Mohon tunggu...
Saprudin Padlil Syah
Saprudin Padlil Syah Mohon Tunggu... profesional -

Visit me on padlilsyah.wordpress.com I www.facebook.com/Padlil I\r\n@PadlilSyah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dilema Mengajarkan Pancasila Kepada Anak-Anak TKI

11 Maret 2014   00:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:04 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Ada rasa bangga saat penulis memperkenalkan pancasila kepada murid-muridku; anak-anak TKI di Sabah-Malaysia. Yang membuat bangga adalah setidaknya penulis turut ambil bagian dalam menularkan rasa nasionalisme dalam dada mereka. Mengenalkan kepada mereka bahwa lima dasar yang mempersatukan berbagai suku dan bermacam agama. Pancasila adalah dasar yang menjamin hak asasi setiap warga negara. Juga pancasila adalah jaminan bahwa setiap individu warga negara Indonesia akan mendapatkan keadilan.

Bagaimana tidak bangga? Yang saat pertama kali bertemu, mereka yang katanya anak-anak Indonesia lebih hafal lagu kebangsaan Malaysia dan rukun negara (5 dasar ideologi negara Malaysia) dibanding lagu Indonesia raya dan pancasila. Hari ini mereka sudah bisa menyandingkan pancasila dan rukun negara dalam hafalan mereka. Sekarang mereka sudah bisa mendendangkan lagu kebangsaan negaranya juga. Sebagai saudara sebangsa dan setanah air, tentu penulis layak berbangga.

Takut Mendapat Pertanyaan

Penulis bukan tidak setuju dengan pancasila. Penulis bangga sekali kepada para pendiri bangsa ini yang merumuskan idologi negara Indonesia. Mereka cermat bagaimana membuat dasar negara yang bisa merangkul semua agama. Mereka cerdas untuk mengingatkan para pemangku kekuasaan agar bersikap adil terhadap rakyatnya.

Namun penulis selalu dihantui ketakutan. Penulis takut mereka bertanya tentang isi pancasila. Yang penulis takutkan bukan pertanyaan isi pancasila dalam sebuah teori di atas kertas. Penulis takut mereka mempertanyakan tentang realitas pancasila dalam kehidupan sehari-sehari dalam bernegara. Tentu penulis tidak mau membohongi mereka. Penulis yakin suatu saat mereka akan tahu penyebab mereka bisa lahir dan tumbuh di negara orang lain. Penyebab mereka tidak bisa menghirup udara negaranya, tidak bisa meneguk air pengunungan negaranya dan tidak bisa menikmati kemakmuran alam negaranya.

Penulis tentu berbohong kalau saja penulis katakan bahwa pancasila sudah diamalkan dalam kehidupan bernegara. Sebagaimana kita ketahui seharusnya semua institusi negara mengamalkan pancasila. Seharusnya aturan-aturan institusi-institusi di negara Indonesia membuat aturan yang tidak bertentangan dengan pancasila. Faktanya lembaga negara saja yaitu POLRI, aturannya tidak sesuai dengan pancasila. Sebagaimana kita tahu bersama sampai sekarang aturan POLRI tidak sesuai dengan sila pertama. POLRI tidak menghargai kehidupan beragama dalam aturan berpakaian untuk wanita muslimah.

Setahu penulis seharunya pancasila menjadi dasar setiap individu dan lembaga dalam bernegara di Indonesia. Penulis tidak tahu kenapa ini terjadi? Jangan-jangan pemerintah dan pemangku kekuasaan negara ini sudah mengganti dasar negara Indonesia?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun