Mohon tunggu...
Saprudin Padlil Syah
Saprudin Padlil Syah Mohon Tunggu... profesional -

Visit me on padlilsyah.wordpress.com I www.facebook.com/Padlil I\r\n@PadlilSyah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

UGM Pertaruhkan “Nama Besar” Demi Anggito

18 Februari 2014   04:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:43 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Setelah seorang kompasianer memposting tulisan “Anggito Abimanyu Menjiplak Artikel Orang? (OPINI-nya di KOMPAS 10 Feb 2014)” Kepada Tempo 16 Februari malam Dr. Anggito Abimayu melakukan bantahan bahwa dia tidak melakukan plagiat. Alasan yang dia ungkapan adalah bahwasannya dia salah kirim file. Linknya di sini.

Faktanya sebagaimana yang dijelaskan kompasianer “Penulis Ugm” tulisannya sama persis, bukan hanya ide dan gagasannya bahkan setiap kata, dan susunan kalimatnya sama. Kalau melihat adanya kesamaan susunan kata dan kalimat bahkan titik dan koma pun sama, maka menurut penluis 100% ini sudah terjadi penjiplakan.

Namun nyatanya Anggito mengaku tidak melakukan plagiat itu. Mungkinkah Hotbonar Sinaga yang melakukan plagiat? Kalau Anggito bisa membuktikan dengan fakta-fakta dan bukti-bukti bahwa Hotbonar lah yang melakukan plagiat atas dirinya maka ini akan menarik. Selain menarik, pernyataan bahwa dia tidak plagiat bisa lebih diterima daripada hanya sekedar salah kirim file.

Namun mungkinkah Hotbonar yang yang plagiat sedangkan tulisannya di muat di kompas tahun 2006 sedangkan tulisan Anggito dimuat di Kompas10 Februari 2014?

Respon Salah Anggito

Sudah banyak yang membahas tentang kenehan permintaan maaf Anggito yang aneh, seperti yang ditulis oleh kompasianer Sutomo Paguci dan Mas Wahyu bisa baca di sini dan di sini. Satu sisi dia mengaku tidak bersalah, tapi justru minta maaf. Minta maaf untuk apa? Justru seharusnya kalau merasa tidak bersalah seharusnya dia mensomasi kompasianer "Penulis Ugm" tadi karena dia telah melakukan fitnah dan kebohongan publik atas dirinya.

Pertaruhan UGM

Kasus Anggito ini sekarang ditangani oleh komite etik UGM, baca di sini. Bahkan menurut tempo (di sini dan di sini) menuliskan bahwa Anggito sedang menyiapkan bahan-bahan sebagai bukti bahwa ia tidak melakukan plagiat. Patut kita tunggu bagaimana sikap UGM? Apakah UGM akan sama seperti UNPAD yang menyatakan bahwa dua dosennya tidak terbukti malakukan plagiat? Beritanya bisa dibaca di sini.

Seandainya hasil dari penelaahan komite etik UGM bahwa Anggito tidak melakukan plagiat, maka ini akan menjadi gempa bumi di dunia pendidikan Indonesia. UGM akan tampak menjadi kampus yang dihuni oleh dosen-dosen dan prof-prof yang tidak mengerti kriteria karya ilmiah. Kecuali kalau kode etik bisa membuktikan bahwa yang plagiat adalah Hotbonar. Kalau alsannya hanya kesamaan ide, atau salah kutip, atau salah kirim file, itu semua tidak bisa diterima oleh akal yang sehat.

Alasan salah kirim file memang sangat lucu. Tulisan yang ia kirimkan tersebut sudah melalui editing. Proses editing membuktikan bahwa adanya kesengajaan Dr. Anggito dalam melakukan penjiplakan dari tulisan Hotbonar. Penulis berikan beberapa contoh proses editing pada beberapa kata dan kalimat sebagaimana yang di posting oleh "Penulis Ugm".


  • posisi 18 menjadi posisi ke-18
  • banjir di Sinjai, dan sekitarnya menjadi banjir di Sinjai dan sekitarnya, dan erupsi Merapi. Perlu diperhitungkan bencana akhir-akhir ini di Sinabung dan banjir di mana-mana.
  • RUUPB didesain menjadi UUPB didesain
  • Namun, sayang, RUUPB sama sekali menjadi Namun, sayang,  UU dan PP Penanggulangan Bencana sama sekali

Sisanya pemilihan kata, susunan kata, bahkan peletakan koma dan titik sama.

Kita mengandai-andai, Seandainya tulisan hasil editan itu tidak di kirim ke kompas, lantas untuk apa tulisan itu? Kan lucu kalau hanya untuk pajangan saja. Tentunya untuk dipublikasikan di tempat lain, dalam seminar mungkin atau apapun. Nah, kalau pun demikian, apakah itupun tidak disebut plagiat?

Mari kita tunggu hasil telaah dan penelitian para ahli-ahli pendidikan di UGM. Kalau ternyata mereka memutuskan Anggito tidak melakukan plagiat dengan alasan salah kirim file atau salah kutip maka tentu kita harus pertanyakan kualitas dosen-dosen UGM itu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun