Rilis pada tanggal 9 Agustus 2023, film dokumenter berjudul "The Indigenous" ini menjadi salah satu film yang wajib kompasianer tonton khususnya bagi pencinta sejarah atau kebudayaan. Film ini memperlihatkan bagaimana kehidupan masyarakat adat di era pandemi COVID-19 yang lalu. Di saat masyarakat ketakutan dengan wabah virus tersebut, masyarakat adat malah menyikapinya dengan hati yang legowo dan tenang. Masyarakat adat dapat membuktikan bahwa mereka pun memiliki ketahanan tubuh yang kuat.
Indigenous sendiri memiliki arti sebagai pribumi atau penduduk asli. Dalam hal ini acuannya adalah kepada sekelompok penduduk asli yang hidup dalam wilayah tertentu dengan cara mereka sendiri. Film ini menceritakan bagaimana peneliti masyarakat adat dan agama leluhur, Samsul Maarif, yang ingin membuktikan stigma terhadap masyarakat adat adalah bentuk kegagalan dalam memahami masyarakat adat itu sendiri. Pembuktian yang dilakukan adalah melalui ekspedisi juga eksplorasi ke masyarakat adat Dayak Luhur (Cilacap, Jawa Tengah) dan Dayak Iban (Kapuas Hulu, Kalimantan Barat).
Samsul Maarif mengikuti berbagai kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat adat tersebut sekaligus mendalami apa saja makna di balik kearifan lokal budaya yang mereka terapkan. Film yang disutradai oleh Muhamad Sridipo dan Rizky Pratama ini akan membawa kita jauh menelisik secara tajam dan singkat bagaimana harmonisasi hubungan yang dapat dijalin oleh masyarakat adat.
Beberapa poin yang dapat penulis rangkum sesuai dengan film dokumenter tersebut, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Masyarakat adat Dayak Luhur dan Dayak Iban, masing-masing memiliki kekentalan dan kesakralan budaya. Keduanya didominasi oleh pemeluk katolik yang taat, dimana setiap kegiatan mereka tidak pernah terlepas dari Tuhan yang mereka sembah.
2. Masyarakat adat tidak dapat dinilai sebagai masyarakat sesat dan beraliran sinkretisme. Ritual yang dilakukan mereka pun semata-mata bukan atas dasar persembahan atau pemujaan kepada leluhur dan nenek moyang, melainkan sebagai bentuk penghormatan dan rasa syukur lewat cara tradhisional yang telah dibuat serta disepakati oleh masyarakat.
3. Semakin mendalami masyarakat adat, kita akan diajak untuk semakin berpikir bahwa menghujat, rasis, mencerca mereka bukanlah suatu tindakan yang tepat. Masyarakat adat memiliki peran yang luar biasa dalam menjaga keseimbangan alam. Mereka menciptakan "warnings according to local wisdom". Dalam wawancara yang dilakukan Samsul terhadap tokoh komunitas adat setempat, kita akan mendapati bahwasannya masyarakat adat ialah masyarakat potensial yang kuat, hebat, lagi tangguh untuk menciptakan keteraturan alam.
4. Ritual dan tradisi yang ada merupakan bagian dari budaya. Sejatinya manusia ialah makhluk berbudaya yang akan selalu berinteraksi dengan sesamanya atau makhluk hidup lainnya. Sehingga yang perlu digaris bawahi adalah suatu tradisi pasti memiliki nilai luhur yang di dalamnya menjamin aspek kebersamaan, kekeluargaan, cinta kasih, kerukunan, serta aspek-aspek luhur lainnya.
Itulah poin-poin yang dapat penulis sampaikan. Akan tetapi, masih banyak sekali manfaat yang dapat diambil dari film dokumenter tersebut. Film ini akan sangat menunjang pemahaman terhadap keberagaman dan meningkatkan nilai nasionalisme dalam diri tiap individu. Setiap perbedaan adalah hal yang indah bila kita mau menerimanya dengan hati yang lapang, setiap budaya memiliki kekentalan nilai, dan setiap masyarakat memiliki taktik mereka sendiri untuk survive.
Sebagai individu yang diliputi rasa penasaran, kisah-kisah inspiratif masyarakat adat akan membuat jiwa ini tertantang menelisik jauh lebih dalam dan melihat bagaimana kuatnya mereka bertahan menghadapi stigma-stigma negatif yang tidak seharusnya dilontarkan oleh masyarakat lainnya. Tidak ada yang lebih unggul dan lebih hebat daripada menyatukan kekuatan bersama seluruh masyarakat dan menjaga keseimbangan alam bumi pertiwi ini untuk dapat menjadi warisan yang dapat dinikmati generasi-generasi selanjutnya.