Mohon tunggu...
Supadiyanto
Supadiyanto Mohon Tunggu... Dosen - Penulis

www.kompasiana.com/Supadiyanto Asli wong Yogya. Lahir, hidup, dan berkarya di Yogya yang istimewa. Berdomisili di dusun Sragan, Sendangmulyo, Minggir, Sleman, Yogyakarta. Hanya seorang dosen PTN/S. Pembicara berbagai forum nasional dan lokal. Kolumnis di berbagai surat kabar di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kartu ATM BRI Syariah "Error", Bikin Dagdigdug Konsumen

2 Agustus 2012   22:05 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:18 9229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1343945047143358767

[caption id="attachment_197857" align="alignleft" width="300" caption="PRODUK BANK: Kartu ATM BRI Syariah menjadi unggulan produk perbankan untuk memudahkan berbagai transaksi bagi para nasabah"][/caption] Kompasiana, Yogyakarta - Sebagai pelanggan setia BRI Syariah, saya termasuk salah satu nasabah dengan memiliki dua kartu ATM BRI Syariah sekaligus. Selama ini saya sangat puas atas pelayanan yang diberikan BRI Syariah, di mana pun berada. Namun pada Kamis Pon, 2 Agustus 2012 pukul 13.40 WIB kemarin, jantung saya dibuat dagdigdug. Soalnya ketika saya ingin melakukan penarikan tunai melalui ATM BRI di barat Pasar Kotagedhe, saya tak bisa menarik uang tunai yang saya maksudkan. Saya cuman ingin mengambil uang Rp 200 ribu untuk keperluan membeli tiket kereta api kelas bisnis. Sekali tarik, di layar ATM menunjukkan keterangan kalau transaksinya gagal. Kemudian saya ulangi sekali lagi langkah pertama tadi, dan ternyata oleh mesin pintar tersebut, dibalas lagi bahwa transaksi saya gagal. Untuk memastikan lagi kalau saat itu, sistem ICT BRI Syariah tidak ada masalah, saya coba lagi satu ATM BRI Banguntapan, yang jauhnya hanya sekitar 300 meter dari ATM BRI pertama. Saya coba tarik Rp 200 ribu, dan ternyata layar ATM lagi-lagi menjawab "transaksi Anda gagal". Lantas saya coba cek saldo saya, ternyata sudah berkurang sebanyak Rp 600.000. Padahal saya belum mendapatkan uang tunai barang seratus rupiah pun. Kontan saya langsung menuju kantor BRI Syariah yang terletak di Jalan KHA Dahlan Yogyakarta. Saya coba sekali lagi cek saldo di ATM BRI Syariah di sana, dan ternyata ATM juga tak bisa digunakan untuk transaksi. Jarum jam baru menunjukkan pukul 14.05 WIB, tapi rupanya kantor BRI Syariah sudah tutup pintu. Berarti ini tidak umum, kenapa kantor yang tutup biasanya pukul 14.30 atau 15.00 WIB, tapi hari tersebut sudah tutup lebih awal. Seorang Satpam menginformasikan memang tengah terjadi gangguan teknis pada jaringan online. Untuk memastikan, saya mencoba minta izin kepada Satpam, untuk bisa masuk dan menemui Customer Service (CS). Dan benar saja, oleh CS yang bernama mbak Annisa, memang memberitahukan bahwa tengah terjadi gangguan teknis pada jaringan online. Dan beliau memberitahukan, semuanya akan beres pada pukul 17.00 WIB. Dan bagi pelanggan yang melakukan transaksi pada saat itu, seperti saya, akan kembali ke saldo aslinya. Pada titik tersebut, saya lega mendapatkan informasi tersebut. Pukul 17.05 WIB, kembali saya coba untuk mengambil dana tunai dari ATM, ternyata tak bisa. Sebagai konsumen yang loyal pada BRI Syariah, saya tetap berprasangka baik pada sistem jaringan ICT milik BRI Syariah ini. Saya mencoba kembali ke ATM BRI yang terletak di Purbayan (Kotagedhe) pada pukul 21.34 WIB pada hari yang sama. Langkah pertama, saya ingin coba cek saldo saya terlebih dahulu. Syukurlah telah kembali lagi ke saldo aslinya. Artinya, Rp 600 ribu yang telah saya tarik, tetapi belum saya terima atau dapatkan itu, ternyata telah terdebet kembali dalam saldo saya. Alhamdulillah, saldo sudah kembali pulih sebagaimana aslinya. Lantas saya coba tarik Rp 200 ribu, dan nyatanya layar monitor menyatakan transaksinya gagal. Saya coba cek saldonya, berkurang lagi uang Rp 200 ribu. Kesimpulan saya, kalau saya lakukan hal yang serupa, berarti saya melakukan hal-hal yang sia-sia belaka. Wah bagaimana manajemen BRI Syariah dengan model begini, apakah tidak merugikan konsumen? Saya menjadi gagal membeli tiket kereta api untuk pergi ke Jakarta, jantung saya dagdigdug dan berpraduga ada sedot saldo dalam kartu ATM BRI Syariah saya. Dan tentunya, hal yang sama juga pasti dialami oleh seluruh pelanggan BRI Syariah di seluruh Nusantara, paling tidak di kawasan DIY yang melakukan transaksi via ATM (bersama) pada hari, jam dan tanggal tersebut. Sekali lagi pukul 22.55 WIB saya kontak langsung call BRIS 500-789 melalui telpon seluler. Kali ini yang menerima telpon saya adalah Bapak Leo (Jakarta), dan informasi penting yang saya peroleh adalah jaringan online memang sedang terganggu dan belum ada kepastian waktu mengenai kapan sistem dapat berjalan dengan normal. Hanya saja beliau meminta saya untuk mencoba transaksi lagi besok pagi (baca: Jumat Wage, 3 Agustus 2012). Saya berharap manajemen BRI Syariah harus segera memperbaiki sistem ICT-nya, kalau tidak kepingin ditinggalkan oleh pelanggannya. Terima kasih. Supadiyanto, Nasabah BRI Syariah (Semarang dan Yogyakarta, Dosen PTN/S di Yogyakarta d/a Sragan, Sendangmulyo, Minggir, Sleman, Yogyakarta Email: padiyanto@yahoo.com, hotline/SMS: 08179447204, website: http://www.kompasiana.com/Supadiyanto

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun