Mohon tunggu...
Padya Adisty Putri Sadam
Padya Adisty Putri Sadam Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta

Saya adalah seorang mahasiswa dari Universitas Negeri Jakarta yang sedang menempuh S1. Dan pada tahun ini baru semester 2 berjalan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Behaviorisme dalam Membangun Kedisiplinan Peserta Didik

21 Mei 2022   22:00 Diperbarui: 6 Juni 2022   17:53 1911
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Guru merupakan panutan bagi peserta didik. Segala hal yang dilakukan seorang guru patutlah hal-hal yang baik untuk nantinya diimplementasikan oleh peserta didik. Untuk itu tidak heran jika seorang guru perlu memiliki standar kualitas tertentu misalnya kedisiplinan. Sikap disiplin diperlukan oleh seorang guru untuk menjadi contoh atau teladan yang akan diikuti peserta didik, karena kedisiplinan pada peserta didik akan berpengaruh selama proses kegiatan belajar.

Apakah kalian bisa membayangkan jika tidak adanya kedisiplinan di suatu kelas? Iya tepat, tentunya jika dalam sebuah kelas tidak ada kedisiplinan pada peserta didiknya, maka akan terjadi kekacauan yang menyebabkan suasana tidak kondusif dan menganggu selama proses pembelajaran.

Lalu bagaimana caranya menumbuhkan kedisiplinan pada peserta didik? Cara yang paling tepat tentunya membiasakan mereka untuk melakukan hal-hal yang berkaitan dengan kedisipilinan tersebut. Maka dari itu seperti yang sudah disebutkan sangat penting bagi seorang guru memiliki sifat kedisiplinan dan mengajarkannya pada peserta didik. Hal ini diharapkan dapat membentuk peserta didik menjadi pribadi lebih displin dan membantu kelancaran proses pembelajaran.

Untuk mengajarkan pada peserta didik tentunya guru perlu memiliki wawasan bagaimana membiasakan kedisiplinan. Salah satu wawasan yang diperlukan seorang guru adalah memahami teori-teori perkembangan, dimana teori teori perkembangan sangat membantu dalam memahami peserta didik dan diharapkan guru dapat mengimplementasikannya pada peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. Salah satu teori perkembangan yaitu Teori Behaviorisme.

Teori Behaviorisme adalah salah satu teori pembelajaran yang berkembang di abad ke 19, namun teori ini masih cocok diimplementasikan pada kehidupan sekarang, teori ini memfokuskan bahwa tingkah laku yang ditunjukkan seseorang merupakan akibatan dari stimulus (rangsangan) dan respon (balikan). Stimulus yang diberikan yaitu beberapa aturan yang harus ditaati oleh seseorang dan respon yang dapat berupa hukuman (punishment) jika seseorang tersebut melanggar aturan atau hadiah (reward) apabila seseorang berhasil menunjukkan perilaku yang diharapkan. Teori ini dikenalkan oleh beberapa ahli psikologi. Para ahli yang menganut paham behaviorisme ini adalah Ivan Pavlov, B.F Skinner, Edward Lee Thorndike, Robert Gagne, dan Albert Bandura.

Lantas bagaimana implementasi teori behaviorisme dalam kedisiplinan ? 

Dalam implementasinya pada peserta didik, guru perlu mencontohkannya terlebih dahulu sikap kedisiplinan agar nantinya peserta didik melihatnya dan meniru apa yang ia lihat. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Albert Bandura yaitu teori belajar sosial (Observational learning) yang dilakukan melalui pengamatan dan memungkinkan seseorang untuk meresponnya (menirunya). Namun dalam observational learning contoh tidak harus yang ia lihat secara langsung tetapi bisa secara tidak langsung. Dalam peniruan atau respon, Bandura memperhatikan empat unsur yaitu perhatian, mengingat, meniru (mereproduksi gerak), dan motivasi. 

Contohnya seorang guru yang tidak pernah terlambat datang ke kelas, peserta didik akan memperhatikan perilaku guru tersebut dan mengingat bahwa guru tersebut tidak pernah terlambat, kemudian peserta didik akan mengikutinya atau menirunya dengan tidak pernah datang terlambat. Lalu tugas guru selanjutnya adalah memberikan motivasi (penguatan positif) agar peserta didik terus melakukan hal tersebut, misalnya dengan memuji anak tersebut. Tindakan guru memberi motivasi dalam bentuk penguatan ini berhubungan dengan teori operant conditioning  yang dikemukakan oleh B.F Skinner, dimana menurut teori ini seseorang yang mengeluarkan suatu respon lalu mengaitkannya dengan suatu akibat atau hasil tertentu. Ada dua hasil yang penting dari teori ini yaitu reinforce (penguatan atau imbalan) dan punishment (hukuman). Untuk memaksimalkan pembelajaran Skinner menggunakan beberapa prinsip salah satunya yaitu hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan, jika benar diberikan penguat. Sehingga disini reinforce dan punishment perlu dilakukan, dengan catatan dilakukan sewajarnya. Hal ini agar peserta didik mengetahui dengan cepat hal mana yang tepat dan yang belum tepat sehingga peserta didik dapat memperbaiki kedepannya namun tidak meninggalkan trauma karena punishment yang tidak wajar.

Contoh-contoh lain dapat diterapkan dalam meningkatkan kedisiplinan melalui teori behaviorisme ini ataupun juga teori ini dapat menumbukan sifat-sifat lain misalnya kesopanan, ketekunan, dan lainnya dengan membiasakan seseorang melakukannya dan diberi motivasi (penguatan), seperti anak yang dibiasakan mengucapkan kata terimakasih atau maaf saat melakukan sesuatu. Mengimplentasikan teori ini sangat penting dilakukan sedari dini mengingat masa golden age sangat penting. Seorang guru yang dapat memahami teori behaviorisme akan dengan mudah mengaplikasikannya pada peserta didiknya juga kedirinya agar menjadi contoh atau panutan. Untuk itu teori behaviorisme ini merupakan salah satu teori yang bisa diaplikasikan oleh guru untuk menumbuhkan kedisiplinan peserta didiknya agar peserta didik sadar akan pentingnya kedisiplinan dalam hidup. Melalui kedisiplinan, sesuatu hal yang tidak mungkin bisa mungkin dilakukan, namun hal ini tentu harus diiringi dengan kesungguhan dalam mewujudkannya. Kedisiplinan pada peserta didik bukan hanya tugas guru semata, orangtua dan lingkungan berperan penting dalam perkembangan peserta didik karena apa yang mereka lakukan akan dicontoh juga.

Sumber Referensi :

Evita Adnan, Sri Indah Pujiastuti, dkk. BUKU AJAR PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK (2SKS). Jakarta, 2021.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun