Integritas Ibu Risma (Wali Kota Surabaya) sebagai seorang pemimpin sudah menjadi buah bibir bagi masyarakat Indonesia. Penulis tidak perlu menegaskan kembali dalam tulisan ini. Semua orang mendambakan sosok pemimpin seperti beliau. Pemimpin yang memberikan bukti dengan kerja. Totalitas pengabdian sebagai pemimpin (bukan sebagai penguasa) menjadikan semua masyarakat jatuh cinta terhadapnya. Bukan hanya warga Surabaya saja, melainkan semua warga Indonesia memimpikan dipimpin orang seperti dia.
Lantas kalau memang semua rakyat cinta kepadanya, kenapa banyak kelompok yang ingin dan sedang berusaha memakzulkannya?
Karena mereka adalah kelompok yang ladang bisnis kotornya terganggu oleh kebijakan-kebijakan yang dilahir oleh Risma. Salah satu bisnis kotornya adalah lahan merampok uang negara dan sumber daya alam Indonesia untuk perut mereka, keluarga dan kelompok mereka.
Mundur, Risma Tidak Rugi
Penulis harus mengakui bahwa PDIP termasuk partai yang cerdas menilai dan mencari seorang tokoh. Jokowi dan Risma adalah bukti kecerdasan partai ini dalam meminang seorang tokoh untuk mewakili partainya. Integritas Jokowi yang membuat dirinya di elu-elukan masyarakat Indonesia. Kualitas Risma yang membuat para penjahat negara di wilayah pemerintahannya kutar-ketir bahkan mereka terpaksa bersekongkol untung “menendang” Risma walaupun beda partai dan organisasi.
Isu mundurnya Risma membuat senang “kelompok-kelompok hitam” tentunya. Namun sebaliknya membuat khawatir orang-orang baik. Kang Emil, wali kota Bandung salah seorang pemimpin negeri yang punya kualitas dan integritas tinggi, sampai mengungkapkan rasa simpatinya kepada Risma. Ia berharap Risma tidak mundur, karena bagi kang Emil, Risma termasuk seorang pigur baginya ketika di Dinas Pertamanan sebelumnya. Beritanya baca di sini.
Sebagaiamana sudah kita ketahui bersama, bahwa salah satu kelompok yang menginginkan Risma mundur adalah PDIP, partai pengusungnya. Memang tidak ada intruksi dari DPP pusat dan bukan Megawati yang melakukan perintah. Namun membiarkan anak buahnya melakukan pemakzulan terhadap Risma sedangkan PDIP pusat mengatahuinya sama dengan menyetujui apa yang dilakukan kader-kadernya di Surabaya.
Potensi Risma sebagai “alat” permainan PDIP sudah tampak semenjak awal. Bahkan puncaknya PDIP berencana dan berusaha mamakzulkan Risma di saat ia sudah menjabat sebagai walikota Surabaya. Beritanya bisa dibaca disini:
- Kader PDIP Belum 100 dukung Risma Bambang
- PDIP Memanas, Arus Bawah Tolak Risma
- DPRP Surabaya Sepakat Risma Mundur
- Dou Wisnu DPRD Surabaya Kongkalikong Lengserkan Walikota (catatan: salah satunya yang menjadi wakilnya sekarang, yang membuat isu kemundurannya kembali mencuat)
- Bambang DH: Dukungan PDIP Ke Risma Mungkin Dicabut
Kalau saja proses pemakzulan Risma terwujud, percayalah PDIP akan hancur sehancur-sehancurnya seperti partai Demokrat. Bahkan kalaupun Risma mundur tanpa terlihat proses pemakzulan, tetap saja publik terlanjur tahu sedari awal bahwa wakilnya adalah aktor dibalik pemakzulan Risma pada tahun 2011. Untuk masyarakat Indonesia, itu membuktikan bahwa PDIP memang dari awal sengaja memanfaatkan Risma untuk mendulang suara saja. Setelah tujuannya tercapai (menguasi eksekutif), maka Risma dibuang.
Untuk saat ini kemungkinan besar PDIP tidak akan menendang Risma atau bahkan sampai membiarkan Risma mundur. Resikonya besar untuk pemilu 2014 yang didepan mata. Kalau saja terjadi Risma mundur atau “dibuang” maka PDIP akan mendapatkan penghakiman dari masyarakat Indonesia sebagai partai yang jahat, partai yang dzolim, partai yang hanya memanfaatkan seorang tokoh bersih, dan partai yang tidak berpihak pada seorang pemimpin yang integritas dan kualitas sudah dirasakan orang rakyat.
Kalaupun nekad mau menendang Risma, PDIP mungkin akan membiarkan Risma mundur atau bahkan menendangnya saat tujuannya tercapai. Setelah pemilu legislative 2014. Namun beranikah PDIP membuang Risma setelah sosok sudah berada di hati masyarakat Indonesia? Perlu di ingat, banyaknya kelompok golput yang terjun untuk memilih Jokowi-Ahok bukan karena melihat partainya melainkan kualitas dan integritas kepemimpinan mereka.
Salam berpolitik bersih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H