[caption caption="Produk Kicimpring Nyi Enok"][/caption]
Indonesia adalah miniatur surga di planet bumi ini. Kekayaan alamnya menjadi bahan untuk dikelola menjadi sumber kekayaan manusia. Salah satu daerah yang terkenal dengan kekayaan alam dan keindahannya adalah Jawa Barat. Seperti umumnya daerah-daerah di Indonesia, Jawa Barat selain kaya dengan keindahan alam dan budayanya, ia mempunyai kekayaan makanan tradiosional. Jawa Barat telah dikenal dengan kreasi dan inovasi dalam memproduksi makanan, selain itu tentunya mempunya kualitas rasa yang sangat khas.
Seringkali yang -menurut saya- makanan kampungan menjadi makanan kaum kota. Yang saya anggap makanan murahan tetapi bisa menghasilkan jutaan rupiah. Contohnya cireng. Kalau ingat cireng saya suka bernostalgia dengan masih kecil. Saya ingat sekali dengan cirengnya Bi Enah, pemilik warung gorengan depan rumah orang tua saya. Makanan dari bahan dasar tepung kanji ini membuat saya sering ketagihan. Dulu saya sering merengek ke ibu saya untuk dibuatkan cireng agar bisa makan banyak. Saat ini, ternyata cireng yang kampungan itu menjadi komoditas yang menggiurkan untuk menjadi alternative usaha. Hari ini, cireng sudah menjadi makanan lintas provinsi. Cireng yang kampungan sudah meng-Indonesia.
Salah satu makanan asal Jawa Barat lain yang sedang menggeliat dalam dunia usaha di Indonesia adalah Kicimpring. Di Sukabumi, Kicimpring ini dikenal juga E’nye’. Kicimpring merupakan makanan ringan berbahan dasar singkong. Bedanya dengan Kiripik Singkong adalah proses produksinya yang lebih rumit. Kiriping singkong, setelah diiris-iris tipis dan dibumbui langsung digoreng. Kalau Kicimpring harus diparud (dihaluskan), diberi bumbu, dicetak tipis-tipis, dikukus, dikeringkan, kemudian baru digoreng.
Kalau ngomoning kicimpring. Sebagai perantau, saat pulang ke rumah orang tua, saya sering minta dibekali kecimpring sebagai oleh-oleh. Sekarangpun, walaupun bertugas di Malaysia, oleh-oleh yang sering saya bawa untuk dibisa dicicipi oleh orang-orang sekitar adalah Kicimpring. Pilihannya jatuh ke Kicimpring, karena ternyata rasa Kicimpring itu tidak hanya nikmat bagi lidah orang jawa barat saja. Bahkan kualitas rasanya diakui orang Malaysia. Ya itung-itung mengenalkan khazanah kekayaan Indonesia.
Makanan berbahan dasar singkong ini dengan kreasi dan inovasi Nuraly Masum menjadi makanan orang-orang perkotaan. Kicimpring dikemas dengan kemasan modern, bahkan Nuraly membuat Kicimpring mempunyai berbagai pilihan rasa yang kekinian. Dengan sentuhannya, Kicimpring tidak lagi hanya menjadi komoditas orang jawa barat. Kicimpring telah berevolusi menjadi cemilan yang bisa dinikmati masyarakat Indonesia, tanpa disekat oleh daerah, suku ataupun profesi.
Kalau saja Kang Ridwan Kamil, Walkot Bandung, mengetahui ada produksi kicimpring Nyi Enok ini mungkin dia tidak akan merasa tertipu kemasan kaleng biskuit yang isinya makanan tradiosional Jawa Barat. Kang Emil bisa pesan sama Teh Atalia untuk memborong Kicimpring Nyi Enok untuk cemilannya saat bertugas sebagai wali kota Bandung.
[caption caption="Foto yang diunggah kang Emil dalam istagramnya"]
Kaya dari Kicimpring
Nuraly Masum yang punya moto “dari ngemil harus ngemilyuner” tidak main-main untuk menjadikan Kicimpring mendunia dan menjadikannya alternative dalam bidang usaha. Dia membuka perusahaan Nyi Enok Corp yang memproduksi berbagai macam makanan tradisional Jawa Barat seperti Kicimpring, Paxxet dan Kiripik Kemangi.
Dalam mengembangkan bisnisnya selain bekerjasama dengan swalayan, supermarket-supermarket, dan agen-agen di beberapa daerah, dia juga membuka peluang kemitraan dengan siapapun yang ingin dan sedang terjun dalam bisnis makanan ringan yang menjanjikan ini.