangan antara kepraktisan akses informasi yang cepat dan kebutuhan akan pemahaman yang mendalam dan berkelanjutan. Ini juga menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana kita sebagai masyarakat dapat mendorong pendekatan yang lebih seimbang dalam mengakses dan memproses informasi di era digital.

Dalam konteks ini, penting untuk memahami bagaimana media sosial mempengaruhi cara kita memproses informasi. Konten video pendek di platform seperti TikTok, Instagram Reels, dan YouTube Shorts cenderung dikonsumsi secara pasif dan cepat. Hal ini menciptakan tantangan dalam membedakan antara informasi yang akurat dan yang menyesatkan, serta memahami batasan dari pengetahuan yang diperoleh melalui media yang sangat singkat ini.

Konten ini seringkali menarik karena aspek hiburannya, namun tidak selalu menyajikan konteks atau analisis yang mendalam. Misalnya, topik kompleks seperti sains atau sejarah mungkin direduksi menjadi potongan informasi yang tidak mencakup nuansa atau kerumitan yang sebenarnya. Ini berpotensi menyebabkan pemahaman yang tidak lengkap atau bahkan salah tentang topik tersebut.

Di sisi lain, penggunaan media sosial untuk pendidikan juga memiliki potensi positif. Platform ini dapat digunakan untuk menjangkau audiens yang lebih luas dengan cara yang menarik dan inovatif. Konten edukatif yang baik dapat memicu rasa ingin tahu dan mendorong penonton untuk menjelajah lebih dalam tentang suatu topik.

Dalam menghadapi tantangan ini, sangat penting untuk mengembangkan kemampuan literasi media dan kritis dalam masyarakat. Individu perlu dilatih untuk tidak hanya mengkonsumsi informasi secara pasif, tapi juga untuk aktif mengevaluasi dan merenungkan konten yang mereka terima. Pendidikan formal dan pembelajaran mandiri yang lebih mendalam harus terus diperjuangkan sebagai fondasi pengetahuan yang kuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun