Mohon tunggu...
Saprudin Padlil Syah
Saprudin Padlil Syah Mohon Tunggu... profesional -

Visit me on padlilsyah.wordpress.com I www.facebook.com/Padlil I\r\n@PadlilSyah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Fakultas Pendidikan, Fakultas Terburuk?

19 Maret 2014   03:12 Diperbarui: 4 April 2017   16:34 1030
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi/Admin (Shutterstock)

[caption id="" align="aligncenter" width="624" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] Kalau Anda berencana melanjutkan pendidikan dan tidak memikirkan tentang karier Anda ke depan, fakultas apa pun yang ada pilih tidak masalah. Namun kalau Anda juga mempertimbangkan tentang karier Anda setelah lulus kuliah, maka ada baiknya Anda memilih matang-matang fakultas yang akan Anda ambil.

Kalau Anda sekarang sedang mempertimbangkan untuk melanjutkan pendidikan di universitas atau anda mempunyai saudara yang akan melanjutkan pendidikan, maka ada baiknya Anda mempertimbangkan untuk mengeliminasi fakultas pendidikan dari daftar pilihan Anda.

Alasannya sebagai berikut:

1. Sempitnya Kesempataan Berkarier

Ketika ada kesempatan-kesempatan dibuka di beberapa lembaga negara, penulis dengan senang hati mencoba mengikuti prosesnya. Namun kesempatan itu terhenti di proses awal. Penyebabnya adalah latar belakang pendidikan penulis dari Fakultas pendidikan. Lembaga negara yang pernah penulis coba lamar adalah LIPI dan KEMLU.

Dalam pengumuman formasi yang dibutuhkan di dua lembaga negara tersebut tertera jelas ada jurusan bahasa Arab yang notabene jurusan penulis. Namun dua kali mencoba mendaftar online, jawabannya selalu sama; bahwa fakultas pendidikan tidak masuk dalam formasi yang di butuhkan. Hanya jurusan bahasa Arab dari fakultas sastra yang bisa sukses mendaftar online.

2. Lapangan Karir Fakultas Pendidikan Tidak Jelas

Di satu sisi alumni fakultas pendidikan tidak bisa berkarier di lembaga-lembaga negara lain; hanya di kementerian pendidikan atau kementerian agama. Di sisi yang lain, di kementerian pendidikan membebaskan background pendidikan apa pun berkarier di lembaganya.

Contoh sederhananya di Indonesia dari fakultas apa pun boleh menjadi guru. Namun untuk menjadi peneliti tidak boleh dari fakultas pendidikan.

Bahasa kasarnya; sudah sempit kesempatan berkarier, kesempatan yang ada jadi rebutan siapa pun.

Trik Memilih Jurusan

Kalau Anda ingin mendalami ilmu bahasa, maka ada baiknya Anda memilih jurusan bahasa fakultas sastra. Selain Anda bisa menggeluti ilmu bahasa dengan mendalam, Anda pun bisa mengambil ilmu pendidikannya ketika Anda membutuhkan. Yang dimaksud membutuhkan misalnya Anda ingin berkarier menjadi guru, maka Anda bisa mengambil pendidikan keguruan.

Atau Anda menyukai pelajaran-pelajaran eksak; matematika, fisika, biologi, kimia atau yang lainnya. Ada baiknya Anda mengambil jurusan eksak fakultas sains. Selain Anda lebih mendalam dalam kajiannya keilmuannya, Anda bisa mendapatkan ilmu pendidikan juga. Dan Anda bisa bisa berkarier lembaga mana pun di Indonesia. Berbeda dengan alumni pendidikan eksak fakultas pendidikan.

Penyebabnya

Ada beberapa kemungkinan penyebab lahirnya aturan-aturan negara yang mempersempit peluang karir alumnus fakultas pendidikan. Kemungkinan-kemungkinan itu adalah:

  1. Negara Indonesia mengerdilkan dan menyepelekan fakultas pendidikan.
  2. Para dosen, dekan dan praktisi pendidikan di fakultas pendidikan tidak mempunyai kemauan atau kemampuan untuk bargaining merumuskan aturan-aturan yang berlaku di negara Indonesia ini.
  3. Fakultas-fakultas pendidikan di Indonesia tidak bermutu. Kalau memang demikian, maka fakultas Pendidikan adalah fakultas terburuk di antara fakultas-fakultas yang ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun