Masyarakat Padukuhan Banyumeneng selalu disibukkan dengan aktivitas mereka sebagai petani, setiap harinya mereka selalu menghabiskan waktu di lahan sawah miliknya, namun kini  masyarakat Padukuhan Banyumeneng hanya dapat menyaksikan terlantarnya lahan persawahan yang dihadapkan pada masalah serius akibat kekeringan yang melanda Padukuhan Banyumeneng. Lantas bagaimana keadaan masyarakat Padukuhan Banyumeneng? Bagaimana solusi yang dapat menyelamatkan masyarakat Padukuhan Banyumeneng dari kekeringan?Â
Artikel ini akan menggali lebih dalam tentang kesulitan yang dihadapi petani dan mimpi masyarakat Padukuhan Banyumeneng akan hadirnya Irigasi sebagai penyelamat bagi petani di saat kekeringan mendera sawah-sawah di Padukuhan Banyumeneng.
Terbengkalainya sawah masyarakat Padukuhan Banyumeneng
Terbengkalainya sawah di Padukuhan Banyumeneng membuat menurunnya produktivitas di bidang pertanian lantaran sulit untuk mendapat sumber air bagi persawahan mereka disaat musim kemarau. Satu-satunya harapan petani di Padukuhan Banyumeneng untuk menyambung kegiatan pertanian adalah menunggu jatuhnya air dari langit. Kekeringan membatasi pasokan air untuk sawah, dan petani menggantungkan harapannya pada awan yang tak kunjung memberikan hujan. Ketika sulit untuk mendapatkan air, proses penanam bibit padi pun tidak dapat dilakukan sehingga hal ini sangat merugikan bagi petani dan peternak.Â
Petani yang mengandalkan hasil pertanian sebagai sumber penghasilan utama merasakan dampak langsung dari terbengkalainya lahan persawahan mereka, mulai dari tantangan menghadapi ketidakpastian ekonomi, Â kesulitan finansial dan krisis pangan lokal. Sawah-sawah yang terlantar di Padukuhan Banyumeneng tidak hanya mencerminkan kerugian ekonomi bagi para petani, tetapi juga mengancam ketahanan pangan komunitas. Penurunan produksi pangan menciptakan krisis pangan di tingkat lokal, hal ini tentu mengancam ketahanan pangan dan gizi masyarakat Padukuhan Banyumeneng. Akibat fenomena kemarau yang panjang ini beberapa petani Padukuhan Banyumeneng terpaksa bermigrasi mencari peluang pekerjaan lain kerena terbengkalainya lahan persawahan yang membuat pertanian tidak berkelanjutan.Â
Mimpi Petani : Kehadiran Irigasi sebagai penyelamat
Sebagai masyarakat kecil di Padukuhan Banyumeneng, mereka hanya mampu bermimpi bahwa alam desanya dapat memberikan kehidupan yang makmur bagi masyarakatnya. Berpuluh - puluh tahun masyarakat Padukuhan Banyumeneng harus mengikhlaskan lahan sawahnya kering tidak terpakai saat musim kemarau menjemput. Kekhawatiran akan penghasilan seakan menjadi musibah untuk masyarakat Padukuhan Banyumeneng karena tidak dapat lagi memanfaatkan sawahnya sebagai lahan penghasilan. Ditengah - tengah kesulitan yang dihadapi masyarakat Padukuhan Banyumeneng terselip doa dan harapan akan hadirnya irigasi yang mengairi lahan persawahan masyarakat Padukuhan Banyumeneng. Kemana masyarakat harus mengadu akan kekhawatiran dan mimpinya?Â
Kehadiran sistem irigasi menjadi penyelamat dalam situasi krisis ini. Masyarakat bermimpi tentang sistem irigasi yang dapat memberikan pasokan air yang stabil sepanjang tahunnya, menjadikan pertanian lebih dapat diandalkan. Kehadiran sistem irigasi ini juga memberikan gambaran masa depan atas sawah yang lebih hijau, hasil panen yang melimpah dan meningkatkan kesejahteraan bagi para petani.Â
Melihat keadaan yang sangat sulit di Padukuhan Banyumeneng saat kekeringan melanda, kita disadarkan akan kesabaran dan keteguhan mereka dalam menghadapi kesulitan. Harapan dan mimpi masyarakat Padukuhan Banyumeneng pada akhirnya melibatkan kita semua, baik sebagai sesama anggota masyarakat maupun peran penting Pemerintah Kabupaten Kulon Progo untuk berjuang bersama menggapai mimpi-mimpi masyarakat Padukuhan Banyumeneng.Â