Mohon tunggu...
Duppa Ala
Duppa Ala Mohon Tunggu... Mahasiswa - penulis di waktu senggang

—Hanya seorang anak muda yang suka mendengarkan lagu Nirvana, The Strokes, Air Supply, The 1975, SO7, dll. Menulis adalah kerja "sambi" nya sementara fokus utamanya adalah menjadi seorang mahasiswi. Saya suka menonton anime Conan, Hunter x Hunter, Junji Ito, dan Ghibli. Ngomong-ngomong, terimakasih sudah mampir. Sila membaca karya sederhana yang sudah saya tulis. Semoga bermanfaat. Matur suksma!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Membongkar Kebiasaan Meresahkan: Mengatasi Cat Calling dalam Masyarakat Kita

29 Mei 2023   21:15 Diperbarui: 29 Mei 2023   21:17 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam masyarakat kita yang terus berkembang, catcalling telah menjadi isu yang semakin mendominasi perbincangan. Dalam artikel opini ini, kita akan menjelajahi fenomena ini dengan tujuan mendorong kesadaran dan perubahan yang diperlukan dalam cara kita memandang dan memperlakukan orang lain. Catcalling bukan hanya masalah yang meresahkan; itu adalah manifestasi dari ketidaksetaraan gender dan kebudayaan yang perlu kita hadapi bersama.

Definisi dan Dampak Catcalling(Sumber: pinterest.com) Catcalling merujuk pada tindakan verbal yang tidak diinginkan, seperti komentar kasar, seringkali dengan muatan seksual, yang ditujukan kepada orang yang lewat di tempat umum. Dalam banyak kasus, korban catcalling adalah perempuan. Hal ini tidak hanya membuat orang merasa tidak nyaman dan terhina, tetapi juga dapat berdampak pada kesejahteraan psikologis dan emosional korban. Selain itu, catcalling juga mencerminkan struktur kekuasaan yang tidak seimbang dan menguatkan budaya pemolisian tubuh perempuan.

Catcalling sebagai Ekspresi Patriarki

(Sumber: iStock) 
(Sumber: iStock) 
Catcalling merupakan hasil dari struktur patriarki yang masih mewarnai masyarakat kita. Budaya ini menganggap perempuan sebagai objek yang bisa dikomentari dan diperlakukan sesuka hati, mengabaikan otonomi dan hak mereka untuk bergerak bebas di ruang publik tanpa takut akan pelecehan verbal. Catcalling mencerminkan pemahaman yang salah bahwa tubuh perempuan merupakan properti publik yang bisa diakses oleh siapa saja. Ini adalah waktu yang tepat bagi kita untuk merefleksikan norma-norma sosial kita dan mengubah cara kita berinteraksi dengan sesama.

Langkah Edukasi dan Kesadaran

(Sumber: pinterest.com) 
(Sumber: pinterest.com) 
Untuk mengatasi catcalling, penting bagi kita untuk memulai dengan pendidikan dan kesadaran. Kita harus mengajarkan anak-anak kita tentang pentingnya menghormati orang lain, memahami batasan pribadi, dan membangun kebudayaan yang mempromosikan kesetaraan gender. Selain itu, mengadakan kampanye publik dan menyediakan ruang aman bagi korban catcalling untuk berbagi pengalaman mereka dapat membantu menggugah kesadaran masyarakat tentang dampak negatif dari tindakan ini.

Peran Laki-laki dalam Mengatasi Catcalling

(Sumber: Internet) 
(Sumber: Internet) 
Laki-laki juga memiliki peran penting dalam mengatasi catcalling. Mereka harus menjadi bagian dari solusi dengan tidak hanya menolak untuk melakukan catcalling sendiri, tetapi juga mendukung perempuan dan mengambil tindakan saat mereka menyaksikan situasi catcalling. Laki-laki bisa menjadi sekutu perempuan dalam membangun lingkungan yang aman dan menyuarakan keberpihakan mereka terhadap perubahan sosial yang lebih baik.

Menyuarakan Perubahan

(Sumber: pinterest.com) 
(Sumber: pinterest.com) 
Selain melibatkan individu, penting bagi kita untuk melibatkan institusi dan pemangku kepentingan lainnya. Pemerintah, lembaga pendidikan, organisasi non-pemerintah, dan media harus bekerja sama untuk menciptakan regulasi yang lebih kuat terhadap pelecehan verbal, serta meningkatkan pemahaman tentang pentingnya penghargaan dan penghormatan terhadap kebebasan individu.

Pada akhirnya, catcalling adalah masalah serius yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari perempuan di masyarakat kita. Namun, dengan edukasi, kesadaran, dan kolaborasi antara individu, institusi, dan masyarakat, kita dapat mengatasi catcalling dan membangun budaya yang menghargai dan menghormati semua orang, tanpa memandang gender atau penampilan fisik. Mari bersama-sama menciptakan perubahan yang positif dan mengakhiri norma yang meresahkan ini dalam masyarakat kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun