Mohon tunggu...
Pahlevi Samawa
Pahlevi Samawa Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jakarta Komplain kepada Tuhan?

2 Juni 2017   13:17 Diperbarui: 2 Juni 2017   13:33 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Assalamualaikum warahmatullah

Dan salam sejahtera bagi para pembaca

Semoga Allah tuhan semesta alam selalu mencurahkan karunianya kepada bangsa kita. Amin

Wahai para pembaca, pernahkah anda mendengar keluhan pemimpin-pemimpin anda  ? tentunya kita tidak ingin pemimpin-pemimpin kita mengeluh, tentunya kita ingin para pemimpin selalu mendengarkan aspirasi dari rakyat nya.

Tapi mungkin sering kita lihat ditelevi ataupun youtube video yang menayangkan video video para pemimpin mengeluh atau mungkin marah-marah karena celotehan ataupun complain dari rakyat.

Kata yang sering sekali muncul dari suara kecil rakyat rakyat kita ialah “mana janji-janji anda wahai pemimpin ?” salahkah kami rakyat yang kecil ini menagih janji yang sudah anda buat sendiri wahai para pemimpin ?

Seandainya terjadi suatu peristiwa dijakarta misalnya. Masalah yang sering sekali muncul di Ibukota ialah banjir, ketika kami rakyat yang tidak berdaya ini bersuara, apa jawabannya ? “kami sudah berusaha” kata bapak/ibu pemimpin. Atau “salah sendiri, kan kami sudah gusur (daerah tertentu) yang rawan banjir, tapi malah tidak mau dengar pemerintah”. Wahai para pemimpin sungguh kami rela dialokasikan atau digusur apa lagi ditempat yang layak (layak bagi para pemimpin) hanya saja kami butuh tempat yang mampu mensejahterakan kami bukan mengisolasi kami. Kami butuh membuka lapak di tempat yang banyak pengunjungnya buka tempat yang kadang dikunjungi. Maka mengertilah kami wahai para pemimpin.

Sungguh yang lebih parah lagi jika ada pemimpin yang sampai menyatakan “Kalo ada apa apa sama Jakarta jangan complain sama gubernurnya (peimpinnya), tetapi sama tuhan, karena tuhanlah yang mampu melakukan segalanya”

Maka sungguh itu salah rakyat yang salah memilih pemimpin. Seharusnya kita memilih pemimpin yang mampu bertanggung jawab bukannya pintar Tanya jawab.

Memanglah menjadi umat dan bangsa yang beragama kita seharusnya tetap berdoa dan meminta pertolongan kepada Tuhan yang maha bijaksana lagi maha kaya. Akan tetapi ssebagai rakyat kami juga butuh pemimpin yang dapat membimbing kami rakyat yang tidak berdaya ini.

Secuil saran kami kepadamu wahai para pemimpin, jadilah pemimpin yang bertanggung jawab, jadilah panutan rakyat. Apabila sungguh anda wahai pemimpin tidak mampu berlaku adil dan bertanggung jawab mundurlah sebelum engkau mati dan menerima siksa Tuhan yang begitu pedih atas perilakumu yang lalai sebagai pemimpin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun