Mohon tunggu...
pahlawan bertopeng
pahlawan bertopeng Mohon Tunggu... -

pahlawan bertopeng

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Kartu Indonesia Hebat, Apa Kabarmu?

20 April 2015   07:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:54 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Main kartu sepertinya merupakan salah satu kegemaran presiden kita saat ini. Sudah sejak jadi gubernur, kemudian dalam debat calon presiden, dia selalu membawa-bawa kartu ke mana-mana. Kita tentu masih familiar  dengan foto-foto berikut:

[caption id="attachment_361450" align="aligncenter" width="300" caption="Saat jadi gubernur, sumber: merdeka.co.id"][/caption]

[caption id="attachment_361451" align="aligncenter" width="300" caption="Saat pilpres, sumber: tempo.co.id"]

14293451341879273060
14293451341879273060
[/caption]

Kartu-kartu tersebut seolah kartu sakti yang membuat para calon pemilih melambung tinggi. Bukan tidak mungkin, banyak dari para pemilih yang termotivasi setelah mendapatkan janji surga tersebut. Namun setelah dilantik, apa realisasinya?

Mungkin pada awal masa jabatan, karena masih terbayang-bayang pencitraan era kampanye, presiden kita langsung buru-buru membagikan kartu itu kepada masyarakat pengungsi di Sinabung, hanya sekitar 2 minggu setelah dilantik, seperti berita berikut: Jokowi Bagi Kartu Sehat dan Pintar di Sinabung. Entah, mungkin ada Kompasioner yang dekat Medan sana dapat mengecek, apakah kartu yang belum jelas dari mana anggarannya didapatkan itu masih berfungsi atau tidak. Saat itu memang ada banyak pihak yang mempertanyakan dari mana anggaran kartu-kartu yang begitu cepat dibagikan itu didapat, padahal APBN saja belum diputuskan oleh Presiden dan DPR,sebagaimana berita berikut Anggaran Tiga Kartu Jokowi, Langgar UU atau Tidak? Namun jawaban menteri dan presiden sendiri tidak kompak soal dari mana sumber anggaran tersebut, sebagaimana berita berikut: Presiden hingga Menteri Tak Kompak soal Sumber Pendanaan "Kartu Sakti" Jokowi.

Saat itu, sekitar 6 bulan setelah pelantikan, ternyata urusan kartu-kartu ini belum juga beres. Banyak yang mempertanyakan mengapa belum juga dibagikan, dan jawaban presiden adalah masih menyelesaikan soal anggaran dari APBN yang sedang dijalankan (lihat ini). Alangkah amburadulnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun