Mohon tunggu...
Padre Pio Wisnu Amengku Djati
Padre Pio Wisnu Amengku Djati Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Siswa SMA Kolese Kanisius Jakarta

Siswa yang sedang mencari hobi baru.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Maraknya AI di Dunia Pendidikan

2 September 2024   01:08 Diperbarui: 2 September 2024   01:43 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Belakangan ini kita banyak mendengar adanya kasus plagiasi menggunakan Artificial Intelligence (Al). Penggunaan Al tampaknya membantu orang untuk mengerjakan atau menjawab sesuatu. Al yang mash berkembang ini mulai banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Namun, penggunaan Al sebenarnya belum tentu menghasilkan jawaban yang kurat dan dapat dideteksi dengan situs web plagiasi pengecek Al. Sayangnya, banyak oknum yang menyalahgunakan Al untuk menyelesaikan tugas secara instan tanpa memedulikan isi atau kesahan hasilnya.

Penyalahgunaan Al tampaknya tidak mengecualikan dunia pendidikan. Kini, banyak pelajar yang menggunakan Al sebagal asisten mereka dalam mengerjakan tugas. Tentunya, penggunaan Al membuat hasil karya mereka menjadi tidak autentik karena bukan dibuat oleh mereka sendiri. Penyalahgunaan Al juga membuat pelajar tidak kreatif dalam mengerjakan tugasnya. 

Tak hanya pelajar, penyalahgunaan Al juga sudah merambat ke tenaga pendidikan seperti guru ataupun dosen. Pada April 2024 lalu, seorang asisten profesor bidang Ekonomi Politik Pembangunan University of Cambridge,Dr. Ilias Alami mengklaim hasil penelitiannya diplagiasi 100 persen menggunakan Al oleh akademisi Indonesia. 

Dalam cuitannya di X, Dr. Ilias Alami mengaku penelitiannya yang berjudul "Making space for the new state capitalism, part Il: Relationality, spatiotemporality and uneven development" diplagiasi dalam penelitian yang berjudul "Creating room for the emergence of state capitalism: Interconnectedness, spatial, and temporal dimension, and unequal progress" yang dibuat oleh dosen dan mahasiswa Institut Teknologi PLN Jakarta (ITPLN).

Dalam beberapa kasus, karya ilmiah yang dihasilkan melalui AI tidak terdeteksi oleh perangkat lunak plagiarisme tradisional, sehingga memberikan kesan bahwa hasil tersebut autentik, padahal tidak. Dalam kasus tertentu, AI digunakan untuk menciptakan hasil yang sepenuhnya menyerupai karya asli tanpa memberikan kredit yang layak kepada penulis asli, seperti yang dituduhkan oleh Dr. Ilias Alami.

Penyalahgunaan AI dalam pendidikan dapat dibandingkan dengan penggunaan kalkulator tanpa memahami matematika dasar. Siswa dapat memperoleh jawaban yang benar, namun mereka kehilangan kemampuan untuk berpikir kritis dan memahami proses yang mendasari jawaban tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun